Massa Demo Tolak RUU TNI Serbu DPR dengan Petasan, Dibalas Water Cannon

Pos polisi di Gedung DPR jadi sasasaran petasan demonstran, Jakarta, Kamis (27/3/2025). (Fakta.com/Dewi Yugi Arti)
FAKTA.COM, Jakarta - Aksi demonstrasi menolak Undang-Undang TNI, di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/3/2025) sore, jadi ajang adu serangan petasan vs water cannon.
Menurut poster yang beredar di media sosial X dan akun @barengwarga, aksi seharusnya dimulai pada pukul 13.30 WIB dengan titik kumpul di depan Gedung DPR RI.
Berdasarkan pantauan FAKTA di gerbang depan Gedung DPR RI, sejumlah massa aksi mulai berdatangan sekitar pukul 15.15 WIB.
Terdapat massa aksi yang berasal dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Universitas Indonesia (UI), hingga para fans Korean Pop yakni NCTZen. Beberapa massa aksi datang dengan menggunakan minibus dan berjalan kaki.
Kemudian, sekitar pukul 16.00 WIB, massa aksi mulai berdatangan. Massa aksi berseru "Ganyang Prabowo!", membaca puisi, dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan.
Demo tolak RUU TNI
Massa demo tolak RUU TNI serbu pos polisi DPR dengan petasan, Kamis (27/3/2025). (Fakta.com/Dewi Yugi Arti)
Mereka juga menempelkan poster bertuliskam "Civil Supremacy, Say No To UU TNI, To UU Polri", "Kami Butuh Solusi Bukan Dwifungsi", dan poster-poster lain.
Sekitar pukul 17.15, massa aksi mulai berusaha merobohkan gerbang DPR dengan mencongkel ujung gerbang dan menarik gerbang dengan menggunakan tali tambang berwarna biru. Massa aksi pun melempar petasan ke dalam gedung DPR.
Demo tolak RUU TNI
Massa demo tolak RUU TNI diserbu water cannon, Kamis (27/3/2025). (Fakta.com/Dewi Yugi Arti)
Tak lama, aparat kepolisian membalas serangan dengan water canon yang membabi buta. Water canon tersebut menyembur berkali-kali ke arah massa aksi dan jurnalis yang sedang melakukan liputan.
Sejumlah massa aksi masih bertahan di tengah gempuran water canon. Mereka mengeluarkan payung dan mulai membalas dengan melempar petasan dan botol.
Saat berita ini terbit, massa sudah berusaha dibubarkan polisi dengan pengejaran ke berbagai lokasi sekitar Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. (Fakta.com/Hendri Agung)