Menanti Puncak Hujan Meteor Lyrid Minggu Depan, Indonesia Kebagian?

Ilustrasi. Hujan Meteor Lyrid diprediksi muncul tak lama lagi. (NASA/Preston Dyches)
FAKTA.COM, Jakarta – Hujan meteor Lyrid diperkirakan terjadi pada pertengahan April 2025. Apakah fenomena langit ini bisa disaksikan di Indonesia? Simak penjelasannya berikut.
Hujan meteor, dikutip dari situs Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), merupakan peristiwa tahunan yang terjadi pada waktu yang kurang lebih sama. Fenomena langit terjadi akibat debu sisa komet dan asteroid yang jatuh ke Bumi.
“Jadi jika Bumi melewati lokasi tempat debu tadi berada maka hujan meteor akan terjadi, pada waktu yang sama setiap tahunnya,” ujar Gerhana Puananadra Putri, Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN yang akrab disapa Puan, dalam keterangannya, Desember 2024.
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), dalam keterangannya, menyebut hujan meteor Lyrid terjadi akibat potongan-potongan debu luar angkasa yang masuk ke atmosfer Bumi.
Ketika potongan debu ini bergesekan dengan atmosfer, mereka akan terbakar dan menciptakan cahaya terang yang dikenal sebagai hujan meteor.
Adapun sumber debu tersebut berasal dari komet Thatcher, yang meninggalkan jejak sisa material di sepanjang jalur orbitnya.
“Lyrid merupakan salah satu hujan meteor tertua yang pernah diketahui, dan telah diamati selama 2.700 tahun. Catatan pertama tentang pengamatan hujan meteor Lyrid berasal dari tahun 687 Sebelum Masehi, yang dicatat oleh bangsa Tiongkok,” demikian keterangan tertulis NASA.
Bisa dilihat dari Indonesia
Menurut American Meteor Society, fenomena langit tersebut diperkirakan terjadi pada 17 April hingga 26 April 2025.
Fenomena ini bisa terlihat di belahan bumi utara (northern hemisphere) maupun di belahan bumi selatan (southern hemisphere). Namun, jumlah meteor yang terlihat dari belahan selatan umumnya lebih sedikit dibandingkan dari utara.
“Puncak hujan meteor Lyrid diperkirakan akan terjadi sekitar pukul 13.00 UTC pada tanggal 22 April. Namun, pada tahun 2025, bulan sabit tua (waning crescent) diperkirakan akan sedikit mengganggu pengamatan karena cahayanya,” menurut keterangan tertulis American Meteor Society.
Menurut American Meteor Society, pada puncaknya hujan meteor ini bisa menghadirkan 18 'bintang jatuh' per jam di belahan Bumi utara. Penikmat langit malam bisa memantaunya sesaat setelah malam tiba.
Menurut Puan, hujan meteor Lyrid ini menjadi salah satu hujan meteor yang bisa dinikmati di langit Indonesia di 2025.
"Hujan meteor Lyrids, dapat terlihat pada pertengahan bulan April," tulisnya.
Fenomena astronomi ini, kata Puan, dapat diamati dengan dua cara; pertama, melihat secara langsung dengan mata telanjang, kedua, menggunakan alat bantu seperti teleskop dan kamera. Hujan meteor ini bisa disaksikan tanpa alat khusus selama langit cerah dan bebas dari awan.