FAKTA.COM, Jakarta – Di dunia cryptocurrency ada banyak istilah yang sebaiknya dipahami oleh investor. Salah satunya adalah istilah to the moon.
Istilah ini sering kita temui di media sosial dan sering digambarkan dengan emoji roket yang sedang meluncur.
Berdasarkan penelusuran FAKTA.COM dari berbagai sumber, Selasa (26/9/2023), istilah to the moon ini berarti meroket. Istilah tersebut menggambarkan keadaan aset kripto yang harganya naik tinggi, baik nilai maupun penjualan. Bahkan, aset ini mencetak harga tertinggi atau all high time (ATH).
Istilah to the moon ini berawal dari tahun 2017, yaitu “Bitcoin to the moon”. Saat itu, bitcoin sedang naik daun. Investor, pedagang, dan media pun ramai memberitakan harga bitcoin dan pasar crypto yang meningkat.
Seiring dengan berjalannya waktu, istilah tersebut tidak hanya menggambarkan harga bitcoin, tetapi juga aset kripto lainnya. Misalnya, harga Dogecoin (DOGE) dan Ethereum (ETH) yang meroket pada 2021. Harga DOGE naik dari US$0,01 ke US$0,70 pada Mei 2021. Harga ETH pun juga melambung dari U$1.000 ke US$5.000 sepanjang Januari-Oktober 2021.
Kala itu, banyak easy money beredar dan sebagian besar dana tersebut dialokasikan ke pasar saham dan kripto. Kemudian, pada akhir 2021, di pasar kripto, bitcoin mencetak rekor sebagai aset termahal, yaitu US$69 ribu (Rp1,07 miliar) dan diikuti oleh ETH US$4.800 (Rp74,18 juta).