Kekalahan RIDO akibat Terlalu Anggap Remeh dan Banyak Blunder

Ridwan Kamil-Suswono dalam kampanye akbar kedua di Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu (23/11/2024). (Fakta.com/Rodrikson Alpian Medlimo)
FAKTA.COM, Jakarta - Peneliti Utama Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Siti Zuhro mengatakan, penyebab kekalahan Pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) di Pilgub DKI Jakarta 2024 disebabkan mesin partai koalisi pendukung paslon nomor urut 1 ini tidak bekerja maksimal.
"Mungkin mereka terlalu menganggap remeh pasangan Pramono Anung-Rano Karno. Sebab sebagaimana kita ketahui Pak Ridwan Kamil-Suswono didukung Presiden Prabowo, kemudian Mantan Presiden Joko Widodo, serta Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka," demikian penjelasan Zuhro saat dihubungi FAKTA melalui WhatsApp, Senin (2/12/2024).
"Mereka merasa telah cukup dengan dukungan Prabowo dan Jokowi. Padahal saat ini Jokowi sudah tidak laku di Jakarta, sehingga terbukti tidak signifikan memberikan sokongan suara bagi pasangan RIDO," tambah Profesor Riset Ilmu Politik tersebut.
Hal ini merupakan bentuk kegagalan tim sukses RIDO untuk meyakinkan pemilih atau rakyat Jakarta. Ironisnya, pasangan RIDO didukung oleh partai besar pemenang pemerintahan.
Selain itu, menurut pengamat politik yang biasa dipanggil dengan sapaan Mbak Wiwik ini, pasangan RIDO kurang turun ke lapangan. Hal tersebut berbanding terbalik dengan pasangan Pramono Anung-Rano Karno. Pasangan yang didukung PDI Perjuangan dan Partai Umat ini bergerak ke bawah secara masif.
Pada awalnya, elektabilitas Pasangan RIDO sebelum kampanye cukup signifikan, mencapai 61 persen. Tetapi menjelang pencoblosan, elektabilitas paslon RIDO tersebut terus melorot sehingga disalip pasangan Pram-Doel.
Ini berbanding terbalik dengan calon lain yang juga didukung Prabowo seperti Cagub Sumut Bobby Nasution, Cagub Jatim Khofifah Indar Parawansa, Cagub Jateng Komjen Pol. (Purn.) Ahmad Luthfi, Cagub Jabar Dedi Mulyadi, serta Cagub Banten Andra Soni.
"Meskipun didukung Pak Prabowo, mereka tetap menyapa warga. Seandainya Pasangan RIDO melakukan hal yang sama, dia pasti menang," ujar Zuhro.
Faktor lain yang membuat Pasangan RIDO tertinggal menjelang coblosan, narasi yang mereka bangun sering kepleset. Termasuk soal janda yang akhirnya jadi blunder. "Kalau ada kesempatan putaran kedua, Pasangan RIDO harus belajar dari pengalaman ini," pungkasnya.