Fakta.com
    !
FOCUS
FOCUS
Fakta.com
Politik
Politik
Update
Update
Hukum
Hukum
Daerah
Daerah
Ekonomi
Ekonomi
Pangea
Pangea
Teknologi
Teknologi
Humaniora
Humaniora
Memoar
Memoar
Data
Data
Infografik
Infografik
Tematik
Tematik
Program
Program
Survey
Survey
Flash Video
Chicken Skin
Paradox
Roots
Ytta
Spotlight
  • ●

    Tentang Kami
  • ●

    Redaksi
  • ●

    Pedoman Media Siber
  • ●

    Kode Etik Jurnalistik
  • ●

    Terms of Service
  • ●

    Disclaimer
  • ●

    Kerjasama
  • ●

    Bergabung di Fakta?
Fakta
Politik
Politik
Update
Update
Hukum
Hukum
Daerah
Daerah
Ekonomi
Ekonomi
Pangea
Pangea
Teknologi
Teknologi
Humaniora
Humaniora
Memoar
Memoar
Data
Data
Infografik
Infografik
Tematik
Tematik
Program
Program
Survey
Survey
Flash Video
Chicken Skin
Paradox
Roots
Ytta
Spotlight
  • ●

    Tentang Kami
  • ●

    Redaksi
  • ●

    Pedoman Media Siber
  • ●

    Kode Etik Jurnalistik
  • ●

    Terms of Service
  • ●

    Disclaimer
  • ●

    Kerjasama
  • ●

    Bergabung di Fakta?
Interactive
Games
Video
Log In
ads
ads

Kemlu Luncurkan Chatbot AI SARI untuk Digunakan Pekerja Migran

Kemenlu RI bersama UN Women meluncurkan aplikasi chatbot berbasis kecerdasan buatan SARI (Sahabat Artifisial Migran Indonesia) di Jakarta, Senin (21/4/2025). Fakta.com/Hanun Rifda

Kemenlu RI bersama UN Women meluncurkan aplikasi chatbot berbasis kecerdasan buatan SARI (Sahabat Artifisial Migran Indonesia) di Jakarta, Senin (21/4/2025). Fakta.com/Hanun Rifda

Google News Image

FAKTA.COM, Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI meluncurkan aplikasi chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) bernama SARI (Sahabat Artifisial Migran Indonesia). Chatbot tersebut dirancang sebagai kolam informasi yang bisa membantu Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri.

SARI merupakan fitur tambahan dari aplikasi Safe Travel Kemlu RI yang dapat diunduh di App Store dan Google Play. Pengguna yang telah mengunduh Safe Travel sebelumnya dapat mengakses SARI setelah memperbarui aplikasi mereka.

Menurut Plt. Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kemlu RI, Andy Rachmianto, masih banyak PMI di luar negeri, khususnya perempuan, yang tidak tahu dan mengerti hukum ketenagakerjaan, hukum imigrasi, ataupun persoalan lainnya sehingga dirasa penting untuk membentuk suatu wadah yang menyediakan segala macam informasi dengan mudah dan canggih.

“Aplikasi ini diharapkan dapat menjadi asisten virtual yang ramah dan mengurangi jarak dengan PMI kita yang sebagian besar adalah perempuan,” kata Andy dalam sambutannya saat peluncuran SARI di Jakarta, Senin (21/4/2025).

Baca Juga: Microsoft Resmikan Datacenter Pertama di RI 27 Mei di Tengah Isu Penundaan

Menurut Andy, salah satu fitur unggulan SARI adalah kemampuannya merespons masukan pengguna dengan bahasa daerah di Indonesia. Apalagi, sebagian besar PMI berasal dari pelosok daerah yang hanya bisa berbicara bahasa daerahnya.

“Jika PMI hanya bisa menggunakan bahasa daerahnya, seperti Bahasa Sunda, Bahasa Minahasa, atau Bahasa Melayu, maka oleh SARI dapat menerjemahkan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Program UN Women Indonesia Dwi Yuliawati mengatakan bahwa AI memiliki potensi memberikan solusi inovatif bagi mencegah kekerasan terhadap perempuan, asalkan "dilatih" dengan etika dan mitigasi bias, termasuk bias gender.

Dwi memandang pengembangan SARI oleh pihaknya bersama Kemlu RI akan “mentransformasi kehidupan perempuan, termasuk perempuan pekerja migran, menjadi lebih aman dan tahan banting”.

Baca Juga: Jepang Minta Indonesia Kirim Lebih Banyak Pekerja Migran

Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Christina Aryani mengapresiasi peluncuran Sahabat Artifisal Migran Indonesia (SARI) dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan United Nation (UN) Women yang bertepatan dengan Hari Kartini pada 21 April.

"Saya ucapkan selamat untuk Kemlu dan UN Women atas kerja samanya yang berbuah manis. Kami tentu saja mengapresiasi," katanya, sebagaimana rilis pers KP2MI pada Senin (21/4).

Wamen Christina menyambut baik hadirnya fitur SARI yang humanis dan responsif gender, mengingat bahwa sebagian besar pekerja migran Indonesia adalah perempuan.

Baca Juga: Siapkan Tenaga Migran Profesional, Kemendikdasmen Gandeng Kemnaker dan KP2MI

Dalam kesempatan tersebut, Wamen Christina juga menekankan pentingnya memverifikasi informasi atau iklan lowongan kerja di luar negeri yang beredar di internet, termasuk media sosial.

Terlebih, tidak semua pekerja migran dan calon pekerja migran melek literasi digital dan memahami cara mengakses laman SISKOP2MI (https://siskop2mi.bp2mi.go.id/) milik Kementerian P2MI, katanya.

"Kami juga punya kantor BP3MI (Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di 23 provinsi dan 24 P4MI (Pos Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) yang bisa menjadi tempat untuk bertanya dan memverifikasi lowongan pekerjaan di luar negeri," jelas Christina.

Baca Juga: Arab Saudi Depotasi 146 WNI, Kebanyakan Pekerja Migran Ilegal

Meski konvensional, namun Wamen Christina menegaskan kementeriannya, melalui Direktorat Jenderal Pelindungan, memiliki standar prosedur untuk merespons aduan yang disampaikan pekerja migran Indonesia di luar negeri.

"Semua pekerja migran Indonesia mendapat pelindungan yang sama. Bahkan yang non-prosedural pun tetap mendapat pelindungan," katanya. (ANT)

Bagikan:
aplikasi chataplikasi smartphonepekerja migran Indonesiakementerian luar negeripbbhari kartini
ADS

Update News

  1. Home
  2. teknologi
  3. Kemlu Luncurkan Chatbot AI SAR...

Trending