141 Guru Honorer di Jakarta yang Diputus Kerja, Kini Kembali Mengajar

Seorang guru mengajar di kelas. (Dokumen: ANTARA/Mentari Dwi Gayati/aa)

FAKTA.COM, Jakarta – Lebih dari 100 guru honorer yang putus kerja, kini telah mengajar kembali di sekolahnya masing-masing. Nantinya para guru ini akan disebar ke instansi yang membutuhkan.

“Mereka (yang sempat diputus) hari ini sudah mulai masuk,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Budi Awaluddin saat rapat kerja dengan Komisi E DPRD Provinsi DKI di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa, (23/7/2024).

Menyoal Ratusan Guru Honorer di Jakarta Diberhentikan Sepihak

Budi mengatakan kesepakatan ini terjadi setelah pihak Dinas DKI Jakarta berdiskusi dan berunding dengan guru-guru honorer ini. Disebutkan juga bahwa para guru dikembalikan ke sekolah masing-masing dan sudah mulai mengajar mulai hari ini.

“Yang 141, kami jamin sudah aman. Yang penting membuat tenang mereka dan nyaman mereka terlebih dahulu,” kata dia.

Ke depannya, lanjut Budi, para guru yang sempat diputus kontrak, akan disebar ke sekolah-sekolah yang kekurangan guru, seperti tingkat Sekolah Dasar (SD). Saat ini, lanjut dia, ada 4 ribu guru honorer. Setiap sekolah memiliki 1-2 guru honorer.

Ilustrasi guru mengajar di kelas. (Dokumen Freepik) Ilustrasi guru mengajar di kelas. (Dokumen Freepik)


Dijelaskan bahwa rekrutmen guru honorer selama ini dilakukan oleh kepala sekolah dan tanpa melalui proses rekomendasi berjenjang ke tingkat dinas. Alasan perekrutan ini adalah kebutuhan pendidikan.

Oleh karena itu, kepala sekolah yang menerima guru honorer tanpa sepengetahuan Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan dipanggil untuk dibina dan dievaluasi.

“Kami sudah kumpulkan semua kepala sekolah agar tidak lagi mengangkat guru honorer tanpa sepengetahuan Disdik,” kata dia.

Alasan Sekolah Angkat Guru Honorer
Disdik DKI Pastikan Guru Honorer Korban Cleansing Bisa Ikuti Seleksi PPPK'

Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 112 Jakarta Barat, Mutia, berkata bahwa pengangkatan guru honorer tersebut adalah upaya untuk menjamin kebutuhan guru di sekolahnya. Banyak guru pensiun, lanjut dia.

Para murid pun tak mendapatkan pengajar yang memenuhi kriteria. Bahkan, sebelum mengangkat guru honorer, jam pelajaran selalu kosong.

“Kami sudah bersurat ke Sudin dan Dinas Pendidikan, tapi tidak ada respon. Sedangkan guru yang pensiun itu banyak. Jadi, kami terpaksa mengangkat guru honorer,” kata dia.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//