6 Alasan Elon Musk Berpeluang Besar Buat Beli TikTok AS

Miliarder Elon Musk punya sejumlah persyaratan yang dinilai pas buat memboyong TikTok. (akun X @elonmusk)
FAKTA.COM, Jakarta - Miliarder Elon Musk diklaim punya sejumlah kondisi yang dinilai pas buat membeli TikTok dengan lancar, termasuk posisi bisnis dan politiknya terkait China.
TikTok saat ini berada di ujung tanduk. Undang-undang di AS yang sudah disahkan bakal memblokir TikTok bulan ini. Pilihannya adalah membiarkannya tutup di pasar Paman Sam, atau menjual aplikasi ini kepada pihak yang berbasis di AS.
Sejak ancaman pemblokiran mengemuka, beberapa pihak disebut sudah mengajukan penawaran kepada ByteDance, induknya TikTok di China. Selain itu, ada pula yang mengklaim ingin mengakuisisi platform tersebut.
Mr.Beast, YouTuber asal AS, contohnya. Ia menyatakan akan membeli Tiktok agar aplikasi ini tidak diblokir.
“Oke baiklah, saya akan membeli Tiktok agar tidak kena banned,” kata dia, di X, Selasa (14/1/2025).
"Sungguh, sudah banyak miliarder yang menghubungi saya secara sejak saya memposting tweet ini."
Meski demikian, sejumlah pakar menilai Musk punya beberapa posisi yang bisa memberinya kemudahan dalam pembelian TikTok. Berikut indikasinya dirangkum dari The Guardian dan CNN:
Dukungan dari orang dalam
Pejabat China dilaporkan sudah mengadakan pembicaraan awal tentang kemungkinan opsi untuk menjual operasi TikTok di AS kepada miliarder Elon Musk, jika aplikasi video pendek itu tidak dapat menghindari pemblokiran.
Melansir laporan Bloomberg, pejabat Beijing disebut lebih suka TikTok tetap berada di bawah kendali induknya di China, ByteDance, meski tetap membahas opsi lain termasuk penjualan ke Musk, Bloomberg melaporkan.
Financial Times melaporkan pada hari yang sama bahwa para pejabat telah membahas kemungkinan awal Musk menjadi perantara bagi ByteDance dan semua pembeli potensial TikTok.
Meski begitu, juru bicara TikTok mengatakan, "Kami tidak bisa diharapkan untuk mengomentari fiksi murni."

Ilustrasi. TikTok tinggal menunggu waktu diblokir di AS. (Antara)
Kepentingan China dengan Trump
James Andrew Lewis, Direktur Program Teknologi Strategis di Center for Strategic and International Studies (CSIS), menilai rumor pembelian oleh Musk ini kemungkinan adalah 'tes ombak'.
"Saya bertaruh bahwa [rumor] itu adalah rencana Musk atau China untuk melihat reaksi," kata dia, dalam emailnya kepada CNN.
Bagi China, penjualan ke Musk bisa berarti menempatkan TikTok di tangan 'sekutu'. Pasalnya, kerajaan bisnis Musk sangat bergantung pada pasar China.
Selain itu, Musk punya pengaruh terhadap Presiden AS terpilih Donald Trump, orang yang akan menentukan negosiasi tarif perdagangan kedua negara.
"China mungkin sedang mencari tahu di titik mana hal itu akan cocok dengan kesepakatan yang lebih besar dengan Trump, tetapi saya tidak bisa melihat mereka memberikannya secara gratis," urai dia.
Namun, kesepakatan seperti itu masih dapat menghadapi rintangan. Menurut analis dari Wedbush, Dan Ives, Musk harus mengamankan uang tunai dalam jumlah besar untuk membeli TikTok AS yang diprediksi dapat menelan biaya US$40 miliar hingga US$50 miliar.

Elon Musk jadi bagian pendukung utama Donald Trump di Pilpres AS 2024. (Antara)
Kepentingan Musk
Buat Musk, mengakuisisi TikTok dan mempertahankan akses warga Amerika ke aplikasi tersebut pada detik-detik terakhir juga dinilai akan membuat citranya sebagai pembela kebebasan berbicara makin meroket.
Menurut Ives, akuisisi TikTok bisa menjadi "pengambilan aset emas" bagi Musk dan X.
Sebanyak 170 juta pengguna bulanan TikTok di AS akan menjadi dorongan besar bagi X. Video mereka juga dapat memberikan data pelatihan yang bermanfaat bagi perusahaan kecerdasan buatan Musk, xAI, dan produknya, Grok.
Kerajaan bisnis di China
ByteDance diperkirakan memerlukan persetujuan pemerintah China untuk menjual operasi TikTok di AS karena pembatasan ekspor yang dapat melarang penjualan teknologi sensitif, seperti algoritma rekomendasi aplikasi, tanpa lisensi.
Kementerian Perdagangan China sebelumnya mengatakan akan "menentang tegas" penjualan paksa TikTok, meski calon pembeli lainnya telah mengajukan tawaran.
Meski begitu, Musk jelas punya bisnis besar di Negara Tirai Bambu. China adalah pasar terbesar kedua Tesla; pada kuartal ketiga 2024, Tesla meraih pendapatan US$5,7 miliar.
Shanghai Gigafactory milik Tesla, yang dipuji Musk sebagai pabrik yang memproduksi mobil dengan kualitas terbaik, juga termasuk di antara pabrik perusahaan yang paling produktif.
Perusahaan tersebut juga sedang dalam proses membangun pabrik baterai besar di Shanghai.
“Salah satu investor terbesar di China dari sudut pandang infrastruktur adalah Tesla, jadi hubungan Musk di Beijing, di luar Tim Cook dari Apple, mungkin yang terkuat dari semua pebisnis AS,” kata Ives.
Dimitar Gueorguiev, profesor ilmu politik di Syracuse University, pun menuturkan, "Sumber daya keuangan Musk yang signifikan, hubungan bisnis yang mapan di China melalui Tesla, dan keunggulan dalam industri media sosial melalui X, membuatnya menjadi kandidat potensial untuk menjadi perantara kesepakatan yang dapat diterima oleh banyak pemangku kepentingan."

Bos TikTok Shou ZI Chew (kiri) pernah dituding parlemen AS sebagai antek Partai Komunis China di sidang namun dibantah dengan alasan dia orang Singapura. (Antara)
Janji kerja sama
Musk juga sudah mengadakan beberapa pertemuan dengan pejabat China dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Perdana Menteri China Li Qiang di Beijing April 2024.
Saat itu, Li memuji Tesla sebagai "model yang berhasil" untuk kolaborasi AS-China.
“Tesla bersedia untuk lebih memperdalam kerja sama dengan China dan mencapai lebih banyak hasil yang saling menguntungkan,” kata Musk kepada Li dalam pertemuan tersebut.
Namun, Ives menilai China tidak mungkin mengizinkan penjualan TikTok dengan algoritmanya, yang disebutnya sebagai “DNA kunci” bagi aplikasi populer tersebut.
Ogah kritik China
Meski mengklaim dirinya sebagai pejuang kebebasan berbicara di AS, Musk relatif bungkam dalam isu yang menyangkut China. Termasuk, soal penangkapan sejumlah pesaing politik pemimpin China Xi Jinping.
Musk juga menyebut Taiwan sebagai “bagian integral China,” yang membuat marah para pemimpin Taiwan. (The Guardian/CNN)














