Fakta.com

La Nina Sebabkan Musim Kemarau Lebih Pendek

Peneliti BRIN menyebut fenomena La Nina menyebabkan musim kemarau menjadi lebih pendek. (Dokumen ANTARA/HO-Shutterstock)

Peneliti BRIN menyebut fenomena La Nina menyebabkan musim kemarau menjadi lebih pendek. (Dokumen ANTARA/HO-Shutterstock)

FAKTA.COM, Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menilai dampak fenomena La Nina sudah mulai terasa. Fenomena ini bisa mencapai puncak pada Oktober-November 2024.

Peneliti BRIN, Eddy Hermawan, mengatakan eksistensi La Nina belum terlihat pada bulan ini. Akan tetapi, dampaknya sudah terlihat dan membuat musim kemarau menjadi lebih pendek.

“Kita sekarang merasakan langit sering mendung dan turun hujan gerimis,” kata Eddy Hermawan, di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa (9/7/2024).

Sekadar informasi, La Nina merupakan fenomena pola iklim berulang yang melibatkan perubahan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik.

Selama La Nina berlangsung, suku permukaan laut di sepanjang timur dan tengah Samudra Pasifik turun 3-5 derajat Celsius dari suhu normal.

Suhu permukaan laut yang mendingin, mengurangi pertumbuhan awan hujan di bagian timur dan Samudra Pasifik, kemudian meningkatkan curah hujan di daerah khatulistiwa, seperti Indonesia.

Eddy berkata, fenomena La Lina diperkirakan akan berlangsung hingga akhir Februari atau awal Maret 2025. Kemunculannya akan membuat puncak kemarau di Indonesia cenderung basah. Puncak kemarau di Indonesia akan terjadi pada Agustus dan September 2024.

“Puncaknya kemarau pada Agustus dan September akan diimbangi dengan mulai menguatnya La Nina pada saat itu. Jadi, tidak ada efek kemarau yang panas,” kata dia.

Dampak La Nina

Eddy mengatakan ada beberapa dampak fenomena La Nina. Misalnya, limpahan air berlebihan ke lahan-lahan pertanian. Ini bisa mengakibatkan lahan pertanian terendam banjir dan bisa berpengaruh kepada produksi pangan.

Fenomena alam ini juga bisa memicu awan-awan besar yang berpotensi menganggu aktivitas penerbangan.

“Banyak efek yang ditimbulkan. Kalau ingin bepergian, harus bebas dari awan-awan besar karena La Nina menyebabkan awan besar gagal meninggalkan Indonesia,” kata dia.

fenomena la nina
la nina
musim kemarau
lingkungan