Terungkap, 3 Golongan yang Paling Tidak Puas dengan Kinerja Prabowo

Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/12/2024). Survei mengungkap pihak-pihak yang paling tak puas dengan kinerjanya. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
FAKTA.COM, Jakarta – Sejak dilantik pada 20 Oktober 2024, Presiden Prabowo Subianto menuai kepuasan publik yang tinggi. Namun, tiga kelompok masyarakat terdeteksi paling skeptis dengan kinerjanya. Siapa saja mereka?
Hal itu terungkap dalam survei dari lembaga Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada Senin (27/1/2025). Survei yang digelar pada 16-21 Januari 2025 ini memakai metode multistage random sampling dengan sampel berjumlah 1.220 orang. Margin of error-nya diperkirakan +/- 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei itu mengungkap 79,3 persen responden puas terhadap kinerja Prabowo. Rinciannya, 13,5 persen responden merasa sangat puas, dengan 65,8 persen masyarakat cukup puas.
Sementara itu, hanya 16,3 persen responden yang merasa kurang puas dengan kinerja Prabowo; 0,6 persen tidak puas sama sekali; dan 3,8 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Philips Jusario Vermonte menganggap hasil survei dari Indikator Politik Indonesia mengenai 100 hari kerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sebagai kabar baik.
"Presiden dan juga Kabinet Merah Putih menyatakan apresiasi terhadap masyarakat yang memberi penilaian baik sekali terhadap hal-hal yang telah dilakukan dalam 3 bulan pertama masa pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran Rakabuming Raka," ujar Philips, saat menghadiri rilis survei yang dilakukan secara daring tersebut, Senin (27/1/2025).
Peneliti utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadin, memprediksi masa ‘bulan madu’ politik antara Prabowo dengan rakyat Indonesia akan berlangsung lebih lama dibandingkan masa pemerintahan pertama Presiden ketujuh RI Joko Widodo dan periode kedua Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Tingkat kepuasan publik terhadap Prabowo tinggi. (dok. Indikator)
Jokowi saat menjabat pada periode pertama mengeluarkan kebijakan tidak populer, yakni menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). SBY mengalami masa ‘bulan madu’ politik yang singkat pada periode kedua karena ada kasus Bank Century dan sejumlah kasus hukum yang melibatkan elite Partai Demokrat.
Sementara itu, Burhanuddin menyebut Prabowo, kendati terbilang gagal dalam melaksanakan program Makan Bergizi Gratis (MBG), mendapat kepuasan kinerja yang masih tinggi karena pembatalan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen.
"Kemarin sempat muncul isu kenaikan PPN secara umum, tetapi kemudian Presiden dan Kementerian Keuangan sepertinya berubah. Hanya menaikkan PPN 12 persen untuk barang mewah, dan itu yang membuat kepuasan terhadap Presiden Prabowo relatif masih tinggi," terang dia, dikutip dari Antara.
Latar belakang responden
Survei Indikator ini juga mengungkap latar belakang masyarakat yang memiliki kepuasan tinggi terhadap kinerja Prabowo.
Untuk kategori gender, responden bergender perempuan lebih puas terhadap kinerja Prabowo dibandingkan dengan masyarakat bergender laki-laki. Yakni, 80,6 persen berbanding 78 persen.
Untuk kategori generasi, generasi Z (kelahiran 1997 sampai 2012) menjadi generasi dengan tingkat kepuasan lebih tinggi terhadap Prabowo dibandingkan generasi lainnya, yakni 81,7 persen.
Untuk kategori agama, responden beragama Islam menempati tingkat kepuasan tertinggi skor 80,7 persen. Dan, untuk kategori etnis, etnis Bugis memiliki tingkat kepuasan tertinggi dengan skor sebesar 92,4 persen.

Latar belakang responden survei kepuasan publik versi Indikator. (dok. Indikator)
Berdasarkan kategori pendidikan, masyarakat dengan tingkat kepuasan tertinggi berasal dari pendidikan SMA/SLTA dengan 80,2 persen.
Dalam kategori pekerjaan, kepuasan tertinggi ditempati oleh golongan masyarakat yang masih sekolah/kuliah dengan skor 87,9 persen. Lalu, tingkat kepuasan tertinggi berdasarkan kategori pendapatan ditempati oleh golongan dengan pendapatan lebih dari atau sama dengan Rp4 juta dengan skor 86 persen.
Menurut kategori demografi dan wilayah, warga pedesaan memiliki tingkat kepuasan tertinggi dengan skor 79,4 persen; dengan wilayah Sulawesi memiliki tingkat kepuasan tertinggi dengan skor 91,2 persen.
Ketidakpuasan Warga Banten, Batak, dan Muhammadiyah
Kendati begitu, banyak juga kelompok masyarakat yang tidak puas dengan kinerja Prabowo. Dari sekian banyak latar responden, survei Indikator mengungkap tiga golongan dengan tingkat ketidakpuasan tertinggi.
Pertama, dalam kategori etnis. Responden berlatar suku Batak punya tingkat ketidakpuasan tertinggi dibanding etnis lain dengan angka 41,3 persen.
Kedua, dalam kategori wilayah. Responden dari Banten punya tingkat ketidakpuasan tertinggi dibanding provinsi lain dengan skor 32,6 persen.
Ketiga, dalam kategori agama. Responden berlatar organisasi masyarakat Muhammadiyah punya tingkat ketidakpuasan terhadap Prabowo tertinggi dengan skor 25,6 persen.

Alasan ketidakpuasaan terhadap kinerja Prabowo. (dok. Indikator)
Survei ini juga mengungkap ragam alasan ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja Prabowo.
Alasan ketidakpuasan tertinggi ditempati oleh “hasil kerja belum ada, kinerja buruk” dengan skor 44,7 persen. Posisi kedua ditempati oleh alasan “program kerja belum terealisasi dengan baik” dengan skor 14 persen.
Posisi ketiga ditempati oleh alasan “baru menjabat” dengan skor 13,1 persen. Posisi keempat ditempati oleh alasan “harga bahan pokok meningkat” dengan skor 6,1 persen. Dan, posisi kelima ditempati oleh alasan “bantuan tidak tepat sasaran/merata” dengan skor 3,3 persen.