Netizen Bumi Datar Berisik usai Katy Perry ke Angkasa, Ahli Beri Bantahan Telak

Penyanyi Katy Perry terbang ke luar angkasa pakai roket Blue Origin, Selasa (15/4/2025). (dok. Instagram Katy Perry)
FAKTA.COM, Jakarta - Saat penyanyi pop Katy Perry kembali ke Bumi dengan selamat setelah menikmati luar angkasa menggunakan roket Blue Origin milik miliarder Jeff Bezos, netizen 'Konoha' masih saja ramai berkukuh bahwa Bumi datar.
Perry terbang ke angkasa 14 April 2025 ditemani oleh tunangan Bezos, Lauren Sánchez, presenter CBS Gayle King, insinyur kedirgantaraan Aisha Bowe, aktvis HAM Amanda Nguyễn, produser film Kerianne Flynn.
Melansir BBC, King mengatakan bahwa momen terbaik dari penerbangan itu adalah saat mendengar Perry menyanyikan lagu Louis Armstrong "What a Wonderful World."
Setelah mendarat kembali di Bumi, Perry mengecup tanah dan mengaku merasa "sangat terkoneksi dengan kehidupan" dan "amat terhubung dengan cinta".
Penerbangan itu berlangsung sekitar 11 menit dan mencapai ketinggian lebih dari 100 km (62 mil) di atas Bumi, melintasi batas luar angkasa yang diakui secara internasional, dan memberi para penumpangnya momen-momen tanpa bobot.
Unggahan Katy Perry maupun akun-akun lain yang mengunggah ulang video penerbangan itu di Instagram diramaikan oleh polemik bahwa Bumi benar bulat atau video itu cuma rekayasa karena sebenarnya Bumi itu datar.
Bukti bulat
Astrofisikawan di State University of New York (SUNY) at Stony Brook, Paul M. Sutter, mengatakan bukti bahwa Bumi sama sekali tidak datar dikuatkan oleh berbagai studi, pengamatan, serta pembuktian lain.
“Ada begitu banyak eksperimen, pengamatan, dan demonstrasi yang telah berulang kali mengungkap kelengkungan Bumi,” tulis Paul, seperti dikutip di situs Space, November 2024.
Baginya, orang-orang yang tak percaya Bumi datar itu ialah mereka yang tidak percaya terhadap sains.
“Jadi pertanyaannya bukanlah 'kenapa orang percaya pada Bumi yang datar?' melainkan 'mengapa orang percaya pada konspirasi?' Dan jawabannya adalah alasan yang sama seperti sebelumnya: kurangnya kepercayaan,” jelas Paul, yang juga menjadi peneliti di Flatiron Institute itu.
Paul memberikan contoh beberapa bukti ilmiah bahwa Bumi bulat:
1. Objek makin jauh makin tenggelam
Ia mencontohkan ketika seseorang mengamati sebuah objek yang bergerak menjauh ke cakrawala, objek tersebut tampak menghilang secara bertahap, dimulai dari bagian bawahnya terlebih dahulu, lalu ke bagian atas hingga akhirnya hilang dari pandangan.

Foto Villa Mercedes, Argentina, diambil dari Pegunungan Andes di ketinggian 21.000 kaki, 1930. (NASA/The National Geographic Society)
Paul juga menyebut lengkungan bumi bisa terlihat jelas dari ketinggian. Ia mencontohkan bukti foto yang diambil oleh Kapten Albert Stevens pada 1930 dari ketinggian beberapa ribu meter di Pegunungan Andes.
Foto Stevens lainnya, kata Paul, menunjukkan hal yang sama. Foto itu diambil dari ketinggian puluhan ribu meter pada saat terbang menggunakan balon udara, di deskripsi fotonya terpapar jelas mengenai kelengkungan Bumi.
“Foto tersebut menunjukkan batas troposfer-stratosfer dan kelengkungan Bumi yang nyata, sekaligus menunjukkan potensi pengintaian jarak jauh menggunakan balon udara dari ketinggian,” tulis pegawai NASA dalam foto yang berbeda.

Foto South Dakota, AS, diambil dari balon udara yang menunjukkan kelengkungan Bumi, November 1935. (NASA/National Geographic Society)
2. Bintang jadi saksi
Paul juga turut menyebut pengamatan terhadap bintang menjadi bukti selanjutnya. Misalnya, di belahan Bumi utara, bintang Polaris terlihat jelas, namun seiring perjalanan ke selatan, Polaris tampak merosot ke arah horizon dan akhirnya tidak terlihat sama sekali.
Menurutnya pula, seseorang yang tinggal di daerah yang datar terbatas buat melihat bintang di cakrawala. Sementara, jika naik ke permukaan yang lebih tinggi seperti gunung, orang itu akan bisa melihat bintang lebih banyak.
Pengamatan ini, kata dia, juga digunakan pada masa Khalifah Abbasiyah.
“Faktanya, Khalifah Abbasiyah abad kesembilan, al-Ma-mun, mengirim sebuah ekspedisi untuk melakukan hal itu dan menggunakan pengamatan tersebut untuk mengukur keliling Bumi,” tandas Paul.

Ilustrasi. Bayangan Bumi yang bulat bisa dilihat saat Gerhana Bulan. (dok. NASA/Fred Espenak)
3. Gerhana Bulan
Pada saat gerhana Bulan, posisi Bumi berada di tengah Matahari dan Bulan. Alhasil, bayangan Bumi jatuh di permukaan Bulan. Bayangan ini selalu berbentuk lingkaran.
“Satu-satunya cara untuk selalu memberikan bayangan melingkar adalah jika benda yang memberikan bayangan — dalam hal ini, Bumi — berbentuk bola. Ini masalah geometri,” tulis Paul.
4. Foto dari luar angkasa
Foto-foto Bumi yang diambil oleh satelit luar angkasa dan kesaksian astronaut dari berbagai negara pun menjadi bukti bahwa Bumi berbentuk bulat.

Kepergian Katy ke luar angkasa memicu perdebatan Bumi datar. (dok. Instagram Katy Perry)
Pandangan manusia terbatas
Kelly R. MacGregor, pengajar Geologi di Macalester College, menjelaskan kenapa planet kita tidak terlihat bulat saat berdiri di halaman atau saat melihat ke luar jendela.
"Jawabannya adalah tentang perspektif. Manusia adalah makhluk yang sangat kecil yang hidup di bola yang sangat besar," tuturnya, melansir The Conversation.
Ia menganalogikannya dengan orang dan lalat yang berdiri di atas bola akrobat sirkus. Rata-rata orang dewasa tingginya 1,5 hingga 2 meter. Pemain akrobat yang berdiri di atas bola yang lebarnya sekitar 1 meter masih bisa melihat lengkungan bola di kakinya ke segala arah.
Sementara, seekor lalat kecil yang hinggap di atas bola sirkus itu hanya punya pandangan 1 milimeter atau kurang di atas permukaan bola.
"Karena lalat itu jauh lebih kecil daripada bola, dan pandangannya dekat dengan permukaan, ia tidak dapat melihat seluruh bola."
MacGregor memaparkan Bumi punya lebar sekitar 12,8 juta meter. Sementara, sudut pandang orang dewasa yang tinggi hanya sekitar 2 meter di atas permukaannya.
"Tidak mungkin mata kita dapat melihat ukuran Bumi yang bulat saat kita berdiri di atasnya," cetus dia.
Happy #EarthDay! Here's a recent look at our home planet using data from 6 @NASANPP orbits: http://t.co/9YApBb5ujj pic.twitter.com/QZJEJFClrF
— NASA (@NASA) April 22, 2015
"Anda tidak akan tahu bahwa Bumi itu bulat bahkan jika Anda mendaki ke puncak Gunung Everest, yang tingginya 29.035 kaki (8.850 meter) di atas permukaan laut," sambungnya.
Satu-satunya cara untuk melihat lengkungan Bumi, kata MacGregor, adalah dengan terbang lebih dari 10 kilometer di atas permukaan tanah. Hal ini karena panjang cakrawala yang kita lihat bergantung pada seberapa tinggi kita berada di atas permukaan Bumi.
"Untuk melihat seluruh planet yang berbentuk bulat, Anda perlu terbang bersama astronaut atau satelit. Ini akan memberi Anda pemandangan Bumi yang lengkap dari jarak yang jauh lebih jauh," urai dia.