Kebocoran Data PDNS 2, Pengamat Digital: Negara tidak Berkomitmen Lindungi Data

Direktur Safenet Nenden Arum menilai pemerintah memang tidak menaruh perhatian serius terhadap data pribadi warga negara. (Foto: Dok Pixabay)

FAKTA.COM, Jakarta - Serangan siber dan kebocoran data milik negara masih terus terjadi. Terbaru, data milik warga yang tersimpan di Pusat Data Sementara atau PDNS 2 juga diduga bocor karena diretas.

Selama beberapa tahun terakhir ada banyak kasus kebocoran data. Mulai dari kebocoran 1,3 miliar data registrasi kartu SIM oleh Bjorka, data BPJS Kesehatan, hingga data milik Dukcapil.

Dalam kasus dugaan kebocoran data PDNS 2 sendiri, hingga Selasa (25/06/2024) tercatat 282 instansi terkena imbasnya. Hal tersebut membuat data-data yang ada terisolasi dan tidak dapat diakses sama sekali.

Brain Cipher Kasih Enkripsi, Pemulihan PDNS Dinilai Masih Lambat

Berulangnya masalah kebocoran data tersebut menjadi suatu masalah serius. Mengingat, kebocoran data semacam ini tentunya membawa dampak kerugian ke warga negara.

Menurut Direktur Southeast Asia Freedom of Expression Network (Safenet), Nenden Arum hal ini disebabkan pemerintah memang tidak menaruh perhatian serius terhadap data pribadi warga negara. Tidak ada komitmen tegas dari pemerintah untuk mengurusi hal ini.

“Kebocoran data dan serangan siber yang terus terjadi berulang-ulang tuh akar masalahnya sebetulnya terang-benderang ya, dari komitmen negara,” tegas Nenden, kepada Fakta via WhatsApp, Jumat (5/07/2024).

Peretas PDNS 2 Tepati Janji, Berikan Kunci Enkripsi Data

Nenden berpendapat, negara gagal dalam menyusun skala prioritas berkaitan dengan perlindungan data pribadi warga negara. Akibatnya, kebocoran data dan serangan siber terus berulang.

“Keamanan siber seolah-olah jadi seadanya dan tidak dijadikan hal serius dan penting untuk dapat diimplementasikan,” tambahnya.

Saat ini, tugas pemerintah adalah memastikan seluruh layanan publik yang terdampak dari kebocoran data PDNS 2 dapat kembali berjalan secepat mungkin. Hal ini agar warga negara tidak semakin dirugikan.

Pihak yang mengaku bertanggung jawab akan insiden peretasan PDNS 2, yaitu Geng Ransomware Brain Cipher telah mengumumkan mereka akan merilis kunci dekripsi (pembuka) secara cuma-cuma pada hari Rabu (3/7/2024) ini.

Imbas PDNS 2 Diretas, Dirjen Aptika Kominfo Undurkan Diri

Mereka menyampaikan bahwa mereka hanya ingin menguji kemampuan infrastruktur IT pemerintah Indonesia.

Mereka mempublikasi pernyataan mereka yang berjudul More Important than Money, Only Honor (Lebih penting dari uang, hanya kehormatan).

Pernyataan tersebut dipublikasi akun sosial media X milik perusahaan keamanan teknologi Fusion Intelligence Center @steathmole_int pada Selasa (2/7/2024).

"Kami berharap serangan kami menjelaskan kepada Anda betapa pentingnya membiayai industri dan merekrut spesialis yang berkualifikasi. Serangan kami tidak bermuatan politik, hanya pentest dengan pasca bayar," tulis mereka dalam pernyataan mereka.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//