Deret Aksi Kontroversial Pejabat di 100 Hari Pemerintahan Prabowo

Pemerintahan Prabowo Subianto genap berjalan 100 hari pada 28 Januari 2025. (Foto: ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga)
FAKTA.COM, Jakarta - Pemerintahan Prabowo Subianto baru genap berjalan 100 hari pada 28 Januari 2025. Terjadi berbagai perilaku yang memantik kontroversi di tengah-tengah masyarakat dari para pejabatnya.
Gus Miftah Hina Tukang Es Teh
Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah yang oleh Presiden Prabowo Subianto diangkat menjadi Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan sempat menjadi trending negatif di tengah-tengah masyarakat karena menghina tukang es teh dalam sebuah acara.
Ucapan Gus Miftah yang disampaikan saat mengisi pengajian dalam rangka "Magelang Bersholawat" di Lapangan Drh. Soepardi, Mungkid, Kabupaten Magelang, Rabu (20/11/2024), viral di media sosial. Ucapan tersebut dianggap oleh banyak masyarakat telah merendahkan seseorang.
Awalnya, penonton meminta Miftah untuk memborong dagangan es teh seorang penjual. Namun, ia justru mengeluarkan kata-kata tak pantas.
"Es tehmu jik okeh ora (es tehmu masih banyak enggak)? Masih? Yo kono didol (ya sana dijual), g*bl*k," kata Miftah dalam potongan video.
"Dolen ndisik, ngko lak rung payu yo wes, takdir (Jual dulu, nanti kalau masih belum laku, ya sudah, takdir)," sambungnya.

Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah.
Pernyataan Miftah itu pun diikuti gelak tawa dari sejumlah orang yang ada di atas panggung.
Di platform media sosial X dan Instagram, banyak yang mengkritik ucapan Gus Miftah karena dinilai tidak mencerminkan sikap seorang penceramah atau dai yang seharusnya memberikan ketenangan dan kesejukan.
Imbas dari kejadian tersebut, Gus Miftah pada akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto untuk bidang Kerukunan Umat Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
"Hari ini, dengan segala kerendahan hati dan ketulusan, dan dengan penuh kesadaran, saya ingin sampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam. Setelah berdoa, bermuhasabah, dan istighfar, saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan," ucap Gus Miftah saat konferensi pers di Ponpes Ora Aji, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (6/12/2024).
Miftah dengan suara bergetar menuturkan bahwa keputusan itu bukan karena tekanan maupun permintaan siapa pun, akan tetapi didasari rasa cinta, hormat, dan tanggung jawab mendalam kepada Presiden Prabowo Subianto serta seluruh masyarakat.
“Keputusan ini bukanlah sebuah akhir ataupun langkah mundur, melainkan langkah awal untuk terus berkontribusi kepada bangsa dan negara dengan cara yang lebih luas dan beragama," ujarnya.
Patwal Raffi Ahmad yang Arogan
Masih dari Utusan Khusus Presiden, kali ini Raffi Ahmad yang diutus menjadi Utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pekerja Seni menuai perbincangan publik akibat petugas patroli pengawalan (patwal) yang tengah mengawal mobil dinas miliknya viral di media sosial.
Dalam unggahan video dari akun @MafiaWasit di media sosial, seorang petugas patroli pengawalan (patwal) mengawal mobil dinas Utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad berpelat nomor RI 36.
Video tersebut menunjukkan bagaimana petugas patwal membuat ruang jalan yang cukup agar mobil yang dikawalnya dapat lancar melaju. Saat terhalang oleh sebuah mobil taksi Alphard yang hampir bersenggolan dengan mobil Ertiga, sang patwal menyalip untuk kemudian menunjuk taksi tersebut dengan gestur arogan.

Petugas patroli pengawalan (patwal) yang mengawal mobil dinas Raffi Ahmad bertindak arogan.
Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Argo Wiyono menjelaskan kejadian tersebut terjadi pada Rabu (8/1/2025) sekitar pukul 16.30 WIB, di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta. Menurutnya, petugas patwal itu tengah melerai dua pengendara mobil yang diklaim sedang berdebat.
Namun, netizen cenderung berkomentar negatif soal polisi yang mestinya melindungi, melayani, mengayomi masyarakat.
"Melindungi dan Melayani Pejabat," sindir @anggamaf_.
"@NTMCLantasPolri @NTMC_Info ngapain itu anggota kalian pakai nunjuk-nunjuk ke pengemudi taxi tsb? Taxi stuck saat akan pindah lajur. Kenapa harus dapat perlakukan khusus? Semua orang juga punya keperluan. Jika tidak mau terlambat, bilang sama juragannya agar bangunnya pagian!!" kicau @BigEdik.
Deddy Corbuzier Kritisi Anak-anak
Seorang selebriti yang diberikan pangkat Letnan Kolonel Tituler Deddy Corbuzier menuai kontroversi akibat video yang diunggah ke media sosial Instagram berisikan dirinya mengkritisi anak-anak penerima Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dalam unggahan tersebut, Deddy menyoroti anak yang mengatakan ayam goreng yang diterima dari menu MBG tidak enak.
“Ada satu video yang gua liat ada anak ngomong ayamnya kurang enak, kurang enak kurang enak pala lu p*a kurang enak ayamnya,” ujar Deddy dalam video tersebut.
Video ini lantas menjadi perbincangan netizen hingga memantik pemerhati anak dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) buka suara.
Dalam kolom komentar unggahan tersebut, beberapa netizen memberikan komentar yang beragam.
“Buzzernya pemerintah,” tulis akun @ayyubkhant
“Astaghfirullah...Pilihan kata yang digunakan, memprihatinkan…” tulis akun @neyrhiza.
Menanggapi hal tersebut, Pemerhati Pendidikan dan Anak, Retno Listyarti mengatakan bahwa anak-anak pada usia berapa pun berhak untuk berpendapat.
"Anak-anak juga berhak menyatakan enak atau tidak enak. Ketika ditanya tentang program misalnya makan bergizi gratis yang dia dapatkan," kata Retno kepada FAKTA melalui pesan tertulis, Senin, (20/1/2025).
Retno, yang juga merupakan eks Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) periode 2017-2022 ini, mengungkapkan apa yang dilakukan oleh Deddy berpotensi untuk melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak.
"Dengan demikian, Deddy Corbuzier ini berpotensi lho ya melanggar undang-undang perlindungan anak. Dan dia juga tidak bijak karena membandingkan sesuatu yang sebenernya tidak apple to apple, tidak setara," tegas Retno.
KPAI juga turut merespons viralnya video Deddy Corbuzier yang menghardik anak yang memprotes menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Wakil Ketua KPAI Jasra Putra mengatakan setiap anak pasti memiliki makanan favoritnya masing-masing.
"Anak-anak tentu punya makanan kesukaannya masing-masing, maka wajar jika anak membandingkan dengan apa yang mereka rasakan dari program tersebut," kata dia, dalam pernyataan yang dirilis KPAI pada Selasa (21/1/2025).
Jasra mengungkapkan pemerintah harus mensosialisasikan setiap program dan memberikan ruang kritik bagi penerimanya.
“Setiap program harus dapat disosialisasikan dan memberikan ruang terhadap penerima dalam mempresentasikan pendapat, hal ini akan menjadi bagian untuk mengetahui kendala yang muncul dan mencari solusi agar program MBG dapat berjalan secara efektif," ujar Jasra.
Menurutnya, anak-anak sebagai penerima manfaat MBG harus dilindungi dari berbagai bentuk diskriminasi atas pendapat yang mereka sampaikan.
"Anak dalam program ini tentu menjadi penerima manfaat. Maka setiap partisipasi anak harus dihargai dan didengar, serta dilindungi dari berbagai bentuk diskriminasi atau pengabaian terhadap perasaan mereka," pungkas Jasra.
Uya Kuya Ngonten di Bekas Kebakaran Los Angeles
Dalam sebuah video yang diunggah oleh akun TikTok @camr1517 pada Jumat, (17/1) lalu terlihat anggota DPR RI Uya Kuya beserta beberapa orang sedang shooting video di depan rumah korban kebakaran Los Angeles, Amerika Serikat.
Carolina Ramirez sang pemilik akun tersebut mengungkapkan kekecewaannya terhadap Uya Kuya yang menjadikan musibah yang menimpa dirinya menjadi sebuah konten.
“Mereka sama sekali tidak menghormati kehilangan yang kami alami,” ujar pemilik akun tersebut.
Mendikti didemo ASN
Ratusan pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menggelar demo secara damai di depan kantor Kemdiktisaintek, Jakarta, Senin (20/1/2025).
Aksi tersebut dipicu pemberhentian secara mendadak kepada salah seorang pegawai Kemdiktisaintek bernama Neni Herlina, beberapa waktu yang lalu.
"Mungkin ada kesalahpahaman di dalam pelaksanaan tugas dan itu menjadi fitnah atau suuzon bahwa Ibu Neni menerima sesuatu, padahal dia tidak melakukannya," kata Ketua Paguyuban Pegawai Dikti Suwitno dalam kegiatan tersebut.

Ratusan ASN Kemendikti menggelar demo di kantornya. (Foto: Antara)
Tak hanya itu, Suwitno menyebutkan perlakuan yang diklaim tidak adil juga sebelumnya dibebankan kepada pegawai lain yang enggan disebutkan namanya.
Ia menjelaskan kegiatan yang diikuti oleh sebanyak kurang lebih 235 pegawai itu ditujukan untuk menyampaikan kepada khalayak, terutama Presiden RI Prabowo Subianto terkait apa yang terjadi.
"Kami lebih kepada menyampaikan saja, terutama adalah kepada pejabat atau kepada Bapak Presiden yang sebenarnya mengangkat dan menunjuk beliau (Satryo Soemantri Brodjonegoro) sebagai Menteri," ujarnya.
Dalam aksinya, mereka menyanyikan sejumlah lagu kebangsaan seperti Indonesia Raya dan Bagimu Negeri, teriakan yel-yel, serta pembentangan spanduk dan sejumlah karangan bunga.
Beberapa karangan bunga bertuliskan, "Kami Tidak Diam Saat Hak Diinjak. #Lawan! #MenteriDzalim #PaguyubanPegawaiDikti. Salah satu spanduk bertuliskan, "Institusi Negara Bukan Perusahaan Pribadi Satryo dan Istri!".
KKP sempat enggan bongkar pagar laut
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyayangkan pembongkaran pagar laut sepanjang 30 kilometer di Pantai Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten, yang dilakukan oleh TNI Angkatan Laut.
“Saya dengar berita ada pembongkaran oleh institusi Angkatan Laut, saya tidak tahu. Harusnya itu barang bukti setelah dari hukum sudah terdeteksi, terbukti, sudah diproses hukum, baru bisa (dicabut),” kata Trenggono di Pantai Kedonganan, Kabupaten Badung, Bali, Ahad, 19 Januari 2025.

Petugas KKP menyegel pagar laut di perairan Kabupaten Tangerang, Banten. (Foto: Antara)
Menurut dia, seharusnya pencabutan pagar laut dilakukan setelah dijadikan barang bukti dan usai penyidikan selesai, hingga diketahui siapa yang memasangnya.“Pencabutan kan tunggu dulu dong, kalau sudah tahu siapa yang menanam kan lebih mudah (penyidikan),” ujarnya.
Verrel Bramasta ajak Selebgram Keliling DPR
Anggota DPR RI Verrel Bramasta turut menuai kontroversi dari masyarakat ketika dirinya mengundang selebgram Fujianti Utami Putri atau Fuji berkeliling di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Dalam video yang diunggah di Instagram, terlihat Verrel memandu Fuji memasuki beberapa gedung yang ada di DPR. Hal tersebut pun sontak mendapatkan reaksi yang beragam dari netizen.
Pemilik akun X @hnirankara , mengomentari kegiatan yang dijalani Verrel dan Fuji tersebut.
“Dah saya bilang kalo nih anggotan dewan otaknya kopong modal public speaking doang pake bahasa inggris tapi gak ada bobotnya sama sekali wkwk. Inget ya, PAN tuh lagi ngebranding kader2 mereka buat modal Pemilu 2029. Konteks: Verrel ngajak Fuji keliling gedung DPR.”tulis pemilik akun tersebut.
Penulis: Daffa Prasetia