Kemiskinan dan Pengangguran Era Jokowi, Bagaimana Faktanya?

Presiden Jokowi saat membagikan bansos. (Dokumen Setkab)
FAKTA.COM, Jakarta – Menjelang akhir periode kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi), ada sejumlah klaim dari pemerintah soal indikator kesejahteraan yang membaik.
Di antaranya adalah kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka. Namun, bagaimana fakta sebenarnya?
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinasi Perekonomian, Ferry Irawan dalam UOB Economic Outlook 2025, Rabu (25/9/2024).
Menurutnya, kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai saat ini terjaga dengan baik. Di antaranya ditunjukkan dari indikator kesejahteraan yang membaik.
”Indikator kesejahteraan juga penting, angka kemiskinan ini bisa terus turun dari 11%, terakhir di 9,03%,“ ujar Ferry.
Di samping itu, Ferry juga mengungkap perbaikan dari sisi ketenagakerjaan. Menurut penuturannya, tingkat pengangguran terbuka cenderung terus mengalami penurunan. Ferry mengatakan, terakhir angkanya berada di 4,82%.
Meski begitu, dalam hal ini Ekonom Bright Institute, Awalil Rizky memiliki pandangan yang berbeda. Menurutnya, Jokowi justru gagal dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia. Hal itu ia sampaikan dalam sebuah webinar, Selasa (24/9/2024).
Menurut Awalil, target penurunan kemiskinan di era Jokowi yang tertuang dalam RPJMN tidak pernah tercapai. Hal yang serupa bahkan terjadi sejak periode Jokowi I (2015 – 2019) ketika tidak ada pandemi Covid-19.
“Ditargetkan akan sebesar 7,5% pada 2019. Namun, realisasinya hanya sebesar 9,41%,“ kata Awalil.
Sementara itu, dalam Nota Keuangan dan APBN 2024, ditargetkan angka penurunan menurun hingga 6,5%–7,5%, tetapi realisaisnya hanya sebesar 9,03% saja.
Data perkembangan tingkat kemiskinan dari Badan Pusat Statistik (BPS) memang menunjukkan tingkat kemiskinan menurun tipis di era Jokowi, tetapi lebih lambat dibanding era sebelumnya.
”Khusus periode kedua Jokowi, tingkat kemiskinan memang sedikit menurun sebesar 0,38% poin. Namun dilihat dari jumlah absolutnya justeru bertambah sebanyak 80 ribu orang,“ pungkasnya.
Ditinjau dari sisi tingkat pengangguran terbuka pun serupa, merujuk kepada rilis laporan IMF (International Monetary Fund), pengangguran Indonesia per April 2024 berada di angka 5,2%.
Ini menjadikan Indonesia sebagai negara ASEAN dalam daftar laporan tersebut dengan tingkat pengangguran terbuka paling tinggi.