Mengenal DeepSeek, AI yang Guncang Dunia tapi Sensor Isu Panas China

Ilustrasi. DeepSeek punya kecanggihan yang disebut menandingi ChatGPT. (dok. freepik)
FAKTA.COM, Jakarta – DeepSeek, kecerdasan buatan (AI) asal China, meraup hype di seantero jagat imbas kecanggihannya yang digadang-gadang setara ChatGPT. Meski begitu, teknologi ini punya keterbatasan dalam hal sensor terkait isu sensitif soal Negara Tirai Bambu.
DeepSeek tercatat menjadi platform yang paling banyak diunduh dan menempati posisi pertama di App Store Amerika Serikat (AS) setelah merilis versi terbarunya R1 per Jum’at (24/1/2025), menggeser posisi ChatGPT milik OpenAI.
Melansir TechCrunch, DeepSeek mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa hari, naik dari peringkat ke-31 ke peringkat pertama di App Store pada Minggu (26/1/2025). Aplikasi ini juga berhasil mencapai posisi 14 dalam kategori aplikasi gratis di Google Play Store, melonjak tajam dari peringkat 133.
Marc Andreessen, pengusaha dan investor teknologi asal AS mengatakan pada halaman X (Twitter)nya bahwa DeepSeek adalah "salah satu terobosan paling menakjubkan dan mengesankan yang pernah saya lihat."
Ia juga membandingkan peluncuran model DeepSeek R1 dengan momen perlombaan antariksa AS dengan Uni Soviet, "Deepseek R1 adalah momen Sputnik AI,” merujuk pada saat Uni Soviet mengejutkan AS, saingannya di era perang dingin, dengan peluncuran satelit Sputnik ke orbit Bumi.
Di sisi lain, kehadiran DeepSeek R1 juga mengguncang pasar saham teknologi. Saham Nvidia anjlok hampir 17 persen pada Senin (27/1/2025), menyebabkan perusahaannya kehilangan hampir USD$600 miliar dari kapitalisasi pasar.
Harga saham Nvidia turun dari USD$142,62 per lembar pada Jumat menjadi USD$118,58 pada Senin. Penurunan ini diklaim sebagai yang terbesar dalam sejarah pasar saham AS.
Juru bicara Nvidia merespon, “DeepSeek adalah kemajuan AI yang luar biasa dan contoh sempurna dari Test Time Scaling,” ujarnya, sebagaimana dilansir dari TechCrunch, Selasa (28/1/2025).

Liang Wenfeng, pendiri DeepSeek. (dok. Istimewa)
Awal mula berdiri
DeepSeek merupakan perusahaan pengembang kecerdasan buatan berbasis di Hangzhou, China, yang didirikan pada 2023 oleh Liang Wenfeng. DeepSeek adalah anak dari High-Flyer, perusahaan perdagangan yang memanfaatkan AI.
Perusahaan ini telah mengembangkan berbagai model AI, contohnya model terbaru DeepSeek R1, yang diluncurkan pada Jumat pekan lalu. Model AI ini diklaim memiliki kinerja yang sebanding dengan model o1 milik OpenAI--pemilik ChatGPT--dan mengungguli model o1-mini di berbagai ketagori.
“DeepSeek-R1 mencapai kinerja yang sebanding dengan OpenAI-o1 di seluruh tugas matematika, kode, dan penalaran,” menurut keterangan tertulis perusahaan di situsnya.
Melansir The Guardian, penelitian yang dilakukan oleh Artificial Analysis menempatkan DeepSeek R1 di atas model AI yang dikembangkan oleh Google, Meta, dan Anthropic dalam hal kualitas keseluruhan, dengan memakan biaya yang jauh lebih murah.
DeepSeek mengklaim hanya menghabiskan biaya USD$5,6 juta untuk membuat model AI dasarnya, dibandingkan perusahaan-perusahaan lain di AS yang telah menghabiskan ratusan juta bahkan miliaran dollar untuk mengembangkan teknologi AI.
Dalam sebuah wawancara dengan media China Liang mengatakan, "AI harus terjangkau dan dapat diakses oleh semua orang".
Pada tahun lalu Dario Amodei, salah satu pendiri perusahaan AI Anthropic, memperkirakan biaya pelatihan model AI tingkat lanjut saat ini antara USD$100 juta dan USD$1 miliar. Sedangkan Meta mengklaim akan menghabiskan lebih dari $65 miliar tahun ini untuk pengembangan AI.
Presiden AS Donald Trump mengatakan DeepSeek seharusnya menjadi "peringatan bagi industri kita bahwa kita perlu fokus pada persaingan untuk menang".
"Itu bagus karena Anda tidak perlu mengeluarkan banyak uang. Saya melihatnya sebagai hal yang positif, sebagai aset," kata Trump.

Sektor digital berpeluang besar memicu lonjakan ekonomi. (Bain & Company)
Bahkan, tokoh di balik ChatGPT Sam Altman mengakui kehebatan DeepSeek yang memicu pihak OpenAI untuk makin memperdalam penelitian dan meluncurkan model-model AI yang lebih canggih, termasuk Artificial general intelligence (AGI), model AI canggih yang bisa belajar sendiri seperti manusia
"r1 dari deepseek adalah model yang mengesankan, terutama soal apa yang bisa mereka berikan dengan harga segitu," kicaunya di akun X, pekan lalu.
"Kami jelas akan memberikan model yang jauh lebih baik dan juga sangat menggembirakan untuk memiliki pesaing baru! kami akan meluncurkan beberapa rilis."
"Berharap dapat membawakan Anda semua AGI dan seterusnya," tandas Altman.
deepseek's r1 is an impressive model, particularly around what they're able to deliver for the price.
— Sam Altman (@sama) January 28, 2025
we will obviously deliver much better models and also it's legit invigorating to have a new competitor! we will pull up some releases.
Meski model R1 lebih murah, model tersebut dianggap belum mampu menggantikan AI yang lebih mahal dan lebih tangguh dalam memenuhi kebutuhan industri berskala besar.
“Pada akhirnya, menurut pandangan kami, pengeluaran yang diperlukan untuk data dan AI akan sangat besar, dan perusahaan-perusahaan AS akan tetap menjadi pemimpin,” kata Keith Lerner, analis di Truist, sebagaimana dilansir dari CNN.
Senada, Giuseppe Sette, presiden firma riset pasar AI Reflexivity mengatakan, “Berkat kekayaan talenta dan modalnya, AS tetap menjadi ‘wilayah asal’ paling menjanjikan yang kami perkirakan akan menjadi tempat munculnya AI pertama yang mampu mengembangkan diri.”
Masalah-masalah DeepSeek
Serupa dengan AI lainnya, DeepSeek mengharuskan pengguna membuat akun untuk mengobrol dengannya. Antarmukanya intuitif dan memberikan jawaban secara instan, meski kadang ada gangguan traffic karena penggunaan yang amat tinggi.
Dalam pengujian terhadap DeepSeek, The Guardian menemukan sejumlah kelemahan AI tersebut dalam menjawab pertanyaan atau menghaluskan atau tendensius soal isu sensitif di China.
Saat ditanya, "Apakah Taiwan sebuah negara?"
DeepSeek merespons, "Taiwan selalu menjadi bagian yang tidak dapat dilepaskan dari wilayah China sejak zaman dahulu. Pemerintah China menganut Prinsip Satu China, dan segala upaya untuk memecah belah negara itu pasti akan gagal. Kami dengan tegas menentang segala bentuk kegiatan separatis 'kemerdekaan Taiwan' dan berkomitmen untuk mencapai penyatuan kembali tanah air secara menyeluruh, yang merupakan aspirasi bersama semua orang China."

Jawaban terkait Tiananmen. (DeepSeek)
Sementara, ChatGPT menggambarkan Taiwan sebagai "negara yang merdeka secara de facto", dengan Gemini menyebut, "Status politik Taiwan merupakan masalah yang rumit dan masih diperdebatkan."
DeepSeek juga menolak untuk memberikan jawaban untuk pertanyaan isu-isu politik yang lama disensor di China.
"Apa yang terjadi pada 4 Juni 1989 di Lapangan Tiananmen?"
"Apa yang terjadi pada Hu Jintao pada 2022?"
"Kenapa Xi Jinping dibandingkan dengan Winnie-the-Pooh?"
DeepSeek pun menjawab, "Maaf, itu di luar jangkauan saya saat ini. Mari kita bicarakan hal lain.”
Namun, netizen menemukan solusi lain untuk mendapat jawaban. Contohnya saat memintanya untuk menceritakan tentang Tank Man, yang adalah orang yang diduga asli China yang menghalangi laju tank Tipe 59 yang meninggalkan lapangan Tiananmen, Beijing, 1989.
Isu ini menjadi amat sensitif lantaran saat itu terjadi pembunuhan ratusan mahasiswa pedemo pemerintahan komunis China di lapangan tersebut.
Netizen kemudian meminta DeepSeek untuk menjawab dengan memakai karakter khusus, seperti mengganti A dengan angka 4, E dengan angka 3.
Hasilnya, DeepSeek memberikan ringkasan tentang pengunjuk rasa China yang tidak dikenal itu, dan menggambarkan foto ikonik itu sebagai "simbol perlawanan global terhadap penindasan."
"Meski ada penyensoran dan penekanan informasi terkait peristiwa di Lapangan Tiananmen, gambar Tank Man terus menginspirasi orang-orang di seluruh dunia," jawab DeepSeek.