Mobil Terendam Banjir? Simak Efek dan Cara Penanganannya

Ilustrasi. Simak cara menangani mobil usai terendam banjir. (Antara Foto/Sigid Kurniawan/foc)
FAKTA.COM, Jakarta – Banjir menjadi ancaman serius bagi pemilik kendaraan karena dapat menyebabkan kerusakan sistem kelistrikan hingga risiko karat. Cek cara menanganinya.
Pakar otomotif asal Amerika Serikat, Mike Porcelli, menjelaskan bahwa banjir dapat bersifat korosif karena kandungan asam yang terdapat dalam air hujan yang menyebabkannya.
“Setelah hujan badai, biasanya terlihat tetesan air di mobil. Begitu kering, air tersebut meninggalkan bekas cincin kecil yang terbentuk oleh asam,” ujar Mike, yang merupakan pengajar bidang teknologi otomotif, dikutip dari Fox Weather, September 2023.
Selain itu, kendaraan modern yang mengandalkan sistem elektronik juga memiliki risiko tinggi jika terkena air. Porcelli memaparkan, hampir seluruh fungsi mobil saat ini, mulai dari power window, lampu, mesin, hingga transmisi, dikendalikan oleh komputer.
Banyak modul komputer tersebut ditempatkan di bawah jok atau di bagian bawah dasbor. Apabila mobil terendam air, modul-modul itu berpotensi mengalami kerusakan akibat tergenang.
“Jika air masuk dan membanjiri lantai mobil, komputer-komputer itu dapat tergenang dan rusak,” tambahnya.
Banjir Jatiasih, Kota Bekasi
Pantauan udara banjir Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025). (dok. BNPB)
Langkah penanganan
Porcelli pun memberi sejumlah tips untuk menangani mobil Anda yang terendam banjir:
1. Cuci mobil Anda secepat mungkin untuk meminimalkan korosi. Beberapa tempat pencucian mobil menyediakan semprotan untuk bagian kolong mobil.
2. Bersihkan dan poles mobil Anda secara profesional setahun sekali.
3. Hindari berkendara melewati genangan air yang dalam.
4. Perbaiki penyok, goresan, dan retakan sebelum korosi terjadi.
Secara terpisah, pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menyarankan beberapa langkah dalam menangani mobil yang terkena banjir.
Pertama, Yannes mengingatkan agar pemilik kendaraan tidak langsung menyalakan mesin karena dapat menyebabkan kerusakan fatal.
Ia mengimbau untuk memastikan kendaraan dalam kondisi kering terlebih dahulu serta mencabut kabel aki guna menghindari korsleting.
“Hal pertama yang tidak boleh dilakukan adalah menyalakan mesin, karena air yang masuk ke dalam ruang bakar atau sistem kelistrikan dapat menyebabkan kerusakan fatal, seperti water hammer atau korsleting,” kata Yannes, Rabu (5/3/2025), dikutip dari Antara.

Ilustrasi karat atau korosi pada mobil. (dok. Wuling)
Setelah mobil kering, pemilik disarankan untuk memeriksa kondisi oli mesin dan transmisi. Jika warna oli berubah menjadi kecoklatan atau tampak bercampur air, maka harus segera diganti guna mencegah kerusakan komponen internal.
Selain itu, filter udara juga perlu diperiksa dan dikeringkan jika basah, karena air di dalam sistem ini dapat menghambat proses pembakaran dan menurunkan performa mesin.
Alumni ITB itu juga menyebut inspeksi yang harus dilakukan selanjutnya, meliputi busi, aki, dan tangki bahan bakar yang mungkin terkontaminasi air.
“Selain itu, filter udara harus diperiksa dan dikeringkan apabila dalam kondisi basah, mengingat keberadaan air di dalam sistem ini dapat menghambat proses pembakaran dan menyebabkan gangguan pada performa mesin,” tambah Yannes.
Sistem pengereman, kata dia, juga tidak boleh diabaikan. Pastikan tidak ada lumpur atau air yang mengganggu fungsi rem agar performanya tetap optimal saat kendaraan kembali digunakan.
Terakhir, setelah seluruh tahapan inspeksi dan tindakan selesai, pakar otomotif itu menyarankan mobil sebaiknya dibawa ke bengkel terpercaya untuk pemeriksaan lebih mendetail serta perbaikan menyeluruh. (ANT)