Berkat Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Menguat

Ilustrasi. (Dokumen Pixabay)

FAKTA.COM, Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (1/7/2024), ditutup menguat dipengaruhi penurunan inflasi di Indonesia.

Pada akhir perdagangan, rupiah naik 54 poin atau 0,33% menjadi Rp16.321 per US$ dari sebelumnya sebesar Rp16.375 per US$.

"Rupiah masih akan stabil, cenderung menguat," kata Ekonom Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto kepada Antara.

Dampak Pelemahan Rupiah Kian Nyata, Harga BBM Bisa 'Meronta'

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami deflasi 0,08% pada Juni 2024 jika dibanding dengan IHK bulan sebelumnya (month to month/mtm).

Terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,37 pada Mei 2024 menjadi 106,28 pada Juni 2024. Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahunan mencapai 2,51% (year on year/yoy) dan inflasi tahun kalender 1,07% (year to date/ytd).

Rully menuturkan kondisi tersebut memberikan pengaruh positif yakni penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

POINTER: Menguji Intervensi Pemerintah dalam Menguatkan Nilai Tukar Rupiah

Selain itu, penguatan rupiah juga didukung oleh faktor dari mulai berkurangnya permintaan valas memasuki kuartal III-2024.

"Karena faktor musiman, jadi di kuartal III-2024 tidak ada lagi pembayaran dividen valas, repatriasi, dan musim haji," ujarnya.

Sebagai tambahan informasi, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menguat ke level Rp16.355 per US$ dari sebelumnya sebesar Rp16.394 per US$.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//