Indonesia Ajak Kolaborasi Internasional untuk Percepat Transisi Energi Terbarukan
Pembukaan Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) di Jakarta, Selasa (10/9/2024). (FAKTA/ Aria Indra Darmawan)
FAKTA.COM, Jakarta - Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk mempercepat transisi menuju energi terbarukan demi mencapai target emisi nol bersih.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi menyampaikan bahwa potensi energi terbarukan di Indonesia sangat besar, namun pemanfaatannya masih tergolong rendah.
"Saat ini, kami baru memanfaatkan sekitar 0,3% dari potensi energi terbarukan sebesar 3,6 terawatt. Peluang besar ini memerlukan kolaborasi internasional,” ungkap Eniya dalam Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) di Jakarta, Selasa (10/9/2024).
Eniya juga menjelaskan, pemerintah sedang mengembangkan sejumlah program energi surya, mulai dari panel surya atap, PV (panel photovoltaic) skala besar di tanah, hingga PV terapung. Regulasi baru terkait PV atap sudah diterbitkan untuk mendorong lebih banyak investasi di sektor ini.
Tak hanya tenaga surya, Indonesia juga memiliki potensi besar di sektor energi angin dengan kapasitas hingga 155 gigawatt. Namun, saat ini baru terdapat proyek di Sitra dan Jeneponto, Sulawesi Selatan.
"Kami ingin mempercepat pengembangan energi angin di darat dan lepas pantai," ujarnya.
Indonesia juga berencana mempercepat pemanfaatan panas bumi. Dalam waktu dekat, Eniya menyampaikan bahwa proyek panas bumi di tujuh hingga delapan lokasi baru akan segera diluncurkan.
“Kami telah mempelajari teknologi dari Jerman, dan panas bumi akan menjadi bagian penting dari strategi energi terbarukan kami,” jelasnya.
Eniya juga menekankan pentingnya kolaborasi internasional untuk mendukung transisi energi di Indonesia.
“Proyek-proyek ini memerlukan investasi besar. Kami mengundang pihak internasional untuk terlibat dalam upaya memanfaatkan potensi energi terbarukan di Indonesia,” tutupnya.