Banyak Target Belum Tercapai, BEI Siapkan Beberapa Upaya Ini

Direktur Utama BEI, Iman Rachman. (Dokumen Fakta.com/Issa Almawadi)

FAKTA.COM, Jakarta - Kinerja pasar modal Indonesia terus menghadapi tantangan signifikan, baik dari faktor domestik maupun global. Mulai dari pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG), rata-rata nilai transaksi harian atau RNTH, hingga indikator lainnya.

Di tingkat domestik, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi juga menjadi salah satu faktor. Selain itu, peningkatan kepemilikan asing di instrumen investasi lain seperti SBSN, SBN, SRBI, serta aset digital seperti cryptocurrency turut mempengaruhi dinamika pasar.

Menurut Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, para investor cenderung bersikap hati-hati dan menunggu kepastian terkait komposisi kabinet baru yang rencananya akan diumumkan pada pertengahan Oktober mendatang.

Sementara itu, di kancah global, kebijakan suku bunga tinggi dari The Fed membuat para investor lebih selektif dalam memilih instrumen dan negara tujuan investasi. Akibatnya, kinerja indeks pasar modal Indonesia hingga saat ini mengalami penurunan year to date, setelah hanya mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,22% dari akhir tahun lalu.

Jumlah IPO Saham Hanya Capai 62 Perusahaan?

Meski begitu, kata Iman, BEI tetap optimistis. Dengan berpedoman pada master plan Bank Indonesia, berbagai instrumen baru tengah dipertimbangkan dan direncanakan untuk diluncurkan.

"Kami sedang mempersiapkan berbagai instrumen baru yang kami harapkan dapat menambah likuiditas pasar dan meningkatkan perlindungan bagi para investor,” ungkap Iman.

Menjelang akhir tahun, BEI pun menetapkan target yang cukup ambisius. Jumlah investor ditargetkan bertambah 2 juta orang, sementara RNTH sebesar Rp12,25 triliun.

Pasar Saham Catat Beberapa Rekor, Performa Keuangan BEI Malah 'Longsor'

Sepanjang tahun ini sampai dengan 9 Agustus 2024, RNTH baru mencapai Rp11,8 triliun. Data tersebut diikuti dengan volume transaksi harian di angka 17,9 miliar saham dan frekuensi transaksi harian mencapai 1,1 juta kali transaksi.

Sementara itu, pergerakan IHSG ditutup melemah 0,22% secara year to date pada level 7.256,996 dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp12.302 triliun.

Meskipun mayoritas indikator perdagangan belum menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, terdapat rekor baru dari sisi kapitalisasi pasar yang mencapai Rp12.477 triliun pada 12 Juli 2024 yang lalu. Rekor baru lain juga tercatat dari IHSG tertinggi yang dicapai pada 14 Maret 2024 mencapai 7.433,315.

Adapun, jumlah perusahaan tercatat baru mencapai 934. Angka ini masih jauh tertinggal dari Bursa Malaysia 1.010 perusahaan dengan rata-rata bursa global mencapai 2.000 perusahaan.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//