Megawati Sentil Polisi: Kamu Itu Jangan Suka Nangkepin Orang

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan kritik kepada polisi terkait kebebasan berekspresi, khususnya di bidang seni. (Foto: Antara)
FAKTA.COM, Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan kritik kepada aparat penegak hukum terkait kebebasan berekspresi, khususnya di bidang seni. Kritik tersebut disampaikan Megawati dalam acara bimbingan teknis PDIP di Jakarta International Expo, Jumat (24/1).
Megawati berpesan dengan mengingatkan aparat penegak hukum agar tidak semena-mena menangkap rakyat.
“Makanya jangan, kepada polisi di sini, kamu itu mbok jangan nangkep-nangkepin orang, to yo! Semua orang itu rakyat Indonesia,” kata Megawati.
Politisi PDIP ini menyinggung isu yang sempat ramai pada Desember 2024 terkait dugaan pembungkaman kebebasan berekspresi terhadap pelukis Yos Suprapto.
“Makannya waktu ada lukisannya Yos Suprapto, lha kok katanya dia mau ditahan. Aku bilang waktu itu, lha kok polisi kering men to yo. Karena apa? Ekspresi seni itu harus dilihat bukan oleh kitanya, harus seperti tadi saya tanya, menggali keinginan dia dan itu harus dihormati,” ujar Megawati.
Dia menjelaskan pandangannya yang fleksibel terhadap kesenian itu diwarisi dari ayahnya, Presiden Soekarno. “Keluarga Bung Karno itu seniman dan seniwati. Jadi, semua orang taunya kita keluarga politisi, ndak,” ungkapnya.
Megawati juga menyampaikan pesan kepada kader PDIP agar lebih memahami seni dan tidak asal berbicara. “Anak-anak PDI Perjuangan jangan bodoh! Kalau nggak tahu seni, meneng (diam)! Jangan sok-sok kaya ngerti. Terus yang namanya (seni) itu terserah mereka (seniman),” tegasnya.

Puluhan lukisan dipersembahkan untuk Megawati Soekarnoputri di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (24/1/2025). (Fakta.com/Dhia Oktoriza Sativa)
Dalam pidatonya, Megawati juga mengapresiasi puluhan lukisan yang dipersembahkan untuknya, termasuk yang menggambarkan wajahnya secara cantik maupun kurang menarik. Ia menegaskan tetap menghormati karya seniman terlepas dari selera pribadinya.
Lebih lanjut, Megawati mencontohkan apresiasi seni di Eropa dan Rusia, di mana karya seni abstrak sering kali memiliki nilai tinggi. "Di sana semakin enggak jelas seninya, malah semakin mahal harganya. Bukan malah ditangkep," tambahnya.
Penulis: Dhia Oktoriza Sativa