FAKTA.COM, Jakarta - Wilayah Jakarta masih menjadi salah satu pilihan utama bagi pencari rumah seken seiring pemindahan ibu kota ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Terutama untuk masyarakat dengan kisaran usia 25-34 tahun.
"Pada Juni 2024, pertumbuhan permintaan (enquiries) terhadap rumah di Jakarta yang disewa tumbuh 59,8% dan hunian yang dijual sebesar 114,9% secara tahunan," kata Head of Research Rumah123, Marisa Jaya dalam keterangan di Jakarta, Selasa (30/7/2024).
Menurut Marisa, pencari properti umumnya berasal dari kelompok usia 25-34 tahun, dengan proporsi mencapai antara 33%-35,9%. Diikuti kelompok usia 45-54 tahun yang mencakup 19,9%-21,9%.
"Data ini menunjukkan bahwa generasi muda dan dewasa produktif adalah kelompok utama yang aktif mencari properti di Jakarta," tutur Marisa.
Dari segi asal, lanjutnya, sebagian besar pencari properti di Jakarta berasal dari dalam wilayah itu sendiri. Namun, kota-kota satelit di sekitarnya juga mencatatkan proporsi pencarian yang signifikan.
Misalnya yang berasal dari Tangerang merupakan kelompok pencari properti kedua tertinggi di Jakarta Barat dengan proporsi 6,6%. Sementara itu, pencari dari Depok dan Bekasi menjadi yang kedua tertinggi di Jakarta Selatan dengan proporsi 4 persen dan Jakarta Timur dengan proporsi 4,6%.
"Bagi pencari properti yang ingin memiliki rumah di tengah kota, rumah seken di Jakarta tetap menjadi opsi hunian yang menarik. Dengan variasi harga yang mampu menjangkau kelas menengah hingga menengah-atas, Jakarta menawarkan pilihan yang beragam bagi para pencari hunian," kata dia menjelaskan.
Proporsi popularitas tahunan Jakarta juga masih terus meningkat sejak akhir tahun 2023, terutama di area Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara.
"Hal ini mengindikasikan bahwa rencana perpindahan ibu kota dari Jakarta ke IKN belum terlihat berdampak signifikan pada sektor properti hunian di Jakarta. Tren pencarian masih tercatat stabil sejak tahun lalu, dan popularitas Jakarta sebagai lokasi hunian masih akan terus bertumbuh," kata Marisa.
Ada sejumlah alasan Jakarta mencatatkan stagnasi harga dibandingkan kota lainnya di Jabodetabek. Pertama, Jakarta merupakan salah satu pusat aktivitas ekonomi dan bisnis terbesar di Indonesia sehingga memiliki kepadatan penduduk yang tinggi.
Kedua, pengembangan properti di Jakarta pun telah tersaturasi sehingga tidak lagi banyak pengembangan di Jakarta, terutama untuk sektor perumahan.
Jakarta juga sudah difasilitasi dengan aksesibilitas dan jaringan transportasi publik yang baik, sehingga berbeda dengan area lain yang dapat mengalami lonjakan harga secara signifikan dengan adanya pengembangan baru yang dapat meningkatkan aksesibilitas, seperti tol ataupun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh).
Adapun dari segi harga, jika dibandingkan dengan kota satelit sekitarnya, seperti Tangerang, Depok dan Bogor, pertumbuhan harga di Jakarta relatif stagnan.
Sepanjang Semester I-2024, pertumbuhan harga hunian di Jakarta setiap bulannya berkisar antara 0,8%-1,4% (yoy), cenderung rendah dibandingkan dengan kota lain, seperti Bogor yang berkisar antara 4,6%-7,7%. (ANT)