Pria dengan Keterbelakangan Mental di Tiongkok Ditipu Klinik untuk Operasi Implan Payudara

Pria di Tiongkok ditipu untuk menjalani operasi implan payudara. (foto: Freepik/gpointstudio)
FAKTA.COM, Jakarta – Seorang pria yang mengalami keterbelakangan mental, ditipu klinik kecantikan di Tiongkok. Dia diiming-imingi akan mendapatkan penghasilan tambahan dari live streaming.
Dikutip dari Oddity Central, Jumat (16/8/2024), ini bermula dari lelaki berumur 19 tahun, melamar pekerjaan di klinik kecantikan—tak disebutkan namanya—di Wuhan, Tiongkok. Disebutkan bahwa pihak klinik memberikan gaji bulanan 3 ribu yuan (Rp6,58 juta) dan makan.
Saat lelaki bertanya apakah ada lowongan kerja bagi pria. Pihak klinik memberi tahu, dia harus menjalani operasi pembesaran payudara dan baru bisa bekerja setelah pulih.
Ibu sang lelaki, Lu, mengungkapkan arsip percakapan anaknya dengan staf klinik. Disebutkan bahwa pembesaran payudara baik untuk pria dan wanita. Staf itu menyebut prosedur ini sangat populer di kalangan live streamer.
"Kamu bisa menjalani operasi payudara terlebih dahulu dan mulai bekerja setelah pulih," ujar salah seorang staf klinik melalui pesan singkat.
"Kami punya banyak penyiar langsung yang menjalani operasi kosmetik di sini dan menghasilkan uang," tambah dia.
Semula, pria muda itu ragu, namun terpengaruh. Tanpa sepengetahuan ibunya, pemuda tersebut mengambil pinjaman sebesar 30 ribu yuan (Rp65,79 juta) dan pinjaman tambahan sebesar 7 ribu yuan (Rp15,35 juta) selama dua tahun untuk membayar operasi tersebut.
Lu berkata pihak klinik menyarankan anaknya untuk membiayai sendiri operasi dan menyebut pria itu bisa "balik modal" dari live streaming.
Operasi implan payudara membuat ukuran dada sang anak berubah menjadi cup B, kata Lu. Luka bekas operasi membuat hati sang ibu menjadi hancur.
"Luka itu membuat hati saya hancur," kata dia.
Setelah negosiasi ulang, klinik itu setuju untuk mencabut implan. Namun, lanjut Lu, itu membuat sang anak kembali trauma.
Dia pun meminta bantuan media setempat untuk mengangkat kisah tragis anaknya. Disebutkan bahwa sang anak menjadi depresi, cemas, dan mengalami gangguan tidur. Sang ibu juga harus mencari keadilan untuk sang anak.
Pengacara Hu Junjie kepada Hubei Media Group, berkata bahwa seseorang yang tak berkapasitas untuk berperilaku sipil, wali, dalam hal ini, orang tua, harus menandatangani prosedur itu. Ada dua hal yang bisa dituntut dari kasus ini.
"Pertama, uang harus dikembalikan. Kedua, kompensasi harus diberikan kalau ada kerugian," kata dia.
Kasus tersebut memicu kemarahan publik di Tiongkok. Warganet mengkritik cara curang yang dilakukan klinik kecantikan untuk menarik klien.