MPR, DPR, hingga Menteri Respons Ramai Tagar Kabur Aja Dulu

Ketua MPR RI Ahmad Muzani menanggapi tagar Kabur Aja Dulu yang menjadi sorotan para warganet di media sosial. (ANTARA/Genta Tenri Mawangi)
Fakta.com, Jakarta - Ketua MPR RI Ahmad Muzani menanggapi tagar Kabur Aja Dulu yang menjadi sorotan para warganet di media sosial. Dia mengaku belum membaca soal tagar tersebut. Namun dia meyakini WNI di luar negeri memiliki patriotisme yang tinggi.
“Ya, hashtag itu saya belum baca,” kata Muzani saat ditemui awak media di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2025).
“Kami percaya bahwa mahasiswa kita yang belajar di luar negeri adalah orang-orang yang memiliki jiwa patriotisme dan cinta tanah air yang tinggi,” ujarnya.
Tagar Kabur Aja Dulu viral di media sosial. Hal tersebut diduga karena kekecewaan masyarakat Indonesia atas sejumlah kebijakan pemerintah yang dianggap tidak peduli terhadap nasib rakyat, salah satunya terkait pemangkasan anggaran yang diinstruksikan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Kebijakan ini berdampak pada masyarakat, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK), pemotongan anggaran pendidikan, dan sebagainya.
Tagar Kabu Aja Dulu bahkan sering diikuti dengan #IndonesiaGelap, yang semakin memperkuat narasi bahwa banyak orang merasa pesimistis dengan kondisi bangsa ini.
Video yang dihapus oleh tiktok, ditonton lebih dari 3 juta penonton dalam kurang dari 2 hari...
— Tukang Sayur (@AbanggSayur) February 15, 2025
Sepertinya ada yg kebakaran guys....😇😇#KaburAjaDulu #KaburAjaDulu pic.twitter.com/2cZT9tAScc
Tren #KaburAjaDulu ini seolah sebagai ajakan warganet kepada warga negara Indonesia (WNI) untuk menetap di luar negeri akibat situasi politik hingga ekonomi di Indonesia yang tak menentu.
Menteri Agraria Nilai Kurang Cinta Tanah Air
Menteri Agraria dan Tata Ruang Nusron Wahid meragukan sikap patriotik dan cinta terhadap tanah air masyarakat yang mengikuti tren #KaburAjaDulu.
"Kalau ada (tagar) Kabur Aja Dulu itu kan dia ini warga negara Indonesia apa tidak? Kalau kita ini patriotik sejati, kalau memang ada masalah kita selesaikan bersama," kata Nusron usai memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, dikutip Antara, Senin.

Menteri Agraria dan Tata Ruang Nusron Wahid. (ANTARA/Hafidz Mubarak)
Menurut Nusron, kabur bukan menjadi solusi bersama jika ada persoalan yang harus diselesaikan. Menurut dia, tren tersebut menandakan sikap permisif warga negara yang tidak mau menyelesaikan masalah bersama.
"Kalau kemudian hopeless gitu seakan-akan kabur aja dulu, itu menandakan, ya mohon maaf kurang cinta terhadap tanah air. Jadi, kalau ada masalah ayo kita selesaikan. Masyarakat, pemerintah, siap berdialog," kata Nusron.
Wamenaker: Kabur Aja, Kalau Perlu Jangan Balik Lagi
Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan tidak mempedulikan tagar Kabur Aja Dulu. Bahkan dia mempersilakan WNI yang ingin pergi dari Indonesia.
Immanuel juga mengimbau WNI yang telah pergi ke luar negeri agar tidak kembali lagi ke Indonesia.
"Mau kabur, kabur aja lah. Kalau perlu jangan balik lagi," kata Immanuel Ebenezer di Kementerian Desa dan Pembangunan Desa Tertinggal, Jakarta Pusat, dikutip Tempo, Senin (17/2/2025).

Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan. (ANTARA/Sinta Ambar)
Sementara itu Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha menyatakan setiap warga negara berhak untuk berpindah ke luarga negeri selama mengikuti syarat dan ketentuan yang berlaku.
Ketua Komisi XIII DPR Sebut Ekspresi Pelarian
Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya ikut menanggapi ramai tagar Kabur Aja Dulu. Dia juga mempertanyakan sikap patriotisme seluruh pihak dalam mengawal maju atau mundurnya bangsa.
Menurut Willy, ekspresi itu merupakan hak asasi bagi rakyat Indonesia. Namun, ia menggunakan peribahasa 'lebih baik hujan batu di kampung sendiri daripada hujan emas di rantau di kampung orang' untuk menggambarkan situasi saat ini.

Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya. (Fakta.com/Dewi)
Willy menekankan, menjadi diaspora memang penting karena banyak yang bisa dipelajari dari luar negeri. Tetapi, ia menyayangkan tagar #KaburAjaDulu yang lebih merupakan ekspresi pelarian.
"Emosi ya wajar saja, tapi kemudian tidak, kemudian takut saja. Itu kan cuma ekspresi pelarian. Siapa yang membangun negara bangsa ini? Kalau tidak kita semua, tanggung jawab kita lah bersama-sama," kata Willy saat ditemui awak media seusai rapat bersama Menteri Hukum di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (17/2/2025).