Safari Silaturahmi Didit Prabowo di Tengah Ancaman Dinamika Global

Didit, putera Prabowo, berfoto bersama SBY, Jokowi, dan Megawati, saat merayakan Idulfitri 1446 H, Senin (31/3/2025). (dok. Istimewa)
Fakta.com, Jakarta - Pada momen Lebaran 2025, Didit Hediprasetyo alias Didit Prabowo mengadakan safari silaturahmi dengan para mantan presiden RI, mulai dari Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, hingga Joko Widodo. Pertemuan tersebut diadakan di tengah dinamika global yang bisa mengancam situasi nasional.
Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah, mengatakan kehadiran putra Prabowo ke rumah Megawati Soekarnoputri saat perayaan Idulfitri mempererat hubungan antara Prabowo dan Megawati.
"Ibu Mega berulang-ulang mengatakan bahwa hubungan pribadi antara Ibu Mega dan Pak Prabowo itu sangat baik sejak dulu hingga sekarang dan hak itu dibuktikan dengan silaturahmi Pak Didit hari ini ke kediaman beliau," kata Ahmad Basarah saat ditemui awak media di kediaman Megawati di Teuku Umar, Senin (31/3/2025).
Menurut Basarah, hubungan baik itu sudah terjalin sejak Megawati dan Prabowo sama-sama maju dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada 2004 silam.
Sementara itu, Ketua DPR RI sekaligus putri dari Megawati, Puan Maharani mengungkapkan Megawati menitipkan pesan kepada Prabowo melalui Didit. Puan mengatakan pesan itu dititipkan ketika Didit bersilaturahmi ke kediaman Megawati pada Senin lalu.
"Ya, Ibu (Megawati, Red) menyampaikan salam kepada Pak Prabowo, semoga sehat selalu, dan semoga setelah lebaran suasana akan semakin baik dan semuanya berjalan dengan baik untuk bangsa dan negara," ujar Puan saat ditemui awak media di acara open house Ketua MPR RI, Ahmad Muzani di Komplek Rumah Dinas Widya Chandra, Rabu (2/4/2025) kemarin, dikutip dari Antara.
Adapun, terkait kepastian pertemuan antara Prabowo dengan Megawati, Puan hanya menjawab bahwa secepatnya hal tersebut akan dilakukan setelah momentum Lebaran 2025 usai. "Jadi setelah lebaran ini, setelah libur lebaran pasti ada pertemuan secepatnya," ucap Ketua DPP PDIP itu.
Puan menyebut bahwa Megawati tak menggelar open house, sehingga mustahil terjadi pertemuan antara Megawati dan Prabowo pada momen Lebaran Idulfitri.
"Jadi Pak Prabowo pasti ada kesibukan dan Ibu Mega juga tidak ada open house," dalih Puan.
Namun, Puan bercerita Megawati dan Prabowo hendak bersilaturahmi dalam rangka momentum lebaran menggunakan telekonferensi atau video call ketika Didit bertamu, namun hal itu diurungkan karena terkendala waktu. "Kemarin rencananya mau begitu (video call, Red), hanya kemudian Mas Didit sudah mau pergi ke Solo," tandasnya.
Selain bersilaturahmi ke rumah Megawati saat momen Lebaran, Didit juga pernah mempertemukan para anak dari Presiden RI terdahulu saat acara ulang tahunnya pada Sabtu (22/3/2025) lalu. Sejumlah anak Presiden terdahulu yang hadir, yakni Gibran Rakabuming Raka, Kaesang Pangarep, Puan Maharani, Guruh Soekarnoputra, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Yenny Wahid, Ilham Habibie, dan Siti Hediati (Titiek) Soeharto yang merupakan ibu kandung dari Didit sendiri.
Wakil Presiden RI, Gibran, memuji sikap Didit yang mengumpulkan para tokoh bangsa dan tokoh anak muda ini sebagai sikap yang patut diapresiasi. Namun, mampukah Didit berpeluang untuk mempertemukan Megawati dengan Prabowo atau dengan para mantan Presiden RI?
Kunjungan Didit Tak Bernuansa Politis
Juru bicara PDIP, Guntur Romli, menanggapi kunjungan Didit bertamu ke kediaman Megawati bukan sebagai kunjungan bernuansa politis. Guntur juga mengatakan selama ini komunikasi antara Megawati dan Prabowo memang melalui perantara, dari PDIP sendiri yakni melalui Puan, Pramono Anung, dan Ahmad Basarah, sedangkan perantara dari pihak Prabowo ialah Muzani.
“Selama ini komunikasi Ibu Megawati dengan Pak Prabowo kan memang melalui perantara, seperti Mbak Puan, Mas Pramono Anung, Mas Ahmad Basarah. Kalau dari pihak Pak Prabowo selama ini adalah Mas Ahmad Muzani,” tutur Guntur melalui pesan tertulis kepada FAKTA, Kamis (3/4/2025) pagi.
Guntur pun menyebut Didit memang biasa bertandang menemui Megawati, sehingga PDIP menegaskan tak pernah memandang kunjungannya sebagai kunjungan bernuansa politis.
“Kalau Mas Didit memang biasa datang ke Ibu Megawati, kami juga memandangnya kunjungan Mas Didit tidak pernah politis,” sambung Guntur.
Senada dengan Guntur, juru bicara PDIP yang lain, Chico Hakim, mengatakan kunjungan Didit ke kediaman Megawati hanya merupakan kunjungan pribadi. Menurut PDIP, silaturahmi Didit ke kediaman Megawati karena Didit mengunjungi ibunda dari sahabat-sahabatnya, yakni Pinka dan Puan. Selain itu, kedatangan Didit juga disambut oleh Prananda Prabowo.
“Ini suatu hal yang sangat kami apresiasi tentunya. Mas Didit telah menunjukkan adab yang luhur sebagai insan Indonesia, dan tentu tidak terlepas dari sosoknya yang adalah putra dari Presiden Prabowo Subianto dan juga cucu dari Presiden Soeharto. Dan ini suatu hal yang lumrah, yang harus kita lestarikan terus, budaya silaturahim, saling menyapa, dari yang muda mendatangi yang lebih tua,” papar Chico dalam pesan suara yang dikirimkan kepada FAKTA, Kamis (3/4/2025).
PDIP pun mengapresiasi sikap Didit ini dan menyebut kunjungan Didit merupakan kunjungan yang hangat dan akrab. Bahkan, sebut Chico, Didit juga memanggil Megawati dengan sapaan ‘Mumu’, yaitu panggilan kesayangan yang digunakan oleh cucu-cucu Megawati terhadap Megawati.
“Mas Didit bahkan memanggil Ibu Mega dengan panggilan ‘Mumu’, yaitu panggilan yang biasa dilakukan oleh cucu-cucu dari Ibu Megawati Soekarnoputri. Dan tidak ada pembicaraan mengenai hal-hal yang bersifat politis. Terkait dengan pertemuan antara Ibu Megawati dengan Presiden Prabowo atau dengan mantan-mantan Presiden yang lain, kita lihat saja nanti,” pungkas Chico.
Didit Sulit Jadi Pemersatu
Pengamat politik dari Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, mengakui tak mudah bagi Didit untuk menjadi pemersatu antar para Presiden terdahulu, sebab Megawati memiliki pendirian yang teguh dan berwatak keras.
“Konflik Megawati dengan para tokoh elite negeri ini selalu memiliki alasan, dengan SBY, Gus Dur, dan saat ini dengan Jokowi juga Prabowo. Semuanya didahului dengan konflik politik, dan terbukti Megawati teguh berpendirian, artinya Didit tidak serta-merta bisa menjadi pemersatu,” tegas Dedi saat dihubungi oleh FAKTA, Kamis (3/4/2025) pagi.
Didit menekankan tokoh kunci untuk menyelesaikan konflik antara Megawati dengan para Presiden terdahulu itu merupakan Megawati sendiri, sehingga tak bisa dijembatani oleh tokoh lain. Namun, akan sulit bagi Megawati untuk berdamai dan berkumpul dengan para Presiden terdahulu disebabkan oleh konfliknya dan partainya dengan Jokowi. Adapun, para Presiden lain, seperti Prabowo, hanya terkena imbas dari konflik Megawati dengan Jokowi.
“Tokoh kunci dalam konflik itu Megawati sendiri. Ia yang bisa menentukan kapan bersama dan berpisah, tetapi dengan kondisi manuver Jokowi selama ini, rasanya sulit bisa membuat Megawati menerima persatuan dengan Jokowi. Prabowo hanya terkena imbas karena lebih memilih berada di kubu Jokowi,” sambung Dedi dalam pesan terpisah.
Pengamat politik Boni Hargens menilai silaturahmi Didit sebagai terobosan di tengah potensi ancaman dalam sektor ekonomi dampak dinamika global seperti kebijakan tarif Trump di Amerika Serikat maupun perang dagang China-AS.
“Untuk menghadapi semua itu, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, perlu ada dukungan kuat dari masyarakat yang dimulai dengan adanya harmoni serta solidaritas politik di tataran elite,” katanya.