Deret Manfaat Langit Gelap Kata Studi, Termasuk Redam Emosi

Ilustrasi langit malam dan hujan meteor. (dok. NASA)
FAKTA.COM, Jakarta - Kekhawatiran terhadap pencemaran langit malam oleh polusi cahaya tak cuma soal isu pemantauan langit untuk kepentingan ilmiah. Manfaat psikis buat manusia hingga kelestarian lingkungan dipertaruhkan.
Polusi cahaya, menurut keterangan Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), merupakan cahaya buatan yang berlebihan, sekaligus tidak diinginkan.
Sumber cahaya yang mengarah atau dipantulkan ke langit, menyebabkan terangnya langit di malam hari, yang menyebabkan hilangnya cahaya alami dari bintang dan objek langit lainnya.
“Polusi cahaya adalah salah satu bentuk perubahan lingkungan yang paling cepat dan luas. Di sebagian besar negara maju, keberadaan lampu buatan di mana-mana menciptakan kabut bercahaya yang membanjiri langit malam sehingga menenggelamkan percikan cahaya alami dari bintang dan objek langit lainnya," kata Observatorium di situsnya.
“Polusi cahaya tidak hanya merampok kesempatan manusia untuk merenungkan langit malam. Penggunaan cahaya buatan berlebih dan tidak tepat dapat membingungkan satwa liar seperti serangga, burung dan penyu, seringkali dengan konsekuensi fatal.”
Sebaliknya, langit malam yang gelap tanpa polusi cahaya justru menyimpan banyak manfaat. Ketika polusi cahaya diminimalkan, manusia, satwa, hingga ekosistem bisa merasakan dampak positifnya.
Berikut daftar manfaat langit malam yang gelap tanpa polusi cahaya, dirangkum FAKTA dari berbagai sumber:
Mempengaruhi kesehatan mental
Penelitian yang diungkap peneliti di Bosscha, Riri Saputri, lewat akun instagram-nya, menemukan bahwa kegiatan mengamati bintang/stargazing, yang cuma bisa dilakukan saat langit gelap tanpa polusi cahaya, memiliki manfaat baik terhadap kesehatan mental, yakni menurunkan emosi negatif.
Berdasarkan uji coba kepada 25 orang peserta, kegiatan stargazing dapat menurunkan nilai skor emosi, dari 34,04 yang didapat sebelum mengamati bintang, menjadi 16,84 setelah stargazing.
“Penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa tingkat akhir yang lebih cenderung mengalami tekanan dan emosi negatif, hasilnya menemukan bahwa stargazing memberikan dampak nyata dalam mengurangi emosi negatif seseorang.”
“Selain itu, para partisipan melaporkan bahwa pengalaman stargazing membuat mereka merasa lebih damai, relaks, bahkan mendorong refleksi yang mendalam serta keterhubungan dengan alam sekitar,” tulis akun Instagram @ririsaputri.3, Rabu (23/4/2025).
Menghindari penyakit dan mengatasi gangguan tidur
Paparan cahaya buatan di malam hari bisa menyebabkan sejumlah penyakit, termasuk obesitas, diabetes, penyakit jantung dan kanker.
Selain itu, polusi cahaya juga memengaruhi ritme sirkadian atau ritme biologis tubuh yang mengatur pola bangun-tidur manusiaalias jam biologis. Sebab, cahaya menekan produksi hormon melatonin yang berperan dalam menimbulkan rasa kantuk.
“Penting bagi setiap manusia untuk mengalami pencahayaan luar ruangan di siang hari dan meminimalkan jumlah cahaya yang masuk ke mata mereka di malam hari untuk mempertahankan siklus sirkadian yang baik. Sayangnya, cahaya buatan di malam hari dapat mengganggu siklus tersebut,” demikian keterangan DarkSky di situsnya.
“Melatonin memiliki sifat antioksidan, menginduksi tidur, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan kolesterol, dan membantu fungsi tiroid, pankreas, ovarium, testis, dan kelenjar adrenal.”

Infografis tidur ikan. (Fakta.com)
Melindungi perilaku alami satwa liar
Cahaya buatan di malam hari juga turut mempengaruhi aktivitas alami hewan, termasuk burung dan penyu laut.
Pada saat bermigrasi, burung mengandalkan cahaya bulan dan bintang. Akan tetapi, keberadaan cahaya buatan membuatnya merasa bingung serta kehilangan arah, yang bisa menyebabkan kematian.
“Setiap tahun, jutaan burung mati karena bertabrakan dengan gedung dan menara yang tidak perlu diberi penerangan. Burung yang bermigrasi bergantung pada isyarat dari jadwal musiman yang tepat waktu," menurut DarkSky.
"Cahaya buatan dapat menyebabkan mereka bermigrasi terlalu dini atau terlalu lambat dan kehilangan kondisi iklim yang ideal untuk bersarang, mencari makan, dan perilaku lainnya."
Selain itu, anakan penyu laut yang baru menetas memanfaatkan cahaya cakrawala sebagai sumber arah untuk menuju ke laut, tetapi kehadiran cahaya buatan malah menjadikannya menjauh dari laut.
“Cahaya buatan menarik mereka menjauh dari laut. Di Florida saja, jutaan anak penyu mati dengan cara ini setiap tahun.”

Penyu terancam punah jika terus-menerus diganggua cahaya lampu. (Dok. Pexels)
Menghemat energi
Bisa dipastikan kalau ketiadaan polusi cahaya bisa memberikan penghematan luar biasa terhadap keuangan.
DarkSky memperkirakan, dalam setahun rata-rata di Amerika Serikat pencahayaan luar ruangan menggunakan sekitar 120 terawatt-jam energi, yang digunakan untuk menerangi jalan dan tempat parkir.
Angka itu diklaim dapat memenuhi kebutuhan energi listrik Kota New York selama dua tahun.
“DarkSky memperkirakan bahwa sedikitnya 30 persen dari semua pencahayaan luar ruangan di AS saja terbuang sia-sia, sebagian besar oleh lampu yang tidak terlindungi. Itu berarti US$3,3 miliar dan pelepasan 21 juta ton karbon dioksida per tahun! Untuk mengimbangi semua karbon dioksida itu, kita harus menanam 875 juta pohon setiap tahun.