Fakta.com
    !
FOCUS
FOCUS
Fakta.com
Politik
Politik
Update
Update
Hukum
Hukum
Daerah
Daerah
Ekonomi
Ekonomi
Pangea
Pangea
Teknologi
Teknologi
Humaniora
Humaniora
Memoar
Memoar
Data
Data
Infografik
Infografik
Tematik
Tematik
Program
Program
Survey
Survey
Flash Video
Chicken Skin
Paradox
Roots
Ytta
Spotlight
  • ●

    Tentang Kami
  • ●

    Redaksi
  • ●

    Pedoman Media Siber
  • ●

    Kode Etik Jurnalistik
  • ●

    Terms of Service
  • ●

    Disclaimer
  • ●

    Kerjasama
  • ●

    Bergabung di Fakta?
Fakta
Politik
Politik
Update
Update
Hukum
Hukum
Daerah
Daerah
Ekonomi
Ekonomi
Pangea
Pangea
Teknologi
Teknologi
Humaniora
Humaniora
Memoar
Memoar
Data
Data
Infografik
Infografik
Tematik
Tematik
Program
Program
Survey
Survey
Flash Video
Chicken Skin
Paradox
Roots
Ytta
Spotlight
  • ●

    Tentang Kami
  • ●

    Redaksi
  • ●

    Pedoman Media Siber
  • ●

    Kode Etik Jurnalistik
  • ●

    Terms of Service
  • ●

    Disclaimer
  • ●

    Kerjasama
  • ●

    Bergabung di Fakta?
Interactive
Games
Video
Log In
ads
ads
  1. Home
  2. edukasi
  3. Mandar Aldabra <i>Comeback</i>...

Mandar Aldabra Comeback setelah Punah 136 Ribu Tahun yang Lalu

Mandar aldabra. (Dokumen Wikimedia)

Mandar aldabra. (Dokumen Wikimedia)

Google News Image

FAKTA.COM, Jakarta – Burung mandar aldabra comeback setelah punah 136 ribu tahun yang lalu. Kini, burung itu telah berevolusi sebanyak dua kali menjadi hewan yang tidak bisa terbang.

Dikutip dari Live Science, Rabu (7/2/2024), sejatinya, hewan bernama latin Dyolimnas cuvieri aldabranus itu dinyatakan punah sejak 136 ribu tahun yang lalu. Menurut jurnal Zoological Journal of the Linnean Society yang terbit pada 2019, spesies ini tinggal di atol Aldabra—sebuah atol karang lepas di pantai tenggara Afrika.

Jurnal itu meneliti catatan fosil mandar di Aldabra dan menemukan fungsi bahwa pemakan serangga ada sebelum gelombang laut yang menyapu kawasan itu pada ratusan ribu tahun yang lalu.

Mengenal Badak Sumatera, `Si Bongsor` yang Kini Terancam Punah

“Peristiwa ini menyebabkan pergantian fauna yang hampir menyeluruh,” ujar sang penulis, Julian Hume.

Ahli paleontologi di National History Museum London itu menyebut gelombang itu menyebabkan genangan yang berlangsung hingga 118 ribu tahun lalu. Alhasil, bencana itu membuat subspesies mandar punah.

Burung mandar aldabra bersama kura-kura raksasa. (Dokumen National History Museum)

Burung mandar aldabra bersama kura-kura raksasa. (Dokumen National History Museum)


Namun, Keajaiban Terjadi

Ketika atol itu kembali muncul, mandar Aldabar berleher putih—dan bisa terbang—kembali menghuni daerah itu berevolusi menjadi hewan yang tidak bisa terbang. Hal ini terlihat dari fosil kaki mandar yang umurnya sekitar 100 ribu tahun.

Dari fosil ini, diperkirakan nenek moyang mandar aldabra lebih berat dan lebih kuat. Ini membuktikan biantang itu semakin berat dan kehilangan kemampuan untuk terbang.

Ketidakmampuan untuk terbang menjadi nilai plus untuk hidup di atol Aldabra. Burung itu bertelur di tanah dan punya kaki yang kuat untuk berlari. Mandar ini bisa berlari setelah menetas. Kemampuan itu membantu mereka untuk bertahan hidup.

Ikan Pari Jawa Resmi Punah

“Hal terakhir yang berkembang pada mandar adalag otot dada dan otot sayap,” tulis Hume.

Karena kehilangan kemampuan untuk terbang, burung seukuran ayam itu sudah berevolusi sebanyak dua kali—disebut evolusi berulang. Evolusi berulang adalah suatu spesies yang dinyatakan punah. Kemudian muncul spesies yang lain dan mengembangkan sifat yang sama hingga sama dengan yang sudah punah.

“Tak ada kasus lain yang saya temukan tentang hal ini. Kamu punya catatan tentang spesies burung yang sama dan tidak terbang sebanyak dua kali,” kata Hume.

Dia menyatakan bahwa dua spesies berbeda yang berkoloni dan tidak bisa terbang itu berasal dari nenek moyang yang sama.

Bagikan:
mandar aldabraedukasifaunasains
Loading...
ADS

Update News

Trending