6 Perusahaan Teknologi Global yang Pangkas Buruh usai 'Rekrut' AI

Ilustrasi. AI terbukti sudah menggusur karyawan manusia di sejumlah perusahaan global. (dok. Freepik)
FAKTA.COM, Jakarta – Imbas kehadiran kecerdasan buatan (AI), sederet perusahaan berbasis teknologi global sudah memangkas ribuan karyawannya dengan dalih peran mereka sudah terganti. Berikut paparan trennya.
The Future of Jobs Report 2025 dari Forum Ekonomi Dunia (WEF) mengungkap 41 persen pengusaha berencana untuk mengurangi jumlah buruh mereka karena AI.
Angka di AS bahkan lebih ngeri. Sebanyak 48 persen responden mengaku berencana untuk mengadopsi strategi 'mempekerjakan' AI itu.
Till Leopold, penulis utama studi tersebut dan Kepala Pekerjaan, Upah, dan Penciptaan Pekerjaan di WEF, menjelaskan statistik itu tidak berarti bakal ada krisis ketenagakerjaan di masa depan.
"Kita tidak melihat skenario 'kiamat pekerjaan' yang terkenal ini," kata Leopold, dikutip dari CNBC.
Sebaliknya, Leopold melihat fenomena ini adalah masalah peningkatan keterampilan.
Laporan WEF juga menyebut 77 persen pengusaha ingin meningkatkan keterampilan tenaga kerja mereka saat ini agar bisa bekerja lebih baik bareng AI.
Ia pun memprediksi jenis pekerjaan yang saat ini dikenal bakal berevolusi.
“Hal terpenting bukanlah bahwa kita mungkin tidak memiliki cukup pekerjaan,” kata Leopold. “Masalahnya adalah pekerjaan mungkin terlihat sangat berbeda.”
Terlepas dari itu, sejumlah perusahaan sudah mulai memangkas pekerja mereka dan menggantikannya dengan AI. Berikut rangkumannya:
1. Duolingo

Ilustrasi. Duolingo menawarkan pembelajaran bahasa asing secara daring. (Tangkapan layar YouTube Duolingo)
Platform pembelajaran bahasa, Duolingo, mengumumkan akan menggantikan pekerja kontrak di perusahaannya dengan AI.
“Kami secara bertahap akan berhenti menggunakan pekerja kontrak untuk tugas-tugas yang bisa ditangani oleh AI,” tulis Luis Von Ahn, CEO Duolingo, sebagaimana dikutip dari Linkedin Duolingo, Senin (28/4/2025).
Kecerdasan buatan, kata Von, tidak hanya mempercepat pekerjaan, tetapi juga membantu perusahaan untuk mewujudkan misinya.
Menurutnya, pemanfaatan AI telah memberikan dampak signifikan bagi perusahaan, termasuk dalam pembuatan konten berskala besar, pengembangan berbagai fitur baru, hingga menghadirkan kualitas pengajaran yang setara dengan tutor manusia terbaik.
Meski demikian, Duolingo, tegas Von, tetap memperhatikan karyawan yang ada dan berkomitmen untuk mendukung mereka dengan pelatihan, bimbingan, dan alat untuk memanfaatkan AI dalam pekerjaan.
“Kami ingin kalian fokus pada pekerjaan kreatif dan penyelesaian masalah nyata, bukan pada tugas-tugas berulang,” pungkas Von.
2. Klarna

Ilustrasi. Klarna bergerak di bidang teknologi finansial (fintech). (Tangkapan layar YouTube Duolingo)
Klarna menghentikan proses perekrutan karyawan manusia sejak 2024.
Klarna memangkas jumlah karyawan dari 4.500 menjadi 3.500 dengan cara membiarkan posisi kosong tidak diisi saat ada yang keluar (natural attrition).
CEO Klarna, Sebastian Siemiatkowski, menyebut teknologi AI generatif sebagai kunci di balik pengurangan kebutuhan tenaga kerja tersebut.
“Saya berpendapat bahwa AI sudah bisa melakukan semua pekerjaan yang dilakukan manusia. Kami akan membagikan sebagian dari peningkatan efisiensi yang diberikan AI dengan mempercepat kenaikan gaji karyawan kami,” ujar Sebastian, sebagaimana dikutip dari TechCrunch, Desember 2024.
3. Salesforce

Ilustrasi. Salesforce menyediakan perangkat lunak berbasis cloud. (Tangkapan layar YouTube Salesforce)
Salesforce menyatakan tidak akan lagi melakukan perekrutan untuk posisi software engineer.
Keputusan ini didasarkan pada klaim peningkatan produktivitas sebesar 30 peren yang dihasilkan dari implementasi teknologi AI buatan perusahaan itu, yang dikenal sebagai Agentforce.
“Kami meningkatkan produktivitas tahun ini dengan Agentforce dan teknologi AI lain yang kami gunakan untuk tim teknisi hingga lebih dari 30 persen – hingga kecepatan teknisi kami luar biasa,” ujar Marc Benioff, CEO Salesforce, dikutip dari Salesforceben, Desember 2024.
4. Dell Technology

Ilustrasi. Dell punya ragam produk gadget, terutama PC. (dok. Dell)
Pada Agustus 2024, Dell melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai upaya untuk restrukturasi tim penjualannya (sales).
Dell berencana membentuk divisi baru yang mengembangkan produk dan layanan berbasis AI. Sekitar 12.500 pekerja diperkirakan terdampak oleh langkah ini.
Eksekutif penjualan Bill Scannell dan John Byrne, dalam sebuah memo kepada karyawan Dell, dikutip dari Bloomberg, Agustus 2024, menyatakan perusahaan akan menyederhanakan manajemen dan memprioritaskan investasi di area tertentu.
5. Meta

Ilustrasi. Meta merupakan bentuk evolusi dari Facebook yang didirikan oleh Mark Zuckerberg. (Dok. Pixabay)
Perusahaan induk WhatsApp, Instagram, dan Facebook, ini melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Februari 2025 terhadap sekitar 3.600 karyawan atau 5 persen dari pekerja.
Meski Meta menyebut PHK ini sebagai cara untuk menghilangkan pekerja dengan “kinerja rendah”, dikutip dari Forbes, banyak karyawan yang menilai bahwa keputusan ini berkaitan dengan upaya perusahaan untuk meningkatkan efisiensi melalui AI.
Sejumlah karyawan yang memiliki nilai kinerja positif juga mengaku terkena PHK.
6. Canva

Ilustrasi. Canva populer karena jadi versi lebih gampang dari Photoshop. (Tangkapan layar YouTube Dell)
Perusahaan aplikasi desain asal Sidney ini dikabarkan telah memecat 10 dari 12 penulis teknisnya usai beberapa bulan mendorong karyawannya untuk mengadopsi AI dalam pekerjaan.
Juru bicara Canva menyatakan bahwa perusahaan sedang mengubah cara penulisan konten teknis agar sesuai dengan metode kerja tim engineering dalam membuat dan mengelola dokumentasi.
“Kami telah memberikan kekuatan kepada para teknisi untuk mengambil kepemilikan lebih besar atas dokumentasi sambil mengintegrasikan alat baru untuk mendukung proses ini,” ujar juru bicara Canva, dikutip dari Channelnews, Kamis (3/4/2025).