FAKTA.COM, Jakarta - Keputusan Tesla untuk membatalkan rencana pembangunan pabrik kendaraan listrik (EV) di Thailand, Malaysia, dan Indonesia dikaitkan dengan kerugian bisnis dan persaingan dari China.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengungkapkan, Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Tengku Zafrul Aziz telah menerima informasi langsung mengenai situasi Tesla.
"Zafrul telah menerima informasi terbaru. Ini karena Tesla menghadapi kerugian dan tidak dapat bersaing dengan EV dari China," kata Anwar Ibrahim dilansir di Straits Times, Jumat (9/8/2024).
"Ini adalah pernyataan langsung yang kami terima, bukan dari liputan media,” kata Datuk Seri Anwar kepada pers setelah meluncurkan pedoman manajemen dan tata kelola untuk badan hukum federal.
Ia menanggapi pertanyaan tentang laporan yang menunjukkan Tesla telah mengesampingkan rencana untuk membangun pabrik di tiga negara Asia Tenggara untuk berkonsentrasi pada pendirian stasiun pengisian daya.
Sementara Tesla awalnya menunjukkan minat di Thailand, Anwar mencatat bahwa rencananya untuk Malaysia masih dalam tahap awal. Tesla saat ini mengoperasikan kantor penjualan dan showroom di Thailand dan Malaysia.
Pada bulan Maret, kantor Perdana Menteri Thailand dilaporkan mengatakan bahwa Tesla sedang dalam pembicaraan dengan pemerintah Thailand untuk membangun fasilitas produksi di negara tersebut, dengan Thailand menawarkan fasilitas yang 100 persen ramah lingkungan.
Menyusul laporan pembatalan tersebut, Menteri Investasi Malaysia mengklarifikasi bahwa kementerian tersebut tidak pernah secara resmi mengumumkan bahwa Tesla akan membuka pabrik di Malaysia.
Ia mengatakan Tesla juga tidak pernah mengumumkan rencana untuk membangun pabrik di negara tersebut.
Zafrul juga mengatakan bahwa laporan tentang pabrik tersebut tidak didasarkan pada pernyataan resmi dari Tesla, tetapi telah mengutip sumber anonim.