PDIP Sebut Prabowo Tak Paham Program Nawacita Jokowi

Presiden Joko Widodo dan Ganjar. (Setpres RI)
FAKTA.COM, Jakarta - Politisi Senior Aria Bima, meragukan pemahaman capres nomor urut 2 Prabowo Subianto terhadap narasi pembangunan ekonomi Nawacita yang digagas Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Adapun Nawacita, imbuh Aria, sudah dipastikan dipahami oleh para kader partai pengusung pada dua gelaran Pilpres.
Menurut Ketua Tim Penjadwalan Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud ini, Prabowo absen satu periode di tahun 2014 ihwal Nawacita. Sebab, yang bersangkutan baru resmi masuk ke Kabinet Indonesia Maju per 2019.
Istilah Nawacita merujuk pada visi-misi yang dipakai oleh pasangan Joko Widodo kala mengikuti pemilihan presiden.
"Mulainya (Nawacita) 2014 ke 2019. Pak Prabowo mulai baru sejak 2019 ke 2024, dan mungkin juga tidak mengerti betul tentang narasi besar pembangunan ekonomi Jokowi. Ini ya perlu kami sampaikan," ungkap Aria Bima di kawasan Kebon Sirih, dikutip Selasa (19/12/2023).
Oleh karena itu PDIP akan tetap konsisten dengan visi Nawacita Presiden Jokowi. Hal itu dikarenakan amanat dari rakyat yang menyatakan Kabinet Indonesia Maju rampung pada November 2024.
"Mandat rakyat kepada partai pengusung pak Jokowi itu tetap sampai November 2024. Kita tetap dukung penuh dslam konteks politik anggaran kemarin, juga di pengawasan," ujarnya.
Ganjar Pranowo-Mahfud MD, kata Aria tetap melanjutkan apa yang sudah baik di era pemerintahan Presiden Jokowi. Hal tersebut tidak berubah sejak pertama kali mendaftarkan diri ke KPU hingga saat ini.
"Intinya bahwa kami tidak pindah strategi, ini ada keberlanjutan," jelasnya.
Aria menegaskan, mulanya Kepala Negara mendukung Ganjar Pranowo. Namun dukungan itu bergeser setelah putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres Prabowo Subianto.
"Ini saja yang sedikit perbedaan antara Ganjar-Mahfud dan partai pengusung, dengan Pak Prabowo-Gibran dengan partai pengusungnya," ujarnya.