Matahari Kembar 'Bersinar' Saat Para Menteri Prabowo Temui Jokowi

Presiden Prabowo Subianto (kiri) duduk bersama mantan Presiden Joko Widodo (kanan) di Gedung MPR RI, Jakarta. (Foto: Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden)
Fakta.com, Jakarta - Isu matahari kembar di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menguat setelah sejumlah menteri menemui mantan Presiden Joko Widodo. Sejumlah pihak menanggapi isu matahari kembar tersebut.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyinggung isu matahari kembar usai menghadiri acara halalbihalal Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
"Ini bukan matahari, ini bulan," ujar Dasco sembari menepuk punggung Cak Imin di hadapan media usai menghadiri acara halalbihalal di Jakarta, Minggu (20/4/2025) malam.
Wartawan lantas masih menanyakan kembali maksud pernyataan Dasco tersebut. "Ya, kalau matahari, 'kan siang. Ini malam," kata Wakil Ketua DPR RI itu berkelakar.
Isu matahari kembar muncul usai sejumlah menteri Kabinet Merah Putih Prabowo Subianto berkunjung ke Solo, Jawa Tengah, untuk menemui mantan Presiden Jokowi pada momen Lebaran 2025.
Beberapa menteri yang hadir, di antaranya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, serta Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji.
Selain itu, ada juga Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koperasi Budi Arie, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
Di antara para menteri tersebut, ada yang menyebut Jokowi sebagai bos mereka.
Ma'ruf Amin: Kalau Hatinya Bersih, Tak Ada Ancaman
Wakil presiden ke-13 RI Ma’ruf Amin menilai kunjungan sejumlah menteri pemerintahan Prabowo ke rumah Jokowi di Solo beberapa waktu terakhir, sebagai bagian dari silaturahmi.
"Saya kira itu bagian dari yang harus diartikan sebagai silaturahmi dengan mantan presiden, mantan wakil presiden, dan dengan yang lain-lain," ujar Ma’ruf usai menghadiri acara halalbihalal di rumah dinas Menko PM Muhaimin Iskandar, Jakarta, Minggu malam, ketika menjawab isu matahari kembar.
Oleh sebab itu, dia juga menganggap kunjungan para menteri yang tergabung dalam Kabinet Merah Putih tidak mengancam kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
"Ya, kalau hatinya bersih semua, tidak ada ancaman. Hatinya dibersihkan dahulu," katanya mengingatkan.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menanggapi perihal banyak menteri Kabinet Merah Putih yang sowan ke rumah Jokowi.
Muzani mengatakan Presiden Prabowo Subianto menghargai kunjungan silaturahmi yang dilakukan para menteri tersebut dan menyebut langkah itu sebagai bagian dari tata krama.
"Presiden Prabowo merasa tidak terganggu dengan adanya menteri-menteri pada era Pak Jokowi yang juga bersilaturahmi kepada Pak Jokowi," kata Muzani ditemui seusai pembukaan Sidang Paripurna ke-17 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (17/4/2025).
"Presiden Prabowo menghargai itu sebagai sebuah tata krama dan tradisi berlebaran untuk bersilaturahmi kepada orang yang dituakan atau orang yang dihormati karena itu bagian dari tata krama lebaran," lanjutnya.
Puan Tegaskan Presiden Saat Ini Prabowo
Ketua DPR RI Puan Maharani juga berkomentar terkait isu matahari kembar di Kabinet Merah Putih pimpinan Prabowo saat ini. Puan menegaskan presiden saat ini adalah Prabowo, bukan Joko Widodo.
"Silaturahmi di masa Lebaran akan sangat baik. (Terkait) matahari kembar, presiden saat ini Presiden Prabowo Subianto," ucap Puan usai menghadiri halal bihalal DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (14/4/2025).
Sementara itu, anggota Komisi III DPR RI Fraksi PKB, Jazilul Fawaid, berujar silaturahmi antartokoh bangsa seharusnya tak perlu dipolitisasi. Menurut Jazilul, tak ada istilah matahari kembar, yang ada hanya satu Presiden dan Wakil Presiden.
"Di dalam konstitusi kita tidak memungkinkan ada matahari kembar. Tidak ada itu. Yang ada Presiden dengan Wakil Presiden. Kalau itu dianggap matahari kembar, ya tidak. Karena di konstitusinya itu bukan kembar. Itu ada di Presiden," ujarnya.
Jazilul menambahkan, penyebutan 'bos' yang dilontarkan oleh Trenggono dan Budi pun tak perlu dilihat sebagai sesuatu yang negatif, sebab itu hanya permasalahan bahasa saja.
"Ya, bos itu apa sih? Ya ibu juga bos, ayah juga bos. Kalau begitu, kalau atasan, iya dong ya kalau atasan kita. Kalau adik kita yang bukan bos. Ini soal bahasa saja," paparnya.
"Makanya jangan politisasi halal bihalal lah. Kan, kita tidak tahu istilah bicaranya, kalau kita curiga orang bertemu. Justru kalau tidak ada silaturahmi di negeri ini malah rusak," ujar Jazilul.
Demokrat Anggap Wajar
Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menilai sejumlah menteri Prabowo yang bersilaturahmi dengan Jokowi merupakan hal wajar.
Sebab, kata dia, Jokowi memiliki pengalaman selama 10 tahun memimpin Republik Indonesia sehingga ilmu dan kebijaksanaannya bisa membantu memberi masukan dalam konteks pemerintahan yang kini dipimpin oleh Prabowo Subianto.
"Kami melihatnya kalau menteri-menteri masih ada yang suka mendatangi rumah Pak Jokowi, ya biasa saja. Yang suka mengunjungi rumah Pak SBY juga banyak kok," kata Herzaky saat menghadiri agenda diskusi yang digelar The Yudhoyono Institute bertajuk Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan, dan Ekonomi Global di Jakarta, dikutip Antara, Minggu (13/4/2025).
Menurut dia, kunjungan menteri-menteri ke rumah Jokowi itu tidak bisa diartikan sebagai fenomena matahari kembar. Dia yakin pertemuan menteri Kabinet Merah Putih dengan Jokowi itu sudah sepengetahuan Prabowo sebagai Presiden. (ANT)