Fakta.com

Menteri ke Rumah Jokowi, PSI: Silaturahmi itu Perintah Agama

Presiden Ketujuh RI, Joko Widodo, bersama Zulkifli Hasan. Sumber: Instagram/amanatnasional

Presiden Ketujuh RI, Joko Widodo, bersama Zulkifli Hasan. Sumber: Instagram/amanatnasional

Google News Image


FAKTA.COM, Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ikut berkomentar terkait isu kedatangan para Menteri Kabinet Merah Putih ke kediaman Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu.

Menurut Juru Bicara DPP PSI, Agus Herlambang, tidak ada yang aneh dengan kedatangan para menteri ke rumah Jokowi. Apalagi, mereka bertamu di saat momentum Idulfitri 1446 hijriah.

"Kedatangan sejumlah menteri ke Pak Jokowi kemarin itu dalam rangka silaturahmi Idul Fitri. Kok, malah dicurigai macam-macam? Kecurigaan yang lahir dari pikiran sempit. Silaturahmi itu perintah agama," kata Agus Herlambang dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (18/4/2025).

Agus pun menampik pandangan yang menilai kehadiran para menteri ke rumah Jokowi merupakan cermin adanya matahari kembar dalam kepemimpinan NKRI. Ia melihat justru para menteri Kabinet Merah Putih selama ini bekerja dengan baik dan solid, mengikuti arahan Presiden Prabowo.

Sebelumnya, sejumlah menteri yang duduk di Kabinet Presiden Prabowo Subianto berkunjung ke Solo untuk menemui Joko Widodo pada momen Hari Raya Idul Fitri 2025.

Beberapa menteri yang hadir, di antaranya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, serta Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji.

Selain itu, ada juga Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koperasi Budi Arie, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya, dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Sebagian besar menteri yang bertandang ke rumah Jokowi merupakan mantan anggota kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. Menurut Agus, silaturahmi seharusnya tidak berhenti saat hubungan resmi-profesional berakhir.

"Silaturahmi seharusnya tetap dilakukan sebagai individu, bukan sebagai anak buah. Karena di esensi silaturahmi terletak pada sikap saling menghormati sesama manusia, bukan karena didorong kewajiban formalistis sebagai anak buah, misalnya," ujar Agus. (ANT)

Trending

Update News