Penyaluran Kredit Capai Rp6.903 T, Bank BUMN Masih Mendominasi
FAKTA.COM, Jakarta - Pertumbuhan kredit perbankan mencapai Rp6.903 triliun hingga Oktober 2023. Nilai itu naik 8,99% year on year (yoy).
Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, pertumbuhan itu naik tipis dari September 2023 yang sebesar 8,96% menjadi Rp6.837 triliun.
“Kinerja intermediasi tetap terjaga dengan tetap mencatatkan pertumbuhan pada Oktober 2023,” ujarnya saat menggelar jumpa pers usai Rapat Dewan Komisioner (RDK), Senin (4/11/2023).
Menurut Dian, Bank BUMN menjadi kontributor utama pertumbuhan kredit perbankan secara industri yang sebesar 11,76%.
“Berdasarkan survei OJK, industri perbankan berada di level 62 atau optimistis (lebih dari 50) dan diperkirakan kinerja perbankan tetap terjaga baik,” katanya.
Optimistis Kinerjanya Positif, Perbankan Mitigasi Risiko Inflasi PanganDian menjelaskan, sikap positif itu didorong oleh ekspektasi penyaluran kredit masih akan cukup baik sehingga berdampak pada peningkatan laba dan modal perbankan.
Lebih lanjut, disebutkan bahwa kemampuan intermediasi yang moncer dibarengi dengan kualitas menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang melandai jadi 2,42%. Sebelumnya, di September 2023 NPL perbankan bertengger di level 2,43%.
Sementara itu, laju dana pihak ketiga (DPK) terus melambat ke 3,43% yoy menjadi Rp8.199 triliun per Oktober lalu dari sebelumnya 6,54% Rp8.147 triliun di September.
“Deposito menjadi kontributor utama pertumbuhan DPK sebesar 5,66% year on year,” kata Dian menambahkan.
Stress Test BI Klaim Perbankan Nasional Kuat Hadapi Tekanan GlobalDian menambahkan, rasio alat likuid terhadap non core deposite atau AL/NCD dan alat likuid kepada DPK atau AL/DPK, masing-masing naik menjadi 117,29% dan 26,36%.
“Ini jauh di atas threshold yang masing-masing sebesar 50% dan 10%,” ucapnya.
Komentar (0)
Login to comment on this news