Prabowo Akui Salah Terkait Blunder Komunikasi Pemerintah

Presiden Prabowo Subianto diwawancara tujuh jurnalis, di Bogor, Minggu (6/4/2025). (Tangkapan layar YouTube TVRI)
FAKTA.COM, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengakui sejumlah masalah komunikasi publik di pemerintahannya adalah kesalahan dirinya yang terlalu fokus pada kerja demi meraih kepercayaan masyarakat.
"Bener sekali, saya akui bahwa 150 hari [masa pemerintahan], saya sendiri, menurut pendapat saya, saya yang bertanggung jawab, saya yang salah sebetulnya," jawab dia, merespons salah satu pertanyaan terkait isu komunikasi pemerintah dalam wawancara dengan tujuh jurnalis di kediamannya, Hambalang, Bogor, Minggu (6/4/2025).
"Bahwa komunikasi kurang baik, itu sebetulnya saya anggap itu saya yang bersalah, karena fokus kita deliver-deliver, kerja, rakyat nunggu-nunggu apa keputusan," lanjutnya.
Prabowo mengakui dirinya mencontoh pilihan Presiden ketujuh Joko Widodo yang berfokus pada kerja dan mengambil tindakan secepatnya.
"Jadi fokus kita kerja, ker... Mungkin ada yang ngejek, tapi saya paham etos."
"Saya bukan selalu membela Pak Jokowi, banyak orang yang jelek-jelekin ya. Saya enggak tau ya, pasti ada orang yang baik, ada orang yang tidak baik, ada kekurangan, tapi etos waktu itu kita ingin kerja kita ingin buktikan, kita selesaikan," tuturnya.
Nyatanya, Prabowo menyadari bekerja saja tak cukup, terlebih dalam politik
"Itu, akhirnya tim saya semua juga kurang, karena waktu itu kita yakin kalau kita bisa deliver dengan baik, dengan cepet, kendalikan harga, ini, ini, rakyat merasakan, mereka akan percaya sama kita," ujarnya.
"Ternyata tidak seperti itu. Politik adalah persepsi dan ya kadang-kadang kekuatan-kekuatan tertentu, apa pun yang kita buat pasti dinarasi tidak baik. Karena itu saya mau perbaiki [masalah komunikasi] itu," sambung Prabowo.
Soal teror kepala babi
Salah satu blunder komunikasi yang ramai disorot adalah respons Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi terhadap teror yang diterima wartawan Tempo, Francisca Christy Rosana alias Cica, berbentuk kiriman kepala babi tanpa telinga.
"Sudah dimasak saja, sudah dimasak saja," ujar Hasan, di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (21/3/2025).
Koalisi Masyarakat Sipil meminta Prabowo "meninjau kembali posisi Hasan Nasbi dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan."

Sebelum menjabat Kepala PCO, Hasan Nasbi merupakan pendiri lembaga survei Cyrus Network. (Antara)
"Ungkapan yang disampaikan Hasan Nasbi menunjukkan rendahnya komitmen pemerintah, yang diwakili Kantor Komunikasi Kepresidenan, terhadap demokrasi dan kebebasan sipil. Bukannya menyampaikan, setidaknya sikap keperihatinan terhadap teror tersebut, justru seakan mendukung tindakan teror tersebut," menurut keterangan Koalisi, Sabtu (22/3/2025).
Prabowo, dalam kesempatan wawancara di Hambalang itu pun, mengakui pernyataan Hasan Nasbi itu keliru.
"Tapi bener, itu ucapan yang menurut saya teledor, itu ya... keliru saya kira. Beliau menyesal," kata dia.
"Mungkin ya karena baru dalam posisi, pemerintahan yang selalu disorot. Jadi kadang-kadang orang yang dari dunia perencana, dunia survei, atau dunia akademis muncul di panggng publik kurang cepet menyesuaikan," urai Prabowo.
Menurut Ketua Umum Partai Gerindra tersebut, teror kepala babi itu dilakukan oleh pihak yang "ingin mengadu domba, ingin menciptakan suasana yang tidak baik."