FAKTA.COM, Jakarta - Pasar saham tanah air kembali bergairah. Salah satu tolok ukurnya adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus bergerak naik dalam tiga hari perdagangan.
Menutup perdagangan Rabu (3/7/2024), IHSG bertengger di level 7.196,75. Dengan catatan itu, IHSG sudah naik 1,88% sejak menutup perdagangan di semester I-2024 di level 7.063,58.
Jika dibandingkan posisi akhir 2023 di level 7.272,8, penurunan IHSG secara year to date pun mulai terbatas. Dari sebelumnya bisa sampai di atas 6% menjadi hanya 1,05%.
Melihat tren itu, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto menuturkan, IHSG punya ruang penguatan lebih lanjut. Bahkan, kata Rully, hingga akhir tahun bisa mencapai level 7.585.
"Prediksi tersebut didasari pertimbangan makroekonomi terkini terkait ruang penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia yang lebih terbatas dan posisi nilai tukar rupiah," kata Rully.
Terkait makroekonomi, Rully optimistis kondisi Indonesia akan positif dan memprediksi ruang penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia masih akan dipengaruhi oleh posisi nilai tukar rupiah yang semakin stabil dan potensi penurunan suku bunga acuan AS (Fed Fund Rate/FFR).
Sementara dari faktor lain, dia meyakini ketidakpastian masih sangat tinggi dan sulit memprediksi berlanjutnya ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel.
"Ketegangan geopolitik di daerah lain, lanjutnya, dapat mendorong volatilitas jangka pendek, tetapi angka permintaan global masih lemah terutama karena lemahnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok," tutur Rully.
Rully memberi catatan, volatilitas pasar saham masih cukup tinggi. Terutama ditunjukkan oleh arus keluar modal asing dari pasar modal (foreign net sell).
Total nilainya US$2,8 miliar. Dari jumlah itu, sebanyak US$2,7 miliar dalam bentuk obligasi pemerintah dan US$600 juta dalam bentuk saham dan efek ekuitas lain sejak awal tahun hingga 24 Juni 2024.
Dengan prediksi tersebut, Rully menegaskan, investor perlu lebih selektif dalam pemilihan saham berkapitalisasi pasar besar dan berfundamental kuat.
Adapun Tim Riset Mirae Asset memiliki sembilan saham pilihan (top picks). Di antaranya, ACES, ASII, BBRI, BBCA, BMRI, CPIN, MAPI, MYOR, dan TLKM.