Fakta.com
    !
FOCUS
FOCUS
Fakta.com
Politik
Politik
Update
Update
Hukum
Hukum
Daerah
Daerah
Ekonomi
Ekonomi
Pangea
Pangea
Teknologi
Teknologi
Humaniora
Humaniora
Memoar
Memoar
Data
Data
Infografik
Infografik
Tematik
Tematik
Program
Program
Survey
Survey
Flash Video
Chicken Skin
Paradox
Roots
Ytta
Spotlight
  • ●

    Tentang Kami
  • ●

    Redaksi
  • ●

    Pedoman Media Siber
  • ●

    Kode Etik Jurnalistik
  • ●

    Terms of Service
  • ●

    Disclaimer
  • ●

    Kerjasama
  • ●

    Bergabung di Fakta?
Fakta
Politik
Politik
Update
Update
Hukum
Hukum
Daerah
Daerah
Ekonomi
Ekonomi
Pangea
Pangea
Teknologi
Teknologi
Humaniora
Humaniora
Memoar
Memoar
Data
Data
Infografik
Infografik
Tematik
Tematik
Program
Program
Survey
Survey
Flash Video
Chicken Skin
Paradox
Roots
Ytta
Spotlight
  • ●

    Tentang Kami
  • ●

    Redaksi
  • ●

    Pedoman Media Siber
  • ●

    Kode Etik Jurnalistik
  • ●

    Terms of Service
  • ●

    Disclaimer
  • ●

    Kerjasama
  • ●

    Bergabung di Fakta?
Interactive
Games
Video
Log In
ads
ads

Peringatan dari Gempa Sumedang, Mesti Siaga saat Bencana Datang

Ilustrasi. (Dokumen Fakta.com/Putut Pramudiko)

Ilustrasi. (Dokumen Fakta.com/Putut Pramudiko)

Google News Image

FAKTA.COM, Jakarta - Gempa bumi yang terjadi di penghujung 2023 serta awal tahun 2024 di Sumedang, Jawa Barat mengingatkan kita akan tingkat kerawanan terjadinya bencana di Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat pun selalu diminta tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaannya.

Sejak Minggu (31/1/2023) Pukul 14.35 WIB hingga Senin (1/1/2024), sedikitnya telah terjadi lima kali gempa bumi di Sumedang. Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, namun kejadian ini telah berdampak pada 11 orang luka-luka dan 203 bangunan rusak berat.

BNPB Siapkan Rp350 Juta untuk Warga Pascagempa Sumedang

"Sebanyak dua orang di antaranya dirawat di RSUD Sumedang dan RS Santosa Bandung. Saya berharap tidak ada lagi gempa susulan sehingga kami bisa fokus untuk menyelesaikan persoalan ini," kata Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman dalam keterangan resminya dikutip Selasa (2/1/2024).

View this post on Instagram

A post shared by BPBD Sumedang (@bpbdsumedang)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPBD) juga telah menerjunkan tim gabungan, mengevakuasi korban, serta membangunan tenda darurat. Tim tersebut akan bekerja selama tujuh hari, sesuai periode masa tanggap darurat yang ditetapkan oleh Pemkab Sumedang.

Kepala BNPB, Suharyanto mengatakan, pihaknya siap memberikan dukungan bagi para warga yang rumahnya tidak bisa ditempati kembali akibat gempa. Dia mengatakan, "Rumah yang rusak sedang, ringan maupun berat ini nanti apakah diperbaiki atau digeser."

Hati-hati meski gempa tak besar

Kendati gempa bumi yang terjadi di Sumedang tidak terlalu besar atau di bawah 5,0 magnitudo. Namun, guncangannya cukup terasa sehingga mampu merusak ratusan rumah.

Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr Irwan Meilano mengatakan, pihaknya akan mengkaji pemicu gempa bumi akibat adanya aktivitas Sesar Cileunyi-Tanjungsar tersebut. Pasalnya, meskipun kekuatan gempa yang tidak terlalu besar, namun dapat menimbulkan dampak kerusakan yang signifikan.

Gempa M 7,6 Guncang Jepang: Picu Tsunami, 24 Orang Meninggal Dunia

Dia mengatakan,"Terdapat tiga hal yang menjadi concern. Pertama, ternyata ada sumber gempa yang tidak terlalu besar dari Magnitudo-nya, namun ternyata cukup dangkal kedalamannya."

Jangan Langsung Keluar Ruangan saat Terjadi Gempa!

Selanjutnya, ITB juga akan melihat karakteristik lapisan tanah di Jawa Barat yang mempunyai berbagai produk vulkanik, sehingga punya pengaruh untuk meningkatkan guncangan gempa. Ketiga, geografis wilayah semisal kepadatan bangunan yang juga berpotensi menimbulkan banyak kerusakan saat terjadi bencana.

"Masyarakat harus mewaspadai potensi bencana gempa yang walaupun kekuatannya tidak terlalu besar, namun tetap dapat menimbulkan dampak kerusakan," ujar Irwan.

Bencana sepanjang 2023

BNPB mencatat, sedikitnya terdapat 4.900 bencana di sepanjang tahun 2023 atau menjelangan pergantian tahun. Musibah terbesar justru lebih banyak terjadi dalam tiga bulan belakangan.

Sejatinya, bencana yang terjadi tidak hanya disebabkan pengaruh lingkungan atau kondisi alam. Tapi, faktor kelalaian manusia juga turut mendorong hadirnya bencana, di antaranya banjir dan longor akibat penebangan liar atau bencana kebakaran.

Sejak 1 Januari hingga 29 Desember 2023, bencana kebakaran hutan dan lahan merupakan musibah yang terbanyak terjadi, yakni mencapai 1.802 kasus. Selain itu, terjadi juga bencana banjir, longsor, gempa bumi serta letusan gunung berapi.

Gempa, 68 Rumah di Bogor dan Sukabumi Rusak

Dari serentetan bencana tersebut, jumlah korban meninggal mencapai 261 jiwa. Sedangkan 33 jiwa dinyatakan hilang, serta 5.761 orang luka-luka.

Sementara itu, BNPB juga telah melakukan persiapan selama menghadapi siaga bencana pada masa Libur Natal dan Tahun Baru 2024. BNPB bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mendirikan posko siaga sejumlah wilayah.

Suharyanto mengatakan, "Silakan kepada BPBD untuk mengajukan bantuan siaga darurat seperti perlengkapan bahkan anggaran. Untuk persiapan banjir bisa mengajukan pompa atau perahu karet atau perahu fiberglass, kalau bisa besok sudah masuk."

Bagikan:
mitigasi bencana alamlongsorbencana kekeringankebakaran lahangempa bumibanjir
Loading...
ADS

Update News

  1. Home
  2. data
  3. Peringatan dari Gempa Sumedang...

Trending