Thailand Ancam Tutup Facebook Gara-gara Iklan Penipuan Crypto

Dokumen Pixabay

FAKTA.COM, Jakarta – Thailand mengancam akan menutup Facebook. Hal ini dilakukan jika Facebook tidak menindak iklan penipuan investasi yang lalu-lalang di platform media itu.

Melansir Cointelegraph, Selasa (22/8/2023), Kementerian Digital Ekonomi dan Sosial (Ministry of Digital Economics and Society/MDEs) menyebut ada 200.000 orang yang menjadi korban penipuan. Menurut kementerian ini, modus yang digunakan bermacam-macam, mulai dari penipuan crypto, investasi bodong, sampai memalsukan instansi pemerintah, seperti Komisi Sekuritas dan Bursa.

Lakukan 4 Langkah Ini Sebelum Investasi Kripto

Menurut MDES, investasi crypto dan trading menjadi modus yang paling sering dipakai penipu. Beberapa iklan juga menggunakan wajah selebritis dan figur terkenal untuk menjerat korban. Para penipu menawarkan keuntungan harian hingga 30 persen di skema investasinya.

Menteri MDES, Chaiwut Thanakamanusorn, telah membicarakan hal ini dengan Facebook. Bahkan, kementerian pun sudah melayangkan surat ke Meta—induk Facebook. Tapi, perusahaan beralasan gagal menyaring iklan.

Kini, MDES sedang mengumpulkan bukti tentang iklan penipuan crypto. Menurut mereka, jumlah iklan yang ber-sliwer-an 5.300 konten.

Dirikan Bursa Kripto, Bappebti Pastikan Jaminan Hukum dan Perlindungan Pelanggan

Lalu, pada akhir bulan, Thanakamanusorn akan meminta pengadilan menutup akses Facebook selama tujuh hari.

Kementerian juga mengimbau masyarakat tentang modus penipuan crypto. Konsumen, kata mereka, seharusnya waspada dengan iming-iming keuntungan yang tinggi dan investasi yang menampilkan tokoh ternama, apalagi imbal hasilnya diberikan dalam waktu yang singkat.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//