Jadi Fokus Pemerintahan Baru, Mengenal Penyakit TBC dan Pemicunya

Ilustrasi batuk. Freepik
FAKTA.COM, Jakarta - Kementerian Kesehatan di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto menjadikan penanganan tuberkulosis (TBC) sebagai salah satu fokus pemerintah.
Indonesia diketahui menjadi negara kedua, setelah India, dengan beban kasus TBC tertinggi di dunia, menurut laporan Global TB Report 2023 yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
TBC saat ini merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian tertinggi yang disebabkan oleh mikroorganisme penyebab infeksi yakni bakteri. Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan, Senin (21/10/2024) disebutkan, TBC menjadi salah satu masalah kesehatan yang menyerang semua siklus hidup manusia mulai dari bayi dan balita, anak-anak, remaja, usia produktif, dan lansia.
Perkiraan jumlah kasus TBC di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 969.000 atau 354 per 100.000 penduduk, dengan kasus TBC-HIV sebesar 22.000 kasus per tahun atau 8,1 per 100.000 penduduk, menurut data Kemenkes.
Bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menjadi penyebab Tuberkulosis dapat menyebar ketika pasien TBC paru BTA positif batuk atau bersin.
Bakteri akan menyebar melalui percikan dahak di udara atau droplet dahak pasien. Apabila seseorang dinyatakan telah terinfeksi TBC, maka perlu diobati dengan mengonsumsi obat secara teratur dalam kurun waktu 6 bulan.
Penyebab Kejadian TBC
1. Kurangnya informasi mengenai TBC
Seseorang dengan pengetahuan yang kurang baik dan kurangnya informasi kesehatan penyakit TBC akan rentan terkena penyakit ini.
2. Umur
Semakin bertambahnya usia seseorang, maka semakin menurun pula sistem kekebalan tubuhnya.
3. Merokok
Asap rokok sangat berbahaya karena 5 kali lebih banyak mengandung karbon monoksida (CO) dan 4 kali lebih banyak mengandung tar dan nikotin.
Apabila asap ini dihirup oleh perokok pasif, maka racun dapat masuk ke paru-paru dan mempengaruhi respons kekebalan tubuh, sehingga rentan terinfeksi bakteri tuberculosis.
4. Kepadatan Hunian
Jika terdapat penderita TBC di tempat dengan kepadatan hunian yang tinggi, maka akan lebih mudah menularkan bakteri TBC lewat udara.
Untuk terhindar dari penyakit ini, masyarakat dianjurkan untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan mengkonsumsi makanan bergizi, berolahraga, rajin cuci tangan dengan sabun, dan memastikan sirkulasi udara di rumah terjaga dengan baik. Selain itu, memakai masker di tempat berpolusi udara ataupun di saat sedang sakit.