FAKTA.COM, Jakarta - Pasar saham Indonesia tiba-tiba bergejolak. Terlihat dari penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ambrol 3,4% dalam satu hari perdagangan.
Data tersebut tertuang dalam perdagangan Senin (5/8/2024). IHSG terjun bebas dari level 7.308,12 di 2 Agustus 2024 menjadi 7.059,65.
Melihat kondisi itu, Vice President Infovesta, Wawan Hendrayana menilai, koreksi yang terjadi pada IHSG akibat adanya panic selling jangka pendek. "Meski terkoreksi cukup dalam, namun masih dalam track proyeksi akhir tahun di kisaran 7.450-7.500," kata Wawan kepada Fakta.com.
Dengan begitu, Wawan menilai, kondisi tersebut dapat dimanfaatkan untuk buy on weakness saham perbankan big caps dan konsumsi. Hal ini sesuai dengan katalis penurunan suku bunga The Fed yang diperkirakan bisa terjadi pada September hingga Desember tahun ini.
"Dan juga pilkada serentak yang diharapkan memberikan aliran money flow ke masyarakat," tuturnya.
Di sisi lain, Wawan menyarankan para investor untuk mewaspadai saham terkait komoditas dan energi yang masih akan volatile.
Dihubungi terpisah, Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Reza Priyambada menerangkan, dalam kondisi IHSG yang sedang melemah, maka semua sektor tentunya harus dihindari.
Namun, kata Reza, perlu dilihat sampai seberapa besar penurunannya, agar bisa fishing up di bottom. "Beberapa sektor yang masih menarik di antaranya banking, energi, komoditas, tekno, dan consumer," ujar Reza.
Reza pun berharap, IHSG jangan sampai di bawah 7.000. "Namun, jika psikologis pelaku pasar negatif, maka IHSG pun cenderung turun karena maraknya aksi jual," ucap Reza.
Adapun Reza menargetkan IHSG di bulan Agustus ini dalam kisaran support di 6.788-6.895 dan harapan resisten bisa balik ke 7.128-7.277.