Mengapa Feses Bisa Berbau Busuk?

Seorang wanita menutup hidung. (Dokumen Freepik)
FAKTA.COM, Jakarta – Tinja atau feses merupakan sisa pencernaan dari zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh. Kotoran ini mengeluarkan bau yang tak sedap.
Mengapa feses sering berbau tidak sedap?
Dikutip dari Live Science, Selasa (9/1/2024), pakar menilai bakteri menyebabkan tinja berbau feses. Bakteri mengeluarkan senyawa-senyawa, seperti skatole dan itulah yang membuat kotoran berbau tidak sedap.
“Sakah satu senyawa di tinja yang menyebabkan bau busuk,” kata profesor klinis dan direktur dietetika Universitas Georgia, Emma Laing, kepada Live Science.
Menurut Laing, bakteri tersebut menghasilkan senyawa ketika memecah asam amino L-triptofan di saluran pencernaan.
Sekadar informasi, ada lebih dari 10 ribu spesies mikroba di manusia dan lebih banyak sel bakteri dibandingkan sel manusia. Mikroorganisme ini penting untuk pencernaan dan sebagian besar menyebabkan bau busuk pada feses.
“Bakteri yang berbeda mengeluarkan gas yang berbeda, bergantung kepada zat yang diurainyaa. Bakteri di pencernaan dan mulut berkontribusi pada proses ini,” kata dia.
Makanan dan Minuman Ini Membuat Feses Berbau Lebih Busuk
Laing mengatakan faktor makanan berpengaruh terhadap bau kotoran. Misalnya, alkohol dan gula bisa membuat kotoran berbau sangat busuk. Begitu juga dengan makanan yang mengandung sulfat, seperti telur, kol, daging, dan bawang bombai. Makanan-makanan ini berkontribusi pada produksi gas belerang yang baunya seperti telur busuk.
Pakar gizi klinis dari UCLA Health, Shelby Yaceczko, mengatakan makanan olahan dan bergula susah untuk dicerna. Yaceczko, kepada Live Science, mengatakan hal ini membuat bakteri lebih banyak menghasilkan gas dan kotoran menjadi lebih bau.
“Mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang besar bisa menghasilkan tinja yang lebih berbau,” kata Laing.
Feses Berbau Sangat Busuk Bisa Jadi Tanda Penyakit
Jika ada perubahan atau bau tinja menjadi lebih bau, kata dia, kemungkinan besar penyebabnya adalah perubahan pola makan atau pengobatan. Proses pencernaan pada akhirnya akan menyesuaikan diri dan bau busuk akan bersifat sementara.
Akan tetapi, jika baunya tidak kunjung hilang, bisa jadi itu pertanda masalah kesehatan yang serius. Penyakit malabsorpsi seperti radang usus, misalnya, akan menghalangi tubuh untuk mencerna dan menyerap nutrisi. Penyakit itu menyebabkan bau busuk secara terus-menerus.
Infeksi virus atau bakteri di usus juga bisa menjadi penyebabnya. Yaceczko mengatakan gangguan motilitas yang menyebabkan pengosongan saluran pencernaan lebih lambat daripada biasanya, bisa membuat kotoran berfermentasi lebih lama.
“Bisa meningkatkan bau busuk,” kata dia.
Jika kotoran berbau busuk ini terus berlanjut dan disertai dengan gejala lainnya seperti diare atau darah di tinja, Laing menyarankan untuk segera pergi ke dokter.