Surya Paloh: Demokrasi Negara Ini Super Liberal, Lebih dari AS

Ketua Umum NasDem Surya Paloh menilai demokrasi di Indonesia saat ini sangat liberal bahkan melebihi Amerika Serikat (AS).
Fakta.com, Jakarta - Ketua Umum NasDem Surya Paloh menilai demokrasi di Indonesia saat ini sangat liberal bahkan melebihi Amerika Serikat (AS). Dia pun mengeluhkan logistik yang diperlukan partainya akan meningkat pada Pemilu 2029 mendatang.
"Kebutuhan logistik. Negara ini dengan demokrasi kita, demokrasi kapitalistik, liberalisme. Itu enggak boleh kita tutup-tutupin lagi. Itu paling menyedihkan kalau kita menutupi fakta lapangan,” kata Paloh saat berpidato pada Rakor Wantim Partai NasDem di NasDem Tower, Jakarta, Jumat (15/2/2025).
“Ini demokrasi yang super liberal, lebih liberal dari Amerika," ujar Paloh.
Dia menyebut Amerika sebagai pusat pemikiran demokrasi liberal masih memiliki batasan dengan cara penggunaan dua sistem pemilihan. Pemenang Pilpres di AS tidak ditentukan oleh pemungutan suara publik secara nasional atau popular vote, melainkan melalui sistem electoral college, badan resmi yang bertugas untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden AS.
Berbeda dengan di Indonesia, pemilihan dilakukan secara langsung oleh rakyat, bukan badan khusus. Menurutnya, ada konsekuensi dari kebebasan absolut ini.
"Negara kita ini hari ini, ada konsekuensinya dengan kebebasan yang absolut seperti ini. Kita ini enggak ada. Kalau di Amerika itu masih dua sistem pemilihannya. Ada elektoralnya (electoral college), ada popular vote-nya. Kita satu aja pemilih langsung," jelas Paloh.
Paloh memberikan contoh Pilpres Amerika Serikat 2016 yang popular vote-nya memenangkan Hillary Clinton, sedangkan electoral college memenangkan Donald Trump.
"Ingat ketika Hillary bersama dengan Donald Trump. Kalau di Indonesia yang menang Hillary, karena itu dia populer vote. Nah, kita langsung. Nah, di sana Trump (yang menang). Di sana itu contoh soal," pungkasnya.
Karena itu, menurut dia, kemampuan pengorganisasian, kemampuan, dan pengetahuan tidak cukup untuk memenangkan pemilu. "Logistiknya yang besar enggak ada, karena itu!" kata Surya Paloh.