OCCRP Ungkap Fakta di Balik Jokowi Finalis Tokoh Terkorup 2024

Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo menjadi salah satu finalis pemimpin negara paling korup 2024 versi Oganized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).
FAKTA.COM, Jakarta - Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo masuk nominasi pemimpin negara paling korup 2024 versi Oganized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Organisasi jurnalisme investigasi dunia itu mengungkap alasan di balik keputusan memasukkan nama Jokowi sebagai salah satu finalisnya.
Dalam laman resminya, OCCRP menyampaikan bahwa penghargaan “Tokoh Kejahatan Terorganisasi dan Korupsi” ini telah dilakukan selama 13 tahun. Nama-nama tokoh yang masuk nominasi diputuskan oleh panel juri ahli dari masyarakat sipil, akademisi, dan jurnalisme yang memiliki pengalaman luas dalam menyelidiki korupsi dan kejahatan.
Pemilihan nominasi tersebut berdasarkan pemungutan suara secara daring dan memiliki beberapa dasar untuk dimasukkan sebagai finalis. OCCRP menerima lebih dari 55 ribu kiriman, termasuk beberapa tokoh politik paling terkenal bersama dengan individu yang kurang dikenal.
OCCRP mengeklaim tidak memiliki kendali atas siapa yang dinominasikan. Nama tokoh yang disarankan datang dari orang-orang di seluruh dunia, termasuk nominasi mantan Presiden Indonesia Joko Widodo.
OCCRP mengakui tidak memiliki bukti bahwa Jokowi terlibat dalam korupsi untuk keuntungan finansial pribadi selama masa jabatannya. Namun, kata dia, kelompok masyarakat sipil dan para ahli mengatakan bahwa pemerintahan Jokowi secara signifikan melemahkan komisi antikorupsi Indonesia, KPK.
Selain itu, kata OCCRP, Jokowi juga dikritik secara luas karena merusak lembaga pemilihan umum (KPU) dan peradilan Indonesia (Mahkamah Konstitusi) untuk menguntungkan ambisi politik putranya, Gibran Rakabuming Raka, yang sekarang menjadi wakil presiden di bawah presiden baru Prabowo Subianto.
“Para juri menghargai nominasi warga negara, tetapi dalam beberapa kasus, tidak ada cukup bukti langsung tentang korupsi yang signifikan atau pola pelanggaran yang sudah berlangsung lama,” kata Penerbit OCCRP Drew Sullivan.
“Namun, jelas ada persepsi yang kuat di antara warga negara tentang korupsi dan ini seharusnya menjadi peringatan bagi mereka yang dinominasikan bahwa masyarakat sedang mengawasi, dan mereka peduli. Kami juga akan terus mengawasi,” sambungnya.
🏆OCCRP’s 2024 Corrupt Person of the Year is … Bashar al-Assad.
— Organized Crime and Corruption Reporting Project (@OCCRP) December 30, 2024
The ousted Syrian president turned Syria into a narco-state, financing his authoritarian regime through an array of organized crime, including the production and trafficking of Captagon, an addictive street drug. pic.twitter.com/i13pw1ag0o
Di penghujung 2024, OCCRP mengumumkan mantan Presiden Suriah, Bashar al-Assad sebagai pemenang nominasi "Tokoh Tahun Ini" 2024. Ini adalah sebuah penghargaan yang menyoroti individu atas tindakannya memajukan kejahatan dan korupsi secara global sehingga merusak demokrasi dan hak asasi manusia.
Lima orang lainnya yang menjadi finalis tokoh Kejahatan Terorganisasi dan Korupsi 2024 yaitu Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, pengusaha India Gautam Adani, termasuk Jokowi.
Organisasi yang berkantor di Amsterdam ini mengatakan proses seleksi akhir didasarkan pada penelitian investigasi dan keahlian kolektif jaringan mereka. Penghargaan ini menyoroti sistem dan aktor yang memungkinkan terjadinya korupsi dan kejahatan terorganisasi, tetapi juga berfungsi sebagai pengingat akan kebutuhan yang berkelanjutan untuk mengungkap ketidakadilan.
Mereka menekankan bahwa penghargaan ini terkadang disalahgunakan oleh individu yang ingin memajukan agenda atau ide politik mereka. Namun, OCCRP menegaskan tujuan dari penghargaan ini tunggal: untuk memberikan pengakuan terhadap kejahatan dan korupsi.
Respons Jokowi
Jokowi tersenyum ketika ditanya terkait dirinya menjadi finalis tokoh terkorup 2024 versi OCCRP. Dia hanya meminta pembuktian terkait hal ini.
"Korupsi apa? Yang dikorupsi apa? Ya dibuktikan, apa," kata Jokowi kepada wartawan di rumahnya di Solo, Selasa (31/12/2024).
"Sekarang banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat. Banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti. Terjadi sekarang ini," ujarnya.














