Wow, Analis Ini Perkirakan IHSG Menuju 8.000

Ilustrasi pergerakan saham. (Dokumen Fakta.com/Putut Pramudiko)
FAKTA.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diyakini akan terus naik hingga akhir tahun. Kenaikan IHSG diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang positif seiring dengan potensi penurunan suku bunga oleh The Fed.
Head of Investment Nawasena Abhipraya Investama, Kiswoyo Adijoe, menyatakan keyakinannya terhadap pergerakan IHSG yang mencerminkan kondisi ekonomi enam bulan ke depan.
"IHSG ini adalah gambaran ekonomi kita di 6 bulan ke depan. Jika ekonominya tumbuh, maka IHSG akan naik dulu, sama seperti di negara lain,” ujar Kiswoyo kepada Fakta.com.
Ia menambahkan, faktor pendukung seperti peningkatan konsumsi jelang Pilkada yang akan meningkatkan transaksi konsumsi dan potensi penurunan suku bunga oleh The Fed pada September menjadi alasan utama optimisme tersebut.
Sementara itu, Analis Teknikal dari WH Project, William Hartanto, mencatat sebanyak 362 saham menguat, 195 saham melemah, dan 227 saham tidak mengalami perubahan harga pada perdagangan Selasa (20/8/2024) dengan nilai transaksi mencapai Rp19,38 triliun di seluruh pasar (all market).
"IHSG seperti sedang kejar target menuju 8.000. Memang, level tersebut tidak sulit untuk dicapai dan tidak perlu menunggu sampai akhir tahun jika IHSG menguat 50 hingga 100 poin per hari," tulis laporan William.
Pasar juga menunjukkan euforia dengan terjadinya net buy asing sebesar Rp1,8 triliun dan nilai transaksi yang mencapai Rp19 triliun yang memperkuat posisi IHSG dan diprediksi masih akan terus naik. Namun, William juga mengingatkan adanya potensi pelemahan awal pada perdagangan hari ini, Rabu (21/8/2024).
"Pergerakan hari ini mungkin dibuka dengan pelemahan terlebih dahulu karena aksi profit taking yang umum terjadi saat IHSG berada di level resistance terakhir," jelas laporan William.
Sebagai informasi, saham-saham big caps perbankan seperti BBCA BMRI BBRI BBNI pun ikut mendorong IHSG untuk melanjutkan penguatannya. Tidak lupa dengan adanya sentimen yang ditunggu-tunggu dalam waktu dekat ini, yaitu potensi rate cut yang bisa mendongkrak sektor properti.