Unik, Kereta Jet Uni Soviet Pakai Mesin Pesawat
Kereta unik dari Uni Soviet. (Sumber: itshistoria.com)
FAKTA.COM, Jakarta – Pernahkah kamu mendengar kereta jet Uni Soviet? Kendaraan "futuristik" ini unik banget karena punya mesin di atap kereta.
Mengutip Metro.co.uk, Rabu (7/2/2024), hal ini berawal dari seorang insinyur asal Amerika, Don Wetzel, menerima tantangan pada 1966. Yaitu, membuat kereta api yang lebih cepat, aman, dan cepat. Dia memberikan solusi, yaitu menempatkan mesin jet di atap kereta.
“Istri saya adalah seniman. Dia yang membuat (desain kereta) ramping,” kata Wetzel kepada GE Reports.
Mengapa Ada Mesin Pesawat di Atap?
Aslinya, kata dia, mesin itu diletakkan di bagian belakang kereta, tapi dipindah ke atas. Sang istri, lanjut Wetzel, berkata mobil akan terlihat lebih baik jika mesinnya ada di depan.
Dia juga mengutip sebuah legenda tentang pilot. Dikatakan bahwa pesawat yang terlihat bagus biasanya bisa terbang dengan baik.
“Kami merasa kereta jet yang terlihat bagus akan berjalan dengan baik,” kata Wetzel.
Penampakan kereta jet Uni Soviet. (Dokumen Wikimedia)
Cari Alternatif
Setelah melihat kereta bertenaga jet di Amerika, para insinyur Soviet mencari alternatif. Mereka menciptakan kereta sendiri pada 1970. Mereka menggunakan gerbong kereta biasa dan memasang mesin pesawat di atas, seperti yang dilakukan oleh Wetzel.
Kereta yang masih dalam uji coba itu memiliki kinerja yang baik. Kendaraan unik itu bisa melaju hingga 320 km per jam. Angkutan itu dioperasikan di jalurnya selama beberapa tahun.
Kereta Ini Terbengkalai
Saat Uni Soviet mulai runtuh, proyek kereta jet itu pun batal. Kereta ini ditempatkan di halaman pabrik Kalininsky, St. Petersburg, Rusia.
Meskipun bisa melaju dengan kecepatan tinggi, kereta jet mendapatkan keluhan-keluhan, yaitu suara mesin yang menderu keras dan biaya operasional yang tinggi.
Setelah puluhan tahun tidak digunakan, kereta jet Uni Soviet ditempatkan di luar Tver Carriage Works, utara Moskow, Rusia. Kereta yang kini berkarat, menjadi monumen peringatan teknologi Uni Soviet.