FAKTA.COM, Jakarta – Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sehingga Indonesia bisa keluar dari middle-income trap. Hal ini bisa dicapai melalui pemanfaatan bonus demografi, melanjutkan transformasi ekonomi, meningkatkan daya tarik investasi, dan membuka lebih banyak lapangan kerja.
Dalam penyusunan RAPBN 2025, Presiden Jokowi memaparkan bahwa inflasi akan dijaga pada kisaran 2,5%, dan pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 5,2%. Dengan kondisi ekonomi global yang stagnan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih bertumpu pada permintaan domestik.
Sementara itu, Anggota Komisi XI DPR RI, Kamrussamad, menekankan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan yang mampu menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi angka pengangguran serta kemiskinan.
"Konsentrasi kita tetap pada mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, di mana setiap 1% pertumbuhan ekonomi bisa menciptakan ratusan ribu lapangan pekerjaan baru," ujar Kamrussamad disiarkan TV Parlemen, Jumat (16/8/2024).
Lebih lanjut, Kamrussamad menjelaskan adanya pembentukan tim sinkronisasi APBN 2025, yang bertugas mengakomodir program-program baru yang sesuai dengan kepentingan pemerintahan mendatang.
Salah satu program yang diusulkan dalam APBN 2025 adalah program makanan bergizi, yang dirancang untuk meningkatkan gizi anak sekaligus memberdayakan UMKM dan ekonomi masyarakat di daerah.
Kamrussamad juga menyoroti pentingnya melanjutkan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai prioritas dalam APBN 2025.
"Pembangunan IKN adalah amanat undang-undang. Kita memiliki waktu 23 tahun sejak 2022 hingga 2045 untuk mengoperasionalkan IKN. Oleh karena itu, kita harus melihat tantangan ekonomi untuk keberlanjutan pembangunan IKN," jelasnya.
Kamrussamad menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tetap menjadi prioritas utama, mengingat dampaknya yang besar dalam mengurangi angka pengangguran.