Fakta.com

Spesies Baru Ikan Buta Ditemukan di Bogor, Terancam Tambang

Peneliti menemukan spesies ikan gua buta baru di kawasan karst Klapanunggal, Barbodes Klapanunggalensis. (dok. BRIN)

Peneliti menemukan spesies ikan gua buta baru di kawasan karst Klapanunggal, Barbodes Klapanunggalensis. (dok. BRIN)

Google News Image

FAKTA.COM, Jakarta - Spesies baru ikan gua buta ditemukam kawasan kapur atau karst di Klapanunggal, Barbodes Klapanunggalensis. Namun, ikan ini terancam aktivitas penambangan.

Penemuan spesies ini dilakukan melalui penelitian yang melibatkan tim ahli dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN bersama dengan kolaborator dari Indonesian Speleological Society (ISS) dan Yayasan Species Obscura Indonesia.

Kunto Wibowo, Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengungkap ikan ini memiliki ciri-ciri yang sangat unik dan berbeda dari spesies ikan gua lainnya.

Ikan ini sepenuhnya buta, dengan mata yang telah mengalami reduksi dan hanya meninggalkan bekas berupa cekungan orbital yang tertutup kulit.

“Tubuhnya tidak memiliki pigmen hitam (melanofor), sehingga terlihat putih keperakan dengan sirip yang transparan. Selain itu, ikan ini memiliki sirip dada dan sirip perut yang relatif panjang, serta sisik aksial yang terletak di belakang sirip perut pendek dengan ujung membulat,” papar Kunto, mengutip situs BRIN.

Spesimen ikan gua buta. (dok BRIN)

Spesimen ikan gua buta. (dok BRIN)

“Spesies ini telah menunjukkan karakter morfologi yang sangat teradaptasi pada habitat gua yang gelap dan terisolasi."

Kunto menjelaskan ikan ini hidup di kolam-kolam kecil di dalam gua yang dialiri oleh air yang merembes dari lantai gua. Kolam-kolam ini memiliki substrat tanah liat halus dan air yang jernih.

"Ikan ini cenderung diam di air yang tenang, namun akan aktif berenang ketika air terganggu," tambahnya.

Menurut keterangan BRIN, Barbodes klapanunggalensis saat ini hanya diketahui hidup di Gua Cisodong 1, di kawasan karst Klapanunggal. Kawasan ini memiliki luas sekitar 66 km², namun hanya 9,96 persen yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia dalam bentuk Kawasan Bentang Alam Karst Bogor.

Meski gua ini sulit diakses dan jauh dari pemukiman penduduk, BRIN menyebut ancaman terhadap habitat ikan ini tetap ada, terutama dari aktivitas penambangan batu kapur yang marak di daerah tersebut.

Keberadaan Barbodes klapanunggalensis yang terbatas pada satu gua juga membuatnya rentan terhadap perubahan lingkungan.

Aktivitas penambangan batu kapur yang tidak terkendali dapat mengancam habitatnya. Tim peneliti menyarankan agar kawasan karst Klapanunggal mendapatkan perlindungan yang lebih ketat, terutama dengan memperluas area konservasi yang ada.

Pengamatan awal

Spesies ini pertama kali diamati pada Agustus 2020 oleh tim penjelajah gua dari Latgab Caving Jabodetabek, Indonesian Speleological Society (ISS), dan Gema Balantara. Saat itu, lebih dari 20 individu ikan tanpa mata dan pigmen terlihat di dua lokasi berbeda di dalam gua. Namun, tidak ada spesimen yang berhasil dikoleksi ketika itu

Baru pada Juli 2022, tim peneliti kembali ke gua tersebut dan berhasil mengoleksi dua spesimen dari kolam yang sama. Spesimen ini kemudian dipelajari secara mendalam dan dipastikan sebagai spesies baru.

Penelitian ikan gua buta di gua-gua Klapanunggal. (dok. BRIN)

Penelitian ikan gua buta di gua-gua Klapanunggal. (dok. BRIN)

Penemuan Barbodes klapanunggalensis menambah daftar panjang keanekaragaman hayati Indonesia, khususnya di ekosistem gua.

Saat ini, Indonesia memiliki enam spesies ikan gua endemik, dengan Barbodes klapanunggalensis dan Barbodes microps sebagai spesies yang ditemukan di Jawa. Spesies-spesies lainnya ditemukan di kawasan karst Sulawesi dan Papua Barat.

Penemuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal ZooKeys pada edisi terbaru. Studi lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami ekologi dan strategi konservasi yang tepat bagi Barbodes klapanunggalensis serta spesies ikan gua lainnya di Indonesia.


Trending

Update News