Tertekan Bunga Acuan, IHSG Menanti Performa Emiten Semesteran

Bursa Efek Indonesia. (Dokumen Fakta.com/Issa Almawadi)

FAKTA.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai rebound setelah terus melemah dalam lima hari beruntung. Pada perdagangan Kamis (20/6/2024), IHSG melesat 1,37% ke level 6.819,32.

Mengutip data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), catatan itu tidak serta merta membuat pasar saham pulih. Pasalnya, selain IHSG masih betah di bawah level psikologis 7.000, pertumbuhan secara year to date masih minus 6,24%.

Melihat kondisi itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta berpendapat, kinerja pasar saham masih belum bergairah. Apalagi jika dilihat dari transaksi investor asing yang masih net sell.

IHSG di Antara FCA dan The Fed, Apa Iya Bisa Balik ke 7.000?

Hal tersebut, lanjut Natan, merupakan dampak dari ketidakpastian kebijakan bank sentral Amerika Serikat (The Fed). "Ketidakpastian ini bisa berdampak kepada likuiditas serta suku bunga perbankan," ujar Natan.

Dalam data BEI, akumulasi net sell asing telah mencapai Rp9,37 triliun.

Natan pun menilai, prospek pasar saham ke depan masih sulit diprediksi. Terlebih, Bank Indonesia baru saja mempertahankan tingkat bunga acuan (BI rate) di level 6,25%.

"Namun, kami meyakini dengan makroekonomi yang kuat serta stabilitas politik yang lebih kondusif dibandingkan negara lain maka kinerja pasar keuangan dan pasar saham Indonesia akan tetap kuat," kata Nafan.

Sentuh Level Terendah Baru, IHSG Makin Betah di Bawah 7.000

Selain itu, dalam waktu dekat, pasar saham Indonesia juga akan mendapat sentimen positif dari kinerja emiten secara semesteran. Untuk itu, dia merekomendasikan setidaknya 10 saham yang bisa jadi pilihan investor.

Di antaranya, BBCA, BRIS, BSDE, ELSA, INDF, KLBF, MDKA, MEDC, TBIG, dan UNVR.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//