Begini Kondisi Pasar Modal RI Sejak Kembali Aktif di Era Soeharto

Konferensi pers 47 Tahun Diaktifkannya Pasar Modal Indonesia, Senin (12/8/2024). (Dokumen Fakta.com/Viona Avinda Zahran)

FAKTA.COM, Jakarta – Pasar modal Indonesia memasuki tahun ke-47 pada 10 Agustus 2024. sejak kembali aktif di era Presiden Soeharto pada 1977. Namun ternyata, pasar modal Indonesia berdiri sudah sangat lama.

"Pasar modal kita sebenarnya telah ada sejak tahun 1912, didirikan oleh pemerintah Hindia-Belanda. Namun, aktivitasnya terhenti dari tahun 1942 hingga 1977 karena berbagai faktor, termasuk transisi kekuasaan," kata Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, (KSEI), Samsul Hidayat, Senin (12/8/2024).

Mengutip website Bursa Efek Indonesia (BEI), meskipun pasar modal telah ada sejak 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan.

Bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II.

Banyak Target Belum Tercapai, BEI Siapkan Beberapa Upaya Ini

Belum lagi perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Samsul juga bilang, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menjadi salah satu tonggak penting yang memperkuat fondasi sektor ini. Sejak saat itu, Samsul menyebut, sudah banyak pencapaian yang dicatatkan.

“Hingga Agustus 2024, jumlah investor pasar modal Indonesia telah mencapai lebih dari 13,45 juta, dengan kapitalisasi pasar yang mencatat angka Rp12.300 triliun,” kata Samsul mengungkapkan.

Pada tahun ini, kapitalisasi pasar bursa sempat menyentuh rekor tertingginya Rp12.477 triliun pada 12 Juli 2024.

Selain itu, hingga Agustus 2024, rata-rata nilai transaksi harian saat ini sudah mencapai Rp11,8 triliun per hari. Angka ini meningkat lebih dari 2.000% sejak dua dekade terakhir.

Pasar Saham Catat Beberapa Rekor, Performa Keuangan BEI Malah 'Longsor'

Meski begitu, tantangan tetap ada. Ketidakstabilan ekonomi global, fluktuasi mata uang, serta perkembangan teknologi dan digitalisasi menjadi beberapa isu yang dihadapi oleh pasar modal Indonesia.

Di sisi lain, Direktur Utama BEI, Iman Rachman menyampaikan, saat ini sudah ada 934 perusahaan tercatat. Namun katanya, jumlah itu masih jauh tertinggal dari Bursa Malaysia 1.010 perusahaan dengan rata-rata bursa global mencapai 2.000 perusahaan.

Sebelumnya, BEI menargetkan bisa mencatat 1.000 perusahaan di tahun ini. Namun jika melihat pipeline yang ada, jumlahnya hanya bisa mencapai 962 perusahaan.

Sementara itu, Iman menargetkan BEI jumlah investor bertambah 2 juta orang tahun ini atau menjadi sekitar 14,1 juta. Termasuk RNTH yang ditargetkan bisa mencapai Rp12,25 triliun.

Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tengah berada di level 7.297,62 dan sempat mencapai level tertingginya sepanjang sejarah 7.433,31 pada 14 Maret 2024.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//