Kualitas Udara Jakarta Kembali ke 'Fitrah' usai Libur Lebaran Tuntas

Ilustrasi. Kualitas udara Jakarta kembali memburuk usai libur lebaran. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc)
FAKTA.COM, Jakarta – Kualitas udara Jakarta kembali ke asal, yakni buruk, setelah sebelumnya sempat membaik saat libur Lebaran Idul Fitri 2025. Simak penjelasannya berikut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menyampaikan selama periode libur Lebaran, 24 Maret–6 April 2025, tingkat polusi udara di Jakarta menurun drastis.
"Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) menunjukkan bahwa pada hari pertama Idul Fitri, kualitas udara Jakarta masuk dalam kategori 'baik', dan pada hari kedua, statusnya berada di kategori 'sedang'," ujar Asep, Selasa (8/4/2025) melansir Antara.
DLH DKI Jakarta juga mencatat adanya penurunan yang signifikan pada partikel polutan PM2,5 selama hari raya jika dibandingkan dengan hari-hari sebelum Lebaran, dari H-7 hingga H-4.
Data pemantauan kualitas udara dari perusahaan asal Swiss, IQAir, mencatat kualitas udara di Jakarta saat Hari Raya Idul Fitri dalam kondisi baik, dengan nilai Indeks Kualitas Udara (AQI) sebesar 48 (Baik/Good), dengan angka partikel polusi PM2,5 mencapai 8.7 µg/m³.
Bandingkan denan data IQAir pada Kamis (10/4/2025) per pukul 10.00 WIB. Jakarta menduduki peringkat 9 kota besar dunia dalam hal kualitas udara buruk global dengan AQI 123 (Tak sehat untuk kelompok sensitif).
liburan selesai polusinya balik lagi? 😩🤧
— nafas indonesia (@nafasidn) April 8, 2025
from this to this pic.twitter.com/nA1HI0glLC
Kembalinya Pemudik dan penyebab lain
Menurut data Strategi Hub Sistem Informasi Transportasi Terintegrasi Kemenhub, 10.168.141 pemudik bergerak ke berbagai penjuru tanah air sejak H-10 hingga hari kedua (H+2) Lebaran 2025.
Secara resmi, libur dan cuti bersama Lebaran 2025 berakhir pada Senin (7/4/2025). Para pekerja kembali meramaikan Jakarta sejak pekan ini.
IQAir pun mencatat dimulainya peningkatan polusi udara di Jakarta setelah libur Lebaran. Pada Senin (7/4/2025), nilai AQI mencapai 83 dengan PM2,5 26,3 µg/m³ (Sedang/Moderat), naik dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai angka 78 dan PM2,5 23,6 µg/m³ (Sedang/Moderat).
IQAir menjelaskan tingginya tingkat polusi di Jakarta disebabkan oleh berbagai faktor.
Pertama, tingginya volume kendaraan bermotor yang melintas setiap hari. Apalagi banyak dari kendaraan tersebut belum memenuhi standar ramah lingkungan yang menyumbang emisi gas buang yang tinggi.
“Banyak kendaraan tersebut masih menggunakan bahan bakar diesel, yang menghasilkan tingkat polutan yang jauh lebih tinggi seperti nitrogen dioksida (NO₂) dan sulfur dioksida (SO₂)," demikian keterangan IQAir di situsnya, Rabu (9/4/2025).
"Kedua senyawa ini merupakan polutan utama dari kendaraan, dengan nitrogen dioksida paling banyak ditemukan di area dengan volume lalu lintas tinggi,” lanjut penjelasan itu.
Kedua, keberadaan pabrik di Jakarta dan sekitarnya yang memakai batu bara dan bahan bakar fosil lainnya.
Ketiga, pembakaran bahan organik seperti sampah dan pembukaan lahan di daerah.

Ilustrasi. Pembakaran sampah menyumbang angka signifikan buat polusi udara di sekitar Jakarta. (dok. Kementerian Lingkungan Hidup)
Tiga periode
Untuk lebih lengkapnya, FAKTA merangkum data kualitas udara Jakarta rata-rata harian menjadi tiga periode.
Yakni, sebelum libur Lebaran (25-26 Maret), masa lebaran (27-6 Maret), dan pasca libur Lebaran (7-8 April) 2025, dirangkum dari situs IQAir:
1. Periode sebelum lebaran (25–26 Maret 2025)
Pada periode ini, kualitas udara Jakarta sudah tergolong tidak sehat bagi kelompok sensitif.
+ 25 Maret: AQI 88 (Sedang), PM2,5: 28,9 µg/m³.
+ 26 Maret: AQI 109 (Tidak sehat bagi kelompok sensitif), PM2,5: 38.8 µg/m³.
2. Periode libur lebaran (27 Maret–6 April 2025)
Selama masa libur Lebaran, kualitas udara relatif membaik meski ada tetap fluktuasi.
+ 27 Maret: AQI 86 (kategori sedang), PM2,5: 27.9 µg/m³
+ 28 Maret: AQI 49 (kategoti baik), PM2,5: 8.8 µg/m³
+ 29 Maret: AQI 48 (kategori baik), PM2,5: 8.7 µg/m³
+ 30 Maret: AQI 54 (kategori sedang), PM2,5: 10.7 µg/m³
+ 31 Maret: AQI 48 (kategori baik), PM2,5: 8.7 µg/m³
+ 1 April: AQI 59 (kategori sedang), PM 2,5: 13.4 µg/m³
+ 2 April: AQI 54 (kategori sedang), PM2,5: 10.9 µg/m³
+ 3 April: AQI 73 (kategori sedang), PM2,5: 20.9 µg/m³
+ 4 April: AQI 83 (kategori sedang), PM2,5: 26.1 µg/m³
+ 5 April: AQI 98 (kategori sedang), PM2,5: 34.5 µg/m³
+ 6 April: AQI 78 (kategori sedang), PM2,5: 23.6 µg/m³
3. Periode pasca-libur Lebaran (7–10 April 2025)
Setelah aktivitas warga kembali normal, kualitas udara mulai memburuk lagi. Berikut-angka rata-rata hariannya:
+ 7 April: AQI 83, PM2,5: 26,3 µg/m³ (Sedang)
+ 8 April: AQI 97, PM2,5: 33,6 µg/m³ (Sedang)
+ 9 April: AQI 127, PM2,5 43 µg/m³ (Tak sehat untuk kelompok sensitif)
+ 10 April (sampai pukul 10.00 WIB): 150, 55.4 µg/m³ (Tak sehat untuk kelompok sensitif)