FAKTA.COM, Jakarta - Hasil investasi industri asuransi jiwa, masih tak memuaskan. Pada semester I-2024, nilainya hanya Rp12,32 triliun atau turun 26,4%.
Menurut Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Budi Tampubolon, catatan itu tak lepas dari perfoma pasar modal tanah air.
“Penurunan ini tentunya tidak terlepas dari pengaruh kondisi ekonomi terutama saat arus investasi di pasar modal tertekan. Hal ini terlihat dari pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang turun sejak awal tahun,” kata Budi dikutip Antara, Rabu (28/8/2024).
Catatan itu pun berdampak pada total pendapatan para pelaku industri asuransi jiwa pada semester I-2024 yang turun 1,9% yoy menjadi Rp105,25 triliun.
Lantas, seberapa besar sebenarnya nilai investasi asuransi jiwa di pasar modal?
Mengutip data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Mei 2024, penempatan investasi asuransi jiwa di pasar modal terdiri dari saham, obligasi korporasi, surat berharga negara (SBN), reksa dana, EBA, DIRE, hingga obligasi daerah.
Dari daftar itu, porsi paling besar ada di SBN. Total nilainya Rp186,25 triliun atau setara 36,36% dari total investasi Rp512,29 triliun.
Selain itu, porsi terbesar lainnya ada di saham dengan nilai Rp128,09 triliun atau 25% dari total investasi. Adapun nilai investasi paling besar lainnya mengalir ke reksa dana Rp72,13 triliun atau punya porsi 14,08%.
Di sisi lain, total pendapatan premi industri asuransi jiwa nasional tumbuh 2,6% (yoy) menjadi Rp88,49 triliun.
“Sejak awal tahun hingga Juni 2024, kami melihat adanya sinyal positif pertumbuhan industri asuransi jiwa. Ini jadi kekuatan modal bagi kami untuk semakin memperkuat strategi bisnis di sisa tahun ini,” ujar Budi.
Adapun berdasarkan jenis produk, Budi menjelaskan bahwa pendapatan premi dari produk asuransi jiwa tradisional tercatat sebesar Rp51,81 triliun atau naik 18,6% yoy.
Sedangkan pendapatan premi dari produk asuransi jiwa "unit link" atau disebut juga produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) tercatat sebesar Rp36,68 triliun, turun 13,8% yoy.