Mengenal Sesar Citarik Pemicu Gempa Bogor, Punya Ancaman Terselubung

Sesar Citarik membelah Kota Bogor. (dok. Kementerian ESDM)
FAKTA.COM, Jakarta – Gempa bumi mengguncang wilayah Bogor dan sekitarnya, Kamis (10/4/2025) malam, dipicu oleh Sesar Citarik yang melintasi Kota Hujan. Patahan ini juga mengancam banyak daerah berpenduduk padat.
Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatolog dan Geofisika (BMKG), mengungkapkan gempa tektonik dengan Magnitudo 4,1, Kamis (10/4/2025) pukul 22.16.13 WIB, itu merupakan gempa tektonik kerak dangkal.
“Hasil analisis mekanisme sumber gempa oleh BMKG menunjukkan bahwa Gempa Bogor memiliki mekanisme geser (strike-slip). Episenter Gempa Bogor terletak pada jalur Sesar Sesar Citarik yang memiliki mekanisme geser mengiri (Sidarto, 2008)," tutur dia, di akun Twitter-nya, Jumat (11/4/2025).
Riwayat gempa
Merujuk pada penelitian yang disebut oleh Daryono itu, yakni 'Dinamika Sesar Citarik' karya Sidarto, peneliti dari Pusat Survei Geologi, 2008, Sesar Citarik merupakan patahan yang memotong Pulau Jawa di bagian barat.
Keberadaannya diketahui berkat data citra landsat, citra SRTM, anomali Bouguer, serta data sebaran gempa dangkal.
Sesar ini terdeteksi memanjang dari Samudra Hindia, pantai bagian tenggara Teluk Pelabuhanratu, Kota Pelabuhanratu, Sungai Citarik, lalu ke Kabupaten dan Kota Bogor, berlanjut ke perbatasan Bekasi, dan Jakarta, sampai ke Laut Jawa.

Peta lengkap Sesar Citarik, bermula dari Pelabuhanratu, memanjang hingga perairan Bekasi. (dok. Sidarto, 'Dinamika Sesar Citarik', 2008)
“Sesar ini dicirikan oleh kelurusan Sungai Citarik, sehingga disebut sebagai Sesar Citarik,” jelas Sidarto.
Aktivitas Sesar Citarik diperkirakan telah aktif sejak belasan juta tahun lalu, tepatnya sejak tektonik Miosen Tengah dan masih aktif hingga saat ini.
“Pada periode tektonik Miosen Tengah, sesar ini sebagai sesar trantensional, namun sejak Pilio-Plistosen sampai Resen, sesar ini berkembang sebagai sesar mendatar mengiri.”
Menurut data Sidarto, sesar ini sudah memicu sejumlah gempa signifikan di era 1900-an. Berikut daftarnya:
1. Gempa berkekuatan 4,61, pusat gempa di kedalaman 33 km, pada 1968.
2. Gempa 4,61 pada 1971 dengan kedalaman 33 km.
3. Gempa 1975 dengan kedalaman 27 km dan berkekuatan 5,2 serta 5,6.
4. Gempa 1975 pada kedalaman 27 km dengan kekuatan 5,17.
5. Gempa berkekuatan 6,31 dan 4,77 pada 1990 di kedalaman 53 km.
6. Gempa 1995 dengan kedalaman 33 km dan kekuatan 4,4.
Aktivitas Sesar Citarik juga turut diketahui menyebabkan gempa bumi merusak di era 2000-an, termasuk gempa di Kalapanunggal, Sukabumi, Maret 2020.
Pembangkit Gempa Bogor diduga kuat adalah Sesar Citarik dengan mekanisme geser mengiri (sinistral strike-slip) sesuai dengan hasil analisis menanisme sumber gempa oleh BMKG. pic.twitter.com/d978zW9gP0
— DARYONO BMKG (@DaryonoBMKG) April 11, 2025
Potensi bahaya
Sidarto menyebut Sesar Citarik ini patut diwaspadai lantaran memiliki sejumlah potensi bahaya.
Pertama, jalur sesar utama yang melalui daerah-daerah penting. Yakni, Pelabuhanratu, Bogor, dan Bekasi yang dekat dengan Jakarta.
"Keberadaan sesar ini perlu diwaspadai, mengingat daerah yang dilewati padat penduduk dan pembangunan infrastrukturnya berkembang sangat pesat," tuturnya.
“Sehingga sesar ini harus diperhitungkan dalam perencanaan pengembangan infrastruktur di Jabodetabek dan Pelabuhanratu,” lanjut dia.
Info keadaan dampak gempa yang di Tajur, Bogor https://t.co/mVIZDS2f6v pic.twitter.com/qBGsuyF7ht
— Chien チエン 🍉 (@winddliner) April 10, 2025
Kedua, pasangan Sesar Citarik yang belum terpetakan. Menurut Sidarto, pada umumnya sesar tidak terbentuk sendirian, melainkan membentuk pasangan.
"Sesar yang nisbi sejajar dengan Sesar Citarik ini perlu diperhatikan karena sesar tersebut mempunyai nilai ekonomis seperti di Zona Pegunungan Bayah," tutur Sidarto.
Zona Pegunungan Bayah sendiri memiliki sejumlah daerah pertambangan mineral logam berharga, seperti Cikotok, Cirotan, Pongkor, hingga lapangan panas bumi Gunung Salak.