Survei Indikator: Anies Penantang Utama Prabowo, Gibran-Kaesang Kuda Hitam

Anies Baswedan akan menjadi penantang terberat Prabowo Subianto apabila keduanya kembali mencalonkan diri pada Pilpres 2029. (Foto: Tangkapan layar Instagram @aniesbaswedan)
FAKTA.COM, Jakarta - Anies Baswedan digadang-gadang akan menjadi penantang terberat Prabowo Subianto apabila keduanya kembali mencalonkan diri pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2029 mendatang.
Pada Pilpres 2024 lalu, Anies juga menjadi penantang utama bagi Prabowo. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil Pilpres 2024 yang menunjukkan pemilih Anies lebih tinggi dibandingkan dengan pemilih Ganjar-Mahfud MD.
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terhadap 19 nama tokoh/pejabat Indonesia yang akan dipilih oleh rakyat Indonesia apabila Pilpres diadakan pada tahun ini.
Hasilnya, Presiden Prabowo Subianto tetap menempati urutan tertinggi dengan skor 68,9 persen. Kemudian, disusul oleh Anies Baswedan dengan skor 8,6 persen.
Sedangkan, Ganjar Pranowo menempati posisi ketiga dengan skor 5,9 persen. Setelah itu, baru Gibran Rakabuming Raka menyusul dengan skor 3,8 persen.
Lebih lanjut, pada posisi kelima, terdapat nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan skor 3,1 persen. Posisi keenam diisi oleh Erick Thohir dengan skor 1,3 persen. Posisi ketujuh ditempati oleh Yusril Ihza Mahendra dengan skor 0,6 persen.
Posisi kedelapan diisi oleh Andika Perkasa dengan skor 0,5 persen. Posisi kesembilan diisi oleh Kaesang Pangarep dengan skor 0,4 persen. Posisi kesepuluh diisi oleh Pramono Anung dengan skor 0,2 persen.
Metode survei ini didasarkan pada warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih, berusia 17 tahun atau lebih, dan/atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling dengan sampel berjumlah 1.220 orang. Margin of error diperkirakan sebesar kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden dipilih secara acak dari seluruh provinsi di Indonesia yang terdistribusi secara proporsional, dengan rincian dalam setiap Rukun Tetangga (RT) dipilih 2 Kartu Keluarga (KK) secara acak, kemudian dari masing-masing KK tersebut dipilih secara acak satu laki-laki atau satu perempuan yang memiliki hak pilih.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Periode survei dilaksanakan pada 16-21 Januari 2025.
Anies Unggul Dibanding Keluarga Jokowi
Menurut survei yang dirilis oleh lembaga Indikator Politik Indonesia, Anies masih jauh lebih unggul dibandingkan dengan 2 anak Jokowi, yakni Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.
Padahal, Anies bukanlah kader partai politik. Sedangkan, Gibran sendiri diketahui baru saja dipecat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), sementara Kaesang merupakan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Hal ini semakin ditunjukkan dari survei terhadap partai-partai politik di Indonesia, partai manakah yang kemungkinan besar akan dipilih oleh masyarakat Indonesia apabila Pemilihan Legislatif (Pileg) DPR RI dilaksanakan saat ini. Hasilnya, posisi tertinggi tetap ditempati oleh Partai Gerindra dengan skor 35,9 persen.

Bendera-bendera partai politik peserta Pemilu 2024. (ANTARA/R. Rekotomo)
Sentimen positif terhadap Partai Gerindra tetap menempati posisi paling tinggi, disusul oleh PDIP dengan skor 13,5 persen. Kemudian, posisi ketiga diisi oleh Partai Golkar dengan skor 10,3 persen.
Posisi keempat ditempati oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan skor 6,4 persen. Dan, posisi kelima diisi oleh Partai Demokrat dengan skor 5,1 persen.
Sedangkan, posisi PSI merosot jauh di posisi ke-11 dengan skor 0,8 persen. Posisi PSI berada di bawah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Perindo. PSI juga tidak lolos dalam Pileg 2024 lalu karena tidak berhasil memenuhi parliamentary threshold.
Hal ini menandakan kepemimpinan Kaesang masih jauh dari dari kata ‘berjaya’. Padahal, Kaesang merupakan anak dari Presiden sebelumnya, yakni Jokowi.
Pamor Politik Jokowi Memudar
Anies juga masih jauh lebih populer dibandingkan Gibran dan Kaesang, meskipun Gibran sebelumnya adalah Wali Kota Surakarta dan Kaesang sempat digadang-gadang menjadi calon Gubernur Jawa Tengah. Pamor politik Jokowi juga mulai memudar setelah ia tak lagi menjabat sebagai presiden.
Setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menerbitkan putusan yang memuluskan jalan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden dalam Pilpres 2024, Mahkamah Agung (MA) diduga juga akan menerbitkan putusan yang merevisi cara penghitungan batas usia calon kepala daerah sebagai syarat. Putusan MA ini membuka ruang bagi putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, untuk maju dalam Pilkada Jawa Tengah.
Namun, setelah MA tak jadi menerbitkan putusan yang merevisi batas usia calon kepala daerah, Kaesang pun batal maju di Pilkada sebagai calon Gubernur. Akan tetapi, Kaesang berpeluang ikut serta sebagai calon wakil gubernur di DKI Jakarta ataupun di Jawa Tengah.
Hal ini menunjukkan Jokowi tetap menggunakan cara apa pun untuk ‘berkuasa’ di Indonesia, kendati ia sudah tak lagi menjabat sebagai Presiden. Bahkan, menantunya, yakni Bobby Nasution, kini terpilih kembali menjadi Gubernur Sumatera Utara.
Setelah batal maju di Pilkada, Kaesang juga ‘kejatuhan’ kasus, seperti kasus jet pribadi dan istrinya yang disebut-sebut memiliki bau badan oleh netizen.
Gibran pun kurang mendapat sorotan semenjak menjabat sebagai Wakil Presiden. Terlebih, ia juga tak becus menjalankan program “Lapor Mas Wapres”.
Sebaliknya, Anies malah semakin populer sebab disebut-sebut akan bersanding dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dalam beberapa kesempatan, Anies pun terlihat akrab dengan Ahok, salah satunya dalam agenda di Balai Kota Jakarta beberapa waktu lalu.
Keduanya tampak bercengkrama saat hadir bersama dalam agenda Bentang Harapan JakASA di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (31/12/2024). Mereka duduk bersebelahan saat acara pembukaan JakASA dengan mendengarkan sambutan dari Penjabat Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi.
"Tadi urusan sama Pak Anies beda urusan. Tunggu bulan depan tanggal main," tutur Ahok pada agenda tersebut.
Sementara itu, Anies berkelakar ia tak hanya berbincang akrab dengan Ahok, tetapi juga dengan semua tokoh yang hadir.
"[Tadi saya] ngobrol sama semua lah. Kan kalian yang bikin enggak mesra. Pak Ahok ditanyain bisikin apa? Saya bilang bisikannya, tunggu. Tunggu tanggal mainnya," ujar Anies.